Chapter 17 (Versi Revisi)

20.5K 544 1
                                    

Liburan telah usai, mereka berdua sudah ada di dalam jet pribadi untuk pulang ke Jakarta. Rosse tertidur pulas di samping Dion yang sedang membaca buku, tampaknya Rosse kelelahan packing barang dan oleh-oleh yang mereka beli. Dion langsung merangkul pundak Rosse agar ia bisa menahan tubuhnya, Dion melanjutkan kembali membaca buku dengan tangan kirinya.

Beberapa jam kemudian pesawat landas dengan sempurna, Dion membangunkan Rosse yang masih tertidur.

"Darling, bangun!"

Rosse tersadar sambil memegang kepalanya, "Hmm, sudah sampai sayang?"

Dion mengangguk, "Ayo turun" Dion menyodorkan tangannya.

Rosse menggapai tangan Dion sambil berjalan turun dari pesawat, mobil sudah terparkir menunggu kedatangan Dion dan Rosse. Beberapa orang langsung membawakan barang-barang belanja dan koper untuk di taruh dalam mobil, mereka berdua segera masuk ke dalam mobil untuk pulang ke rumah.

Mereka pulang sedikit pagi agar tidak terlalu malam pulang, jadi mereka sampai pada siang hari untuk melanjutkan beberapa aktivitas lain di rumah. Selama perjalanan Rosse melihat-lihat foto untuk ia upload di media sosial miliknya, Dion juga ikut memilih beberapa foto yang bagus untuk Rosse upload.

"Bagus yang ini atau yang tadi?" tanya Rosse bingung.

"Dua-duanya bagus darling, kamu selalu cantik" Rosse tersenyum kecil mendengar pujian dari Dion.

"Kalau cantik bisa tolong upload di akunmu?" tanya Rosse dengan tatapan manja.

Dion menyodorkan ponselnya ke Rosse, "Kamu kirim fotonya dulu nanti aku upload atau kamu upload sendiri juga bisa"

Rosse mengirimkan fotonya ke ponsel Dion, saat Rosse membuka galeri Dion ternyata banyak foto-foto candid dirinya saat di pantai. Ada juga beberapa foto lainnya bahkan foto Dion sendiri tidak ada sama sekali, isi galeri hanya ada dokumen dan foto Rosse saja.

"Fotoku semua, fotomu?" tanya Rosse sambil menatap Dion.

"Gak ada darling, aku gak terlalu suka foto diriku. Fotomu lebih aku suka" jawab Dion lalu mencium pipi Rosse.

Mereka sampai di depan rumah, Dion dan Rosse segera turun dari mobil. Beberapa orang membawakan barang-barang ke dalam rumah, Rosse sangat bersyukur sampai dengan selamat. Mereka berdua duduk di sofa sambil membuka beberapa belanjaan.

"Gantungan kunci ini untuk oleh-oleh beberapa orang di kantor, lalu baju dan tas untuk kedua orang tua kita, kemudian cemilan ini juga akan kita bawa besok!" jelas Rosse sambil menghitung gantungan kunci di dalam paperbag.

"Aku yang akan beri oleh-oleh ke orang tua kita, kamu istirahat aja di rumah" ucap Dion.

Rosse menatap hangat Dion, liburan kali itu memang sebentar karena banyak hal yang harus Dion kerjakan juga, Rosse merasa sangat bersyukur dengan waktu tersebut.

*Get married first,
Then start dating*

Pagi hari mereka berdua sudah berada di kantor, Rosse membagikan gantungan yang ia bawa kepada karyawan lainnya di temani Dion membuat beberapa orang canggung. Ada orang lain juga yang memberikan hadiah karena tidak sempat datang ke acara pernikahan Rosse dan Dion. Suasana hangat menerpa, Rosse juga sangat senang karena sudah beradaptasi dengan baik di lingkungan kerja. Tak lama kemudian Rosse kembali ke ruangan kerja bersama dengan Dion.

Hari pertama masuk kerja lagi, Rosse sudah sangat sibuk mengurus beberapa dokumen masuk dan jadwal Dion. Ia merapikan beberapa dokumen dan mengetik jadwal di laptop miliknya, kemudian ia juga membuat rincian biaya yang akan di keluarkan saat ada rapat atau hal lainnya.

Sementara di ruangan sebelah yaitu Dion, tampak sibuk juga berbicara dengan kolega bisnis lewat ponsel. Ucapan selamat sekaligus berbicara tentang bisnis di mulai, sesekali Dion tertawa kecil agar tidak terlalu serius saat berbicara dengan kolega bisnisnya. Membuat nyaman adalah kunci dari hubungan yang baik. Tak lama kemudian Rosse datang masuk membawakan beberapa dokumen yang perlu di setujui dan jadwal untuknya.

Rosse keluar ruangan dengan pelan untuk pergi ke kantin kantor, sudah jam istirahat. Rosse mengambil kopi yang tersedia dan makanan lalu ia bawa ke meja, tampak karyawan lainnya datang dan ikut bergabung dengan Rosse.

"Ibu Rosse, kami ikut ya!" ucap Diana assistant manager di kantor.

Mereka semua duduk di depan dan samping Rosse, "Gimana Bu Rosse bulan madunya? Pasti seru banget!" tanya Desi marketing staff.

"Alhamdulillah, lancar." jawab Rosse ramah.

"Kapan ya aku nikah? Pengen juga!" keluh kesah Diana sambil menyendok makanannya.

Robi menyenggol bahu Diana pelan, "Pacar aja lo gak ada! Nikah sama hantu lo?" seorang accounting staff.

Desi menatap lekat Rosse, "Kalo Ibu dulu pacaran berapa lama sama Pak Dion?" tanya Desi penasaran.

"Gak pacaran soalnya di jodohin" semua orang terkejut membuat Rosse tertawa kecil.

Robi menatap Diana, "Minta sama orang tua lo buat di jodohin, kali aja dapet kaya Pak Dion" ucap Robi.

"Diri kita sendiri ngaca dulu, spek nya tuh harus kaya Bu Rosse." jelas Diana.

"Oh iya Bu, kita penasaran. Dulu Ibu kuliah dimana? Belajar bahasa asing darimana?" tanya Desi penasaran membuat yang lain juga penasaran.

"Di Oxford, banyak teman dari negara lain jadi belajar bahasa dengan mereka." jawab Rosse setelah menghabiskan makanannya.

Semua orang kagum dengan Rosse, kuliah di luar negeri apalagi di universitas ternama. Pasti semua orang juga berfikir, wanita cantik, pintar dan berbakat itu sangat cocok dengan Dion yang memiliki kemampuan yang juga di atas rata-rata.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya, harus bawa makan siang buat Pak Dion" Rosse beranjak dari kursinya lalu mengambil porsi makanan di piring untuk Dion, tidak lupa membawa es kopi yang di sediakan kantin.

Terkadang Dion lupa makan siang karena kesibukan yang padat, jadi Rosse berinisiatif untuk membawakan makanan ke dalam ruangan Dion. Sebenarnya tidak boleh membawa makanan ke dalam ruangan karena akan menimbulkan bau yang tidak sedap, namun Rosse terpaksa membawanya karena tidak ingin Dion lupa dengan makan.

"Permisi! Pak Dion, saya membawakan makanan" ucap Rosse dari balik pintu.

Dion yang sedang menandatangani beberapa dokumen langsung berdiri, ia berjalan ke arah pintu dan membukanya. Rosse tersenyum manis dan masuk ke dalam membawakan makanan dan minuman.

"Jangan lupa makan, kamu gak boleh lupa!" Rosse menaruh di meja tamu sambil menatap Dion yang berdiri di sampingnya.

Saat Rosse ingin pergi keluar, Dion menarik tubuh Rosse agar ia duduk di sofa. Dion ikut duduk di sofa sambil menatap manja ke arah Rosse.

"Kenapa sayang?"

"Suapin" Rosse tidak kuat dengan tingkah manja dari Dion.

Rosse tertawa kecil lalu mengambil piringnya, ia menyendok nasi dan menyuapi Dion dengan senang. Tingkah laku kecil yang membuat seseorang jadi semakin jatuh cinta, hal itu mempengaruhi hati Rosse hingga ia tidak bisa menolaknya.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang