Sesuai janjinya, Panji tak membiarkan Shena tinggal berdua dengan Josh dirumah mewah ini, apalagi kedua orang tua Josh sudah balik ke amerika. Disetiap kesempatan ia selalu setia memunculkan wajah cakepnya didepan Shena. Tentu saja perjanjian ini diluar pengetahuan Josh dan ketiga sohibnya yang lainnya. Seandainya Josh tahu bisa-bisa Panji dipecat sebagai rekan setianya dan Shena juga bakal dilengserkan kedudukannya sebagai soulmate sejatinya.
Sore menjelang malam dikediaman Patterson dihabiskan kelima sahabat itu diruang keluarga. Panji dan Josh sibuk makan kacang dengan kulitnya yang mendarat ditubuh temannya yang lain. Adit asyik bermain ponsel canggihnya dan sesekali senyum simpul diiringi kekehan kecil meluncur dari bibirnya, ia tak menghiraukan tumpukan kulit kacang yang sudah bersarang dikepalanya, baginya benda pipih dihadapannya jauh lebih menarik dibandingkan menanggapi keusilan dua curut tampan itu. Dan yang paling heboh Deni dan Budi bertanding bola dilayar TV dengan tangan memencet stick masing-masing. Mulut mereka tak kalah sibuknya dari gerakan jari masing-masing , saling mengoceh bersahutan menjatuhkan semangat juang rekan disampingnya dan bersorak layaknya anak kecil saat berhasil menjebol gawang lawan.
Dari ambang pintu dapur Shena mengamati mereka dengan geleng-geleng kepala. Sebulan hidup seatap dengan Josh dan berkumpul hampir setiap saat dengan kelima pengikutnya membuat Shena mengenal sisi lain gerombolan pangeran sekolah itu.
Tingkah mereka yang cool dan jaga imeg di lingkungan sekolah berbanding terbalik dengan apa yang Shena lihat dirumah, semuanya nyablak, gokil dan ancur banget. Sikap kalem yang mereka tunjukan lenyap sudah ditelan tingkah konyol, dan mereka bahkan tak segan-segan mengadakan kompetisi kentut dadakan, siapa yang bunyinya paling keras dan baunya paling mematikan itulah yang keluar sebagai juaranya. Dan Denilah yang selalu memenangkan kompetisi absurd ini.
Minggu pagi menjadi saat tersibuk buat Shena, ia kewalahan mengusir kawanan itu dari ruang keluarga. Kelimanya akan terkapar dikarpet setelah menghabiskan malam minggu ditempat tongkrongan favorit dan melanjutkankannya dirumah Josh dan berakhir dikarpet ruang keluarga. Kelimanya tepar dengan posisi yang tak sedap dipandang mata, tergolek dengan kostum seragam kaos dalam dilengkapi bokser yang cukup pendek.
Adit terlelap indah memeluk kaki Deni yang dikiranya guling, keduanya berpelukan dengan posisi berlawanan arah. Panji mangap dengan kepala terkulai dilengan sofa, satu kakinya terjatuh kelantai dan kaki yang lain nangkring dikepala Budi yang terkapar diujung sofa dengan posisi terduduk. Dan yang paling mengenaskan adalah Josh, sosok most wanted cewek-cewek satu sekolahan ini berakhir tragis dibawah meja kaca, tidur dengan kaki menyilang dan satu tangan bersarang dalam boksernya, menjaga piaraannya.
IH!!! Dasar mesum ya akan tetap mesum, dalam keadaan tidur sekalipun.
"Goooool, menang...menang, menang.....menang," Deni berjoget seraya menungging dan menggeol-geol pantatnya didepan Budi, sang rival yang merasa gondok langsung mendepak pantat saingannya dengan ujung kaki, sontak Deni terjungkal kepangkuan Josh dan Panji yang disambut sumpah serapah keduanya dan serempak mendorong Deni, sang korban kembali terjungkal untuk kedua kalinya dan ia harus bersyukur tubuhnya mendarat dengan manisnya dilantai marmer, sakit man!!
"Hua...ha....ha.... makan tuh kemenangan," Budi terpingkal-pingkal "mainnya curang sih," lanjutnya dengan masih terbahak-bahak.
Deni bangkit dengan muka cemberut dan menjatuhkan dirinya disofa tak jauh dari posisi Panji dan Josh.
"Minggir!! Gue mau duduk!" titah Shena membuat Deni mendelik dan matanya menyipit dengan seulas senyum simpul menghias bibirnya.
"Wuah... tengkyu....tengkyu mai dier, bebebku ini tau aja kalau yayangnya lagi lapar," tangan Deni terulur menerima mangkok mie instant ditangan kiri Shena, dengan setengah memaksa ia merebut mangkok itu dan bola matanya berbinar-binar menatap mie dihiasi telur mata sapi dan potongan cabe yang diiris tipis-tipis memenuhi permukaan mangkok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
Romance"Bagaimana? Kalian menemukannya?" terdengar bentakan keras suara perempuan, dan ia kenal itu suara Tante Maya adik kandung mamanya. "Tidak ketemu Nyonya, sial!! Cepat sekali anak itu menghilang." Tante Maya menggeram marah, "Cari sampai ketemu...