Chapter 28

11.4K 389 9
                                    

Beberapa bulan telah berlalu, kandungan Rosse kini memasuki 7 bulan. Rosse sangat rajin untuk jalan-jalan pagi, minum vitamin dan olahraga kecil agar ia semakin semangat bergerak. Dion pergi bekerja karena ada hal yang harus di selesaikan pada hari Sabtu sedangkan Rosse tidak ikut karena ia akan pergi berbelanja sendiri. Sebenarnya Dion sudah menawarkan untuk mengantar Rosse dan keluarganya juga menyuruh Rosse untuk tidak pergi sendiri, namun Rosse tetap ingin pergi sendirian.

Rosse sedang berada di sebuah toko kue untuk melihat-lihat kue ulang tahun yang akan ia beli. Alasan ia ingin pergi sendiri karena Dion ulang tahun dan ia ingin membelinya sendiri untuk Dion.

"Ada yang bisa saya bantu Kak?" tanya seorang wanita sambil tersenyum ramah.

Rosse melihatnya, "Aku mau lihat-lihat dulu kue ulang tahun"

"Di sebelah sini Kak!" ucap wanita itu sambil mengantarkan Rosse ke tempat kue ulang tahun.

"Terima kasih" ucap Rosse lalu pelayan itu pergi ke arah kasir setelah mengangguk.

Terlihat ada 2 orang pelayan yang sedang berbincang kecil dan wanita yang bertanya kepada Rosse sedang membersihkan meja kasir, lalu datanglah seorang kakek tua lusuh masuk ke dalam. Pelayang yang sedang berbincang tadi terlihat oleh Rosse menyuruh 1 wanita itu untuk melayani kakek tua karena mereka berdua terlihat risih dengan orang lusuh yang masuk ke dalam.

Wanita itu berhenti membersihkan meja dan berjalan ke arah kakek tua, ia sangat ramah dan sama sekali tidak memandang rendah orang lain. Rosse lanjut untuk memilih dengan teliti sampai akhirnya kakek tua itu selesai memilih kue dan membayarnya ke kasir, wanita itu masih melayani dengan ramah sampai membukakan pintu untuk kakek tua itu keluar toko.

"Kak, aku mau yang ini" Rosse langsung meminta wanita itu agar melayani dirinya lagi.

"Boleh kak, mau di tulis ucapan apa?" wanita itu sibuk mengambil kue yang di pilih Rosse.

"Nama kamu siapa?" tanya Rosse dengan suara kecil.

Wanita itu menatap Rosse, "Reina Kak"

Rosse tersenyum kecil, "Tulis happy birthday my husband lalu tambahannya aku mau semua roti isi!" ucap Rosse membuat Reina sedikit terkejut.

"Baik Kak, di tunggu sebentar" Reina bersemangat menyiapkan pesanan yang di minta Rosse.

Reina sibuk menyiapkan sedangkan 2 orang yang ada di kasir itu tidak perduli sama sekali. Rosse menghela nafas gusar untuk menahan kekesalannya, dengan kecepatan yang bagus Reina sudah menyiapkan semua pesanan Rosse. Reina mengantar Rosse untuk membayar di kasir, salah satu orang tersebut melayani Rosse, setelah selesai Reina membantu membawakan pesanan Rosse karena melihat dirinya yang sedang hamil besar.

Reina membukakan pintu dengan tangan kiri membawa paperbag dan tangan kanan membawa box kue ulang tahun, namun ia masih sempat untuk membukakan pintu untuk Rosse. Dengan cepat Rosse berjalan ke arah mobil dan membuka pintu belakang mobil untuk Reina agar lebih mudah, Reina menaruh belanjaan tersebut di dalam.

"Terima kasih banyak ya Reina!" ucap Rosse dengan senang.

"Sama-sama Kak, kapan-kapan belanja lagi disini!" Reina tersenyum lebar.

"Do you want to work in my office as a secretary??" pertanyaan itu membuat Reina menutup mulutnya tidak percaya, Rosse terkesan karena ia mengerti bahasa Inggris.

"T-tapi sa-saya..."

"Maaf jika aku memintamu padahal kamu bekerja disini, kalau kamu berminat kabari saja lewat ini" Rosse memberikan kartu nama kepada Reina.

Reina mengambilnya dan melihat, Rosse langsung masuk ke dalam mobil untuk pulang. Rosse memasukkan kartu nama itu ke dalam kantong kemejanya dan melambaikan tangan ke arah mobil Rosse yang pergi.

*Get married first,
Then start dating*

Semua orang terkejut melihat Rosse yang membawa box kue ulang tahun dan paperbag besar sendirian, Ana langsung mengambil semua barang yang ada di tangan Rosse. Risseta mengelus dadanya sambil membantu Rosse berjalan ke arah sofa, Ana membuka paperbag besar itu yang berisi roti isi.

"Ini banyak sekali!" Risseta jadi penasaran dan melihat ke dalam paperbag.

Rosse melihat banyak sekali orang mendekorasi ruang tamu, beberapa fotografer juga sudah hadir untuk memotret kegiatan.

"Buat orang-orang yang sedang bekerja disini." jelas Rosse.

Rosse segera berjalan masuk ke dalam kamar sementara yang ada di bawah karena ia tidak kuat harus naik turun tangga terus menerus. Rosse mengganti pakaiannya dengan gamis brukat warna putih kemudian memakai riasan simple dan kerudung senada. Setelah semuanya selesai ia keluar dari kamar, terlihat Dion sudah pulang dan sedang berbicara dengan para fotografer.

Abri dan Andri juga baru pulang dan segera berganti pakaian, Ana dan Risseta baru selesai menyediakan minuman dingin dan hangat untuk orang-orang yang datang baru setelah itu mereka bersiap-siap. Rosse berjalan ke arah meja untuk membuka kue yang ia beli, Rosse membawanya dan berjalan ke arah Dion.

"Happy birthday, pray for the future!" Dion terkejut melihat Rosse membawa kue itu.

Dion langsung berdoa dengan khidmat lalu mencium kening, kedua pipi dan bibir Rosse dengan hangat.

"Terima kasih banyak darling, i really really love you!"

Fotografer yang melihat sangat iri dengan mereka berdua. Semua orang sudah datang dan berjalan ke arah Dion dan Rosse.

"Happy birthday Dion, anakku sayang" peluk hangat Risseta.

"Selamat ulang tahun anakku" ucap Andri yang juga memeluk Dion.

"Semoga sehat selalu, rejeki makin berlimpah, jangan lupa ibadah dan selalu dzikir." Abri selalu mengingatkan Dion dengan menjaga ibadahnya.

"Selamat ulang tahun, Dion anakku. Semoga berkah selalu, jangan lupa berdoa dimanapun dan kapanpun." ucap Ana dengan senang.

Tidak ada sesi tiup lilin karena memang tidak di perbolehkan, Dion hanya berdoa sebanyak apapun untuk ke depannya. Fotografer mengarahkan semua orang untuk merapat dengan Rosse di tengah sambil membawa kue ultah dan semua orang di sampingnya. Fotografer itu memotretnya dengan baik, beberapakali take dan juga tidak sungkan para fotografer mengarahkan gaya yang bagus untuk mereka semua.

Beberapa jam telah selesai untuk sesi keluarga di lanjut dengan sesi maternity dengan tema back light yang di minta Rosse. Fotografer memberikan arahan posisi di depan jendela besar rumah mereka, fotografer yang benar-benar profesional. Ada juga foto yang tidak back light untuk mereka berdua untuk menjadi perbandingan juga.

Selesai sudah foto-fotonya, Rosse penasaran dengan hasilnya dan melihat di kamera fotografer tersebut. Ia sangat-sangat suka dengan hasilnya, Dion juga memberikan jempol kepada mereka karena sudah bekerja keras. Rosse menyuruh semua orang untuk makan makanan yang sudah di sediakan.

"Kamu pasti capek, nanti aku pijat ya" Dion memeluk Rosse dari belakang sembari ia mengangkat perutnya yang bulat itu.

Rosse merasa sangat lega dan nyaman, "Lumayan lelah, tapi aku masih sanggup"

"Pijat plus-plus bisa?" mata Rosse langsung melotot.

Dion senang sekali menggoda Rosse, "Kamu benar-benar mau?" tanya Rosse menanggapinya dengan serius.

"Gak darling, aku cuma bercanda" jelas Dion.

"Dokter juga boleh-boleh aja kok asal pelan-pelan" ucap Rosse membuat Dion menelan ludahnya.

Kini Rosse yang menggoda Dion, "Gak darling, gak perlu"

Rosse tertawa kecil membuat Dion tersipu malu. Mereka berdua benar-benar jadi pusat perhatian semua orang, merasa pasangan itu sangat-sangat membuat iri.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang