Chapter 12 (Versi Revisi)

19.6K 607 1
                                    

Dion izin untuk keluar dari rumah di saat mereka makan siang, Rosse menyusul Dion setelah memakai kerudungnya. Dion berjalan ke arah gerbang menatap seorang wanita sedang menunggu dirinya. Rosse menatap dari depan pintu, ternyata wanita itu dalah Andrea mantan Dion yang datang ke rumah mereka.

"What are you doing here!! Sudah ku katakan untuk tidak menemui aku lagi!" tegas Dion yang sudah menahan emosi.

"Aku mencari tau keberadaan kamu yang ternyata kamu benar-benar membeli rumah ini. Rumah yang dulu sangat kamu impikan dan bicarakan kepadaku" jelasnya ketika Rosse berada di belakang Dion.

"Apa yang mau kamu katakan? Hanya sekedar ini?" Dion sangat emosi, ia sangat ingin memukul wanita itu.

Andrea memasang wajah melas sambil memohon "Aku benar-benar sangat menginginkan kamu Dion, kembalilah kepadaku."

PLAK!

Suara tamparan keras mendarat di pipi Andrea, Rosse sangat muak dan kesal dengan sikap Andrea yang mengemis tidak ada harga dirinya. Andrea memegang pipinya dan sangat terkejut dengan apa yang barusan terjadi, Rosse menatap tajam ke arahnya membuat Andrea ingin menampar balik Rosse namun Dion menahan tangan Andrea dengan keras.

"Wanita cantik tidak berkelas, tidak pintar dan hanya ada kekosongan di dalam kepalamu itu tidak cocok bersanding dengan Dion. Mengandalkan belahan dada dan pola pikir kotormu, kau fikir mudah mengambil hatinya? Mengemis seperti ini saja kau terlihat bodoh!!" kata-kata menusuk keluar dari mulut Rosse.

"Kau tidak berhak unt-"

Pembicaraan Andrea terpotong, "Kau tidak pantas berbicara lagi. Wanita sepertimu hanya akan jadi sampah, kau fikir aku hanya wanita lugu yang berdiam melihat tingkahmu? TIDAK! Aku juga bisa melakukan sesuatu lebih dari ini!"

Andrea benar-benar sangat di permalukan, beberapa orang menatap mereka karena melihat pertikaian terjadi. Andrea langsung pergi masuk ke dalam mobilnya dan melaju kencang. Rosse menghela nafas lega karena wanita itu sudah pergi dari rumahnya. Dion langsung memeluk Rosse dengan erat karena bersyukur Rosse sabar menghadapi cobaan yang datang menjelang hari pernikahan mereka.

Orang tua mereka ternyata melihat Dion dan Rosse dari awal, mereka benar-benar sangat kesal dan ikut geram. Namun, Rosse menguatkan mereka semua dengan pembelaan kuat agar semua berjalan baik-baik saja. Dion menggandeng tangan Rosse untuk masuk ke dalam, mereka berdua sedikit terkejut melihat semua orang berada di depan pintu. Semuanya segera masuk ke dalam dengan terburu-buru.

*Get married first,
Then start dating*

Minggu pagi, tepat mereka akan melangsungkan pernikahan di gedung dekat dari rumah. Rosse memang sengaja untuk tidak terlalu memeriahkan acara mereka, ia tidak terlalu suka dengan banyak orang. Ia juga hanya mengirim undangan ke orang-orang yang ia kenal dan dekat saja, begitu juga Dion yang mengirim beberapa undangan saja.

Rosse sudah solat subuh bersama dengan Dion, di lanjut dengan make up bersama MUA yang di pilih oleh dirinya sendiri. Lantai bawah di jadikan tempat make up karena area cukup luas agar lebih leluasa, Rosse sudah memakai baju adat sunda di tubuhnya setelah itu MUA mulai merias wajah Rosse.

Acara akan di mulai sekitar jam 9 pagi, masih ada waktu banyak untuk merias diri. Fotografer sudah mulai memotret mereka berdua yang sedang di rias, orang tua Rosse dan Dion juga sudah memakai baju yang telah di fitting beberapa hari yang lalu. Ana dan Risseta juga ikut di rias agar terlihat lebih cantik saat di foto.

Untuk akad nikah Rosse meminta untuk memakai siger sunda karena ia bangga dengan tanah kelahirannya di Tasikmalaya. Rosse juga meminta setelah akad berganti pakaian dengan adat Jawa karena bangga dengan tanah kelahirannya suaminya yaitu Yogyakarta. Setelah kedua adat itu, mereka juga memakai baju modern dengan konsep prince dan princess karena impian Rosse dari kecil ingin menjadi seorang putri.

Make up sudah selesai, Rosse melihat ke cermin dengan sangat senang. Fotografer memotret banyak sambil Rosse menatap ke arah kamera, setelah itu Dion berjalan menghampiri untuk melihat Rosse.

"Masya Allah, cantik sekali istriku." pujinya membuat Rosse tersipu malu.

Orang tua mereka juga melihat ke arah Rosse dan memujinya. Rosse sangat berbeda, ia semakin cantik dan mempesona. Mereka semua segera bergegas untuk pergi ke gedung pernikahan, Dion dan Rosse masuk ke dalam mobil yang di sediakan pihak gedung untuk menjemput mempelai wanita dan pria. Sedangkan orang tua mereka naik mobil masing-masing dan orang-orang yang bertugas lainnya.

Dion menatap Rosse yang sedang mengatur nafasnya karena gugup, Dion memegang tangan Rosse agar dirinya sedikit lebih tenang. Rosse sebenarnya tau kalau Dion lebih gugup di banding dirinya, namun Dion selalu mementingkan kepentingan orang lain di banding dirinya sendiri. Sesampainya di sana mereka segera masuk ke dalam gedung di bantu oleh wedding organizer.

Ruangan gedung itu benar-benar sangat indah, nuansa putih di perlihatkan dengan bunga mawar putih dengan campuran bunga berwarna soft lainnya. Rosse dan Dion di pandu berjalan ke tempat meja akad, fotografer terus memotret mereka berdua agar tidak melewatkan satu moment penting. Penghulu dan para tamu sudah datang untuk melihat akad berlangsung, Rosse dan Dion duduk di kursi, Abri juga duduk di samping penghulu setelah menaruh box kaca berisi mahar di atas meja akad. Saksi duduk di tempat yang telah di sediakan.

Mc yang bertugas berbicara tentang acara akad yang sebentar lagi akan di mulai.

Tangan Dion dan Andri sudah saling bersalaman, "Saudara Dion Batara bin Andri Pandewa, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak perempuan saya, Rosse Abriana dengan mas kawin berlian senilai 68 juta, di bayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Rosse Abriana binti Abri Guntur Purnomo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." ucap Dion dengan lantang dan lancar.

Saksi dan semua orang yang melihat mengatakan 'SAH' dengan lantang. Dengan ucap syukur mereka berdoa, Dion merasa sangat lega untuk kedua kalinya, berjalan dengan lancar tanpa kendala merupakan hal yang sangat ia syukuri. Tanpa sadar Dion menitikkan air mata sedikit, Rosse melirik ke arah Dion yang langsung mengelap air matanya.

Setelah berdoa, mereka menandatangani buku nikah dengan dokumen lainnya. Setelah itu fotografer meminta mereka untuk berdiri sambil memegang buku nikah, memotret moment penting lainnya.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang