Chapter 9 (Versi Revisi)

26.1K 791 0
                                    

Orang-orang berlalu lalang, toko-toko yang memperlihatkan barang menarik, beberapa makanan yang di jual dan tempat-tempat menarik untuk mereka datangi. Dion menggandeng tangan Rosse dengan erat sambil berjalan menyusuri tempat yang sangat ingin ia datangi, yaitu toko perhiasan. Dengan sangat bersemangat Dion menarik Rosse untuk masuk ke dalam.

"Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?" tanya ramah pelayan toko kepada Dion dan Rosse.

"Saya mau cari cincin model terbaru untuk saya dan istri saya" jawab Dion.

"Baik Pak, silahkan duduk di sofa untuk menunggu. Saya akan bawakan cincinnya dari etalase agar lebih mudah di lihat" ujarnya langsung mengecek barang yang di minta.

Rosse dan Dion langsung duduk di sofa untuk menunggu, tak lama ada pelayan lain membawakan teh dan cemilan yang di taruh di atas meja. Setelah menunggu beberapa menit, pelayan membawakan beberapa model cincin di dalam box perhiasan besar. Ia menaruhnya di atas meja dengan pelan-pelan.

Rosse melihat banyak sekali cincin bagus, ada cincin simple bermata satu, ada cincin berbentuk bunga, ada cincin yang berbentuk lucu dan unik sampai Rosse bingung memilihnya. Pandangan Rosse langsung tertuju ke arah cincin berlian batu berwarna blue sapphire dengan sepasang cincin berlian listring blue sapphire.

"Aku mau yang blue sapphire sepasang" ucap Rosse menunjuk cincin yang ia mau.

"Baik, saya akan mulai mencocokan dan mengukur ukuran jari Ibu dan Bapak." jelas pelayan toko itu dengan ramah.

"Saya juga minta gelang dan anting dengan warna yang sama" tambah Dion.

Rosse sedikit terkejut karena Dion lalu pelayan tersebut melanjutkan kembali setelah mengiyakan ucapan Dion. Setelah selesai semua, pelayan membawakan ukuran cincin yang sesuai dan pesanan yang di minta Dion. Box perhiasan sedang terbuka memperlihatkan cincin, gelang, anting yang di pesan. Rosse mengecek dan memakainya, ukuran sudah sangat pas, ia melihat Dion yang ikut mencoba memasang di jari manisnya.

"Sudah pas dan bagus. Boleh total semuanya?" ujar Dion kembali memasukkan cincin ke dalam box, Rosse juga memasukkannya kembali.

"Saya akan jelaskan rinciannya. Cincin berlian batu blue sapphire sepasang jadi 29 juta rupiah, gelang berlian batu blue sapphire dengan harga 29 juta rupiah dan anting berlian batu blue sapphire 10 juta rupiah, total semua 68 juta rupiah. Sertifikat asli sudah dapat karena menggunakan emas 18k dengan jaminan perawatan seumur hidup." jelasnya.

Dion langsung memberikan black  card miliknya kepada pelayan. Rosse sangat terkejut melihat dengan santainya Dion membayar perhiasan untuk dirinya, setelah Dion selesai dengan pembayaran pelayan pun segera membungkus semuanya ke dalam box hingga rapi kemudian lanjut di masukkan ke dalam paperbag besar. Dion mengambilnya setelah pelayan selesai, mereka berdua bangun dari sofa dan berjalan keluar dari toko dengan senang, pelayan tidak lupa memberikan ucapan terima kasih dengan ramah.

"Maaf ya, aku meminta barang mahal" ucap Rosse sedikit tidak enak.

Dion langsung menoleh, "This is for you darling, don't feel bad. Kamu berlian di mata orang tuamu dan sekarang kamu juga berlian di mataku. Untuk sekarang sudah selesai, urusan vendor pernikahan dan gedung biar aku saja yang urus. Kamu tolong urus berkas-berkas kita saja ya" ucap Dion dengan lembut.

Mereka berdua berjalan ke arah parkir mobil untuk pulang ke rumah. Rosse merasa seperti tuan putri di kehidupan nyata, perhatian dan kasih sayang Dion membuat Rosse sangat bersyukur.

*Get married first,
Then start dating*

Hari pernikahan tersisa 1 bulan lagi, sesuai dengan apa yang Dion pinta Rosse mengecek berkas-berkas untuk ia isi sedangkan Dion sibuk dengan urusan gedung dan lainnya. Rosse juga sudah merapikan undangan cetak untuk orang-orang kantor, ia juga tidak lupa memberikan undangan digital kepada teman-temannya. Beberapa hari mereka sangat sibuk, setelah pulang kerja mereka membicarakan pernikahannya lalu di lanjut berbincang-bincang sebentar dan tidur.

Di kantor mereka juga tidak memperlihatkan kemesraan mereka, fokus dengan pekerjaan masing-masing, hal ini membuat mereka lebih fokus untuk mencapai tujuan bersama. Rosse sedang berjalan ke kantin kantor sendirian, ia membuat kopi dan mengambil beberapa cemilan karena sedikit letih.

"Bu Rosse!" panggil seseorang.

Rosse berbalik badan untuk melihat siapa yang memanggil, "Iya Candra" jawabnya.

Lelaki berpenampilan rapi dan tinggi itu berjalan menghampiri Rosse, "Saya lupa kasih laporan keuangan yang Ibu minta kemarin, laporannya saya taruh di ruangan ya Bu!" jelas Candra.

"Iya taruh disana." jawabnya.

"Ibu cantik sekali di foto, jarang banget Pak Dion upload di sosial media" puji Candra membuat Rosse bingung.

"Foto? Dimana?"

Candra langsung membuka ponselnya, ia mencari akun instagram milik Dion. Ia memperlihatkan foto yang Dion upload, ternyata foto itu adalah Rosse yang sedang melihat-lihat cincin pernikahan, Rosse langsung tersenyum kecil karena tidak percaya Dion mengunggah di sosial media pribadinya.

"Pak Dion jarang upload, dulu lumayan sering di story instagram. Kalau gak salah dengan mantannya atau temannya, setelah itu gak pernah upload apapun lagi." jelasnya.

"Kamu tau akun mantan Pak Dion? Atau teman-temannya?" tanya Rosse jadi penasaran.

Candra memperlihatkan beberapa akun kepada Rosse setelah itu Rosse mengecek di ponsel miliknya. Rosse sama sekali tidak tau sosial media apa yang Dion punya, karena memang dirinya tidak terlalu penasaran dengan kehidupan masa lalu milik Dion. Namun, setelah mereka berdua memiliki perasaan yang sama ia jadi merasa bahwa dirinya juga ingin tau seperti apa Dion dulu.

"Oh iya! Saya mau ke ruangan Ibu, jadi asik ngobrol di sini. Kalau begitu saya permisi dulu ya Bu!" pamit Candra dengan ceria.

Rosse mengambil kopi miliknya dan duduk di kursi, ia menatap ponselnya sambil melihat-lihat akun mantan dan teman-teman Dion. Rosse menatap seorang wanita cantik dengan mata indah berwarna grey, hidup mancung, kulit putih dengan pakaian seksi yang sangat cocok dengan bentuk tubuhnya. Rosse menjadi insecure melihat mantan Dion, ia kembali melihat akun teman-teman Dion sambil meminum kopinya perlahan.

Teman-teman Dion banyak orang asing sama seperti Rosse karena tinggal di luar negeri. Rosse menghela nafas agar dirinya tidak terlalu memikirkan hal lain, ia segera menghabiskan kopinya dan segera berjalan kembali ke ruangannya.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang