_24 END_

4.9K 267 10
                                    

Shena yang duduk didalam kamarnya riba-tiba tersentak, kamarnya jadi gelap gulita akibat listrik padam. Ia berniat keluar kamar untuk mencari lilin sebagai penerangan, memang akhir-akhir ini dikawasan rumah Josh sering terjadi pemadaman listrik entah apa sebabnya.

Belum sempat ia beranjak dari ranjangnya tiba-tiba sebuah gambar muncul didinding kamarnya, foto sebuah rumah minimalis bertingkat dua bercat putih abu-abu yang dipancarkan melalui slide proyektor, foto itu berganti menjadi foto kebun sawit yang sangat luas dikiri kanan dan jalan tanah ditengah-tengahnya.

Shena mengernyitkan keningnya yang sedikit berdenyut, sepertinya ia familiar dengan kedua tempat tadi tapi itu dimana? Rasa sakit dikepalanya kian menjadi saat didinding muncul raut perempuan setengah baya yang sedang berbicara dan ia menyebut nama Anita dan Arsen.

Shena memegang kepalanya yang terasa mau pecah, sakit yang amat sangat menyerangnya, sekelumit ingatan mengenai foto dan orang dalam video tadi muncul secara acak dalam kepalanya, mula-mula samar dan terlihat seperti bayang-bayang namun lama kelamaan gambar itu kian nyata dan terpampang jelas dibenaknya. Berputar-putar seperti seperti benang kusut membuat sakit dikepala Shena kian menjadi.

Ingatan itu kembali, ingatan saat ia menyaksikana mobil orang tuanya yang hancur, saat ia menghadiri pemakaman keduanya, saat ia dipaksa ijab kabul dengan aki-aki tua dan saat ia meloncat dari jendela dan kabur dari rumah.

Potongan-potongan itu kian memenuhi memeorinya, senyum manis Josh, cengiran lucu dan tampang menjengkelkan Panji,Adit, Deni dan Budi hadir silih berganti seolah ia sedang menonton layar tancap.

"AAAAAARRGGGGG" Shena berteriak sambil memegang kepalanya, kepalanya serasa ditusuk-tusuk ribuan paku tajam, sakit sekali.

"Shen....Shena, kamu nggak apa-apa?" kamarnya terang benderang dan Shena menemukan raut khawatir dihadapannya.

"Josh...itu...itu ..tadi kok bisa ada foto rumahku, dan...video tante Maya?" tanyanya terputus-putus .

"Shena, kamu sudah ingat semuanya? Ingatanmu sudah kembali?" Josh mengguncang-guncang bahu Shena.

"Ya, aku ingat, itu tadi foto rumahku di Petapahan kan? Kok bisa ada sama kamu?"

"Syukurlah," Josh memeluk Shena haru, air mata mengalir deras dipipinya ternyata usahanya mengunjungi kampung halaman Shena di Riau sana tak sia-sia. Keempat sahabatnya ikut berpelukan dengan gembira.

"Jadi kamu pergi ke Riau? Kamu ketemu tante Maya? Apa ia menyusulku kesini? Aku takut Josh jika ia menemukanku ia pasti akanmenyerahkanku pada mbah Jambrong, aku nggak mau!!" pekik Shena histeris.

"Sssshh, semua sudah berakhir, kamu nggak perlu takut lagi sama tante maya dan aki-aki bau tanah itu, mereka semua mendapatkan hukuman yang setimpal," Josh memperat pelukannya.

"Maksud kamu?"

Josh menceritakan semuanya dan Shena mendengarkan dengan berurai air mata, ia tak menyangka Josh yang selama ini dianggapnya egois mau bersusah payah melakukan semua itu untuknya.

"Jadi benar tante Maya pelakunya?"

"Ya, dan akan meringkuk dipenjara dalam waktu yang sangat lama, menerima hukuman atas kejahatan yang telah dilakukannya."

Shena menatap Josh tak percaya, "Josh, terima kasih ya. Terima kasih."

"Kembali kasih," Ucap Josh dan kembali memeluk Shena, keempat temannya tak mau ketinggalan dan ikut memeluk keduanya.

"Ikut ahhhh," dan keenamnya berpelukan sambil tertawa ceria.

***

E N D


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang