Chapter 2 (Versi Revisi)

30K 1K 5
                                    

Gedung-gedung besar yang menjulang tinggi di padatnya ibukota Jakarta dan salah satunya adalah kantor milik Abri Guntur Purnomo ayah dari Rosse Abriana. Ruangan besar dengan nuansa classic, harum ruangan yang tidak menusuk, dan orang-orang yang sibuk mengerjakan pekerjaannya adalah pemandangan yang saat ini di lihat oleh Rosse.

"Bagaimana dengan suasana disini? Apa kamu suka Rosse?" tanya Abri menatap putrinya dengan lembut.

Rosse mengangguk, "Suka sekali, disini sangat nyaman."

Mereka berdua masuk ke ruangan kerja milik Abri dengan sofa nyaman untuk tamu yang datang.

"Indri, sekretaris Daddy disini akan resign bulan depan karena akan melahirkan, jadi kamu yang akan gantikan dia disini" jelas Abri dengan senang.

"Sebenernya aku gak apa-apa kok jadi karyawan biasa, gak harus sekretaris Daddy. Lagipula, aku juga belum tau kemampuanku seperti apa" ujar Rosse yang sedikit ragu.

"Putriku pasti bisa, Daddy tau kalau kamu bisa handle semua kerjaan yang akan di berikan." Rosse tersenyum lebar.

"Makasih ya Daddy selalu dukung Rosse sampai sekarang, Rosse juga makasih sama Mom yang juga support Rosse saat masa-masa dulu." Rosse menghampiri Abri yang berbeda sofa dengannya lalu memeluk erat Abri.

Abri membalas pelukan putrinya itu, "Sampai sekarang Daddy gak nyangka kalau putri Daddy sudah menikah, kamu juga akan pindah rumah Daddy dan Mom" Rosse melepaskan pelukannya.

"Gak bisa gitu Rosse tinggal di rumah beberapa hari lagi? Rosse gak mau tinggalin Daddy dan Mom" rengek Rosse dengan wajah masam.

"Kamu harus bersama Dion, lagipula kamu sudah resmi jadi pasangan Dion walau secara agama. Untuk pernikahan resmi kalian mungkin sekitar 3 bulan lagi" jelas Abri sambil mengelus kepala Rosse dengan pelan.

Rosse terdiam memikirkan hidupnya yang akan di atur oleh orang lain, dia merasa masih kurang untuk bersenang-senang sendirian.

*Get married first,
Then start dating*

Porsche 911 terparkir di depan lobby utama kantor milik Abri, Dion keluar dari mobilnya dan berdiri di depan pintu mobil menunggu Rosse keluar dari kantor. Beberapa orang menatap kagum dan beberapa orang menatap bingung karena Dion hanya menunggu di depan. Tak lama kemudian Rosse keluar dari kantor membawa tas miliknya dan terkejut menatap Dion yang sudah menunggu, Dion menatap Rosse sambil tersenyum kecil sedangkan Rosse menatap Dion dengan kesal.

Penampilan Dion sangat formal, dengan kemeja putih di lapisi jas hitam, dasi hitam, celana bahan hitam bahkan sepatu hitam. Pasalnya, tubuh Dion sangat besar dan berotot hingga menampilkan tubuhnya yang bagus. Dion merasa Rosse sangat cocok dengan kemeja polos biru, celana bahan putih, heels putih dan kerudung yang juga senada dengan celana membuat kesan formal terlihat.

"Tepat waktu sekali anda" ucap Rosse berhenti di depan Dion.

"For you, aku harus tepat waktu." Dion berjalan untuk membukakan pintu mobil satunya, Rosse masuk ke mobil dengan santai.

Setelah menutup pintu mobil, Dion juga masuk ke dalam mobil untuk bersiap menyetir. Rosse dan Dion sudah memakai seatbelt dan segera berangkat.

"Bagaimana dengan kerjamu? Hari pertama bukan?" tanya Dion.

"All good, baru berkeliling saja belum mengurus beberapa dokumen." jawab Rosse yang menatap kaca mobil di sampingnya.

"Tidak penasaran dengan pekerjaan suamimu ini? Tidak penasaran dengan mobil yang ku bawa ini?" Rosse langsung menoleh.

"Apa itu penting untuk menjalin hubungan?" Rosse benar-benar tidak ingin basa-basi.

"Memangnya menikah hanya untuk bercinta? Tentunya bukan. Kamu harus menanyakan semua hal tentang dirinya, apa kamu akan seperti ini selama kita tinggal bersama?"

Sebenarnya Rosse juga sangat penasaran, tapi dia malu untuk bertanya. Rosse merasa apa yang di pikirannya dengan yang di ucapkan Dion sangat sama, ia mengira Dion bisa membaca pikirannya.

"Kenapa kamu membawa mobil mahal? Memangnya pekerjaanmu apa?" tanya ketus Rosse.

Dion tertawa kecil, "CEO dari perusahaan kecil kok dan aku sengaja membawa mobil pertama dari hasil kerja kerasku." jawab lembur Dion.

Terlihat perumahan besar dan mewah terpampang di depan, mereka berdua sudah masuk ke dalam gerbang utama. Tak lama kemudian Dion masuk ke dalam salah satu rumah dengan gerbang otomatis terbuka, Dion memarkirkan mobilnya dengan rapi di dalam garasi yang juga otomatis terbuka. Mereka berdua keluar dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah.

"Selamat datang di rumah baru, Rosse!" Dion menyambut Rosse dengan ceria.

Rosse menatap semua sudut ruangan, rumah megah yang tidak kalah dengan rumah milik orang tuanya. Dinding berwarna putih membuat suasana ruangan sangat bersih, terlebih lagi beberapa perabotannya berwarna emas jadi terkesan elegan.

"Cukup besar dan luas. Kenapa kamu membeli rumah besar seperti ini?" Rosse bingung karena hanya akan di tempati berdua saja.

"Anak-anak kita nanti ada, pembantu juga akan di sediakan secepatnya. Jadi, kamu hanya perlu melakukan tugasmu sebagai istri saja" jelas Dion berjalan ke arah sofa dan duduk dengan santai.

Rosse sedikit malu, "Baiklah aku akan melihat kamar di lantai atas" Rosse langsung berjalan menaiki anak tangga.

Bagian atas ada 3 kamar tidur dengan kamar mandi masing-masing di dalam, Rosse membuka kamar pertama yang ternyata kamar utama yang akan mereka tempati. Rosse tertawa kecil melihat ada kelopak bunga mawar bertebaran di atas tempat tidur, ada juga bucket bunga dan cake lucu di atas tempat tidur.

"Untukmu, aku berterima kasih karena sudah menerimaku." Rosse langsung berbalik karena terkejut.

"Ti-tidak perlu. Aku juga berterima kasih sudah mau menerimaku" jelasnya gugup.

"Aku sangat ingin membuat baby, tapi harus ku tahan. Ku perjelas ya, aku masih suci!" tegas Dion agar Rosse tidak menganggapnya aneh.

"Beri aku waktu untuk itu, aku masih belum siap." jawab cepat Rosse.

"Tentu saja, aku akan memberikan kamu waktu. Kabari saja jika sudah siap, silahkan di makan kuenya." Dion tersenyum lebar dan keluar dari kamar.

Rosse memegang dadanya yang berdegup kencang, dia mengira jika Dion orang yang memaksa, namun ternyata salah. Dion orang yang benar-benar bisa menerima pendapat orang lain.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang