Shenita melangkah gontai disepanjang koridor, sekolah sudah sangat sepi karena jam pulang telah berdentang sejak setengah jam yang lalu. Shena terpaksa menunda kepulangannya karena ada sedikit urusan yang diselesaikannya dikantor kepsek, urusan beasiswa yang diikutinya.
Mungkin bagi siswa yang lain yang notabene anak orang kaya beasiswa tak ada artinya, tapi tidak bagi Shena, ia sangat berharap mendapatkan beasiswa mengingat tak ada orang lain yang menopang kehidupannya dikota ini selain dirinya sendiri. Jadi jika ia mendapatkan beasiswa ia tak harus pusing memikirkan biaya sekolah, hanya terfokus pada biaya makan sehari-hari dan bayar kost.
Dan hari ini adalah hari terbahagia dihidup Shena, ia lulus di seleksi beasiswa yang diikutinya beberapa hari yang lalu. Hal menggembirakan itu didengarnya langsung dari pak Kepsek, pak Sujatmiko. Dan bisa ditebak, Shena langsung sujud syukur dihadapan pak Sujatmiko yang menatapnya dengan tatapan hangat kebapakan.
Saat hindak menyeberang areal parkir tiba-tiba langkah kaki Shena terhenti, ia merasakan ada panggilan alam yang tak bisa ditunda dari perutnya, kantung kemihnya penuh dan menuntut untuk melaksanakan kunjungan rutin ke toilet. Shena memutar balik badannya dan mengarahkan langkah kakinya ketoilet dilantai dasar disebelah ruang olahraga.
Saat melangkah masuk keareal toilet mendadak telinganya mendengar suara desahan aneh, matanya berputar mencari asal suara dan alamak!!!! Pamandangan vulgar yang harusnya disensor terpampang didepan matanya. Sepasang anak manusia sedang asyik memakan bibir pasangannya dengan tangan sipelaku cowok yang gerilya kesana kemari, sicewek yang memakai seragam seperti yang dipakai Shena tersandar kedinding dengan roknya yang telah tersingkap keatas paha dan tubuhnya terkurung tubuh sicowok, sepertinya cowok itu bukan siswa disini ditilik dari kemeja flanel dan celana jeans biru yang membungkus tubuhnya.
Keduanya begitu asyik dengan aktivitas panasnya sampai tak menyadari keberadaan Shena diambang pintu. Ini sekolah apa tempat mesum sih? Pikirnya seraya geleng-geleng kepala tak mengerti.
"Ehemmm...ehem...Ini sekolah bukan penginapan, gak ada tempat lain apa buat begituan!!!" Sontak suara keras Shena mengagetkan keduanya, buru-buru menghentikan kegiatannya dan memandang kearah Shena yang menyandar dipintu dengan tangan terlipat didada.
"She...Shena?" Sicewek gugup dengan wajah pucat pasi sementara pasangannya hanya cengar-cengir dengan tampang tak bersalah dan terang-terangan membalas tatapan tajam Shena, benar-benar tak punya malu!!
Sepintas lalu Shena bisa memastikan sicewek adalah anak kelas sepuluh, ia hafal wajahnya tapi tak mengetahui namanya. Dengan langkah pelan dan tertunduk malu cewek itu menghampiri Shena bermaksud untuk keluar dari ruangan panas itu. Shena merentangkan tangannya menghalangi langkah sicewek.
"Lain kali kalo mau pacaran liat tempat dong, apalagi sampe bawa orang asing kelingkungan sekolah, kalo ketahuan guru lo bisa di DO." Shena memperingatkan.
"Dia bukan pacar gue," HA???? Shena melongo, bukan pacar tapi kok bisa berbuat seperti tadi? "Gue gak kenal dia." Ebusyeeeet, gak kenal tapi malah pasrah digrepe-grepe.
"Gak kenal tapi kok lo mau digonoin tadi?" bahasa apa tuh Shen? Bodo!!!
Sicewek kian memerah parasnya, "Soalnya dia gantengnya ampun-ampunan deh, gak rugi kalo disosor dikit," ujarnya seraya menundukkan kepala tak berani menatap mata tajam Shena.
Tepok jidat!!!! Shena geleng-geleng kepala dengan posisi telapak tangan menempel dikening. "Eh lo mau kemana?" tangan Shena kembali menahan langkah sicewek.
"Mau balik."
"Benerin dulu pakean lo, kalo lo keluar dalam keadaan begini gue yakin lo bakalan diterkam om-om ganas diluar sana,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
Romance"Bagaimana? Kalian menemukannya?" terdengar bentakan keras suara perempuan, dan ia kenal itu suara Tante Maya adik kandung mamanya. "Tidak ketemu Nyonya, sial!! Cepat sekali anak itu menghilang." Tante Maya menggeram marah, "Cari sampai ketemu...