Chapter 30

6.3K 85 16
                                    

Rosse tidak menyangka jika Reina benar-benar datang, ia mengira bahwa Reina tidak akan datang karena pekerjaannya. Rosse sedang berada di lobby utama kantor dekat dengan resepsionis, mereka berdua duduk di sofa berhadapan.

"Saya tidak menyangka kamu akan datang, Reina" ucap Rosse sambil tersenyum riang.

Reina tersenyum kecil, "Sebelumnya saya masih ragu, cuma ada satu hal yang buat saya ingin pergi kesini dan itu berkaitan dengan pekerjaan saya sebelumnya" jelasnya.

Rosse menatap Reina lekat, "Ada apa?"

"Saya hanya lulusan SMA, saya tidak ada pengalaman banyak dan saya juga masih harus banyak belajar. Tapi saya yakin, tekad saya untuk belajar sangat kuat! Saya mohon untuk di terima di sini, apapun pekerjaannya saya terima" tiba-tiba saja Reina memohon kepada Rosse.

"Saya tau kamu pasti banyak belajar, tapi jelaskan apa yang terjadi?"

"S-saya di bully, saya hanya ingin kerja untuk diri saya sendiri. Saya anak yatim piatu, saya hanya ingin bekerja dengan giat untuk membuktikan kepada semua orang bahwa saya bisa sukses!" jawab Reina dengan sungguh-sungguh.

Rosse juga melihat Reina saat bekerja di toko kue itu, "Itu alasannya kamu bekerja lebih dari mereka?"

Reina mengangguk pelan, "Saya yang selalu di suruh, saya selalu pulang lebih malam dan saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan itu dan menemui Ibu"

"Saya gak bisa langsung terima kamu, tapi besok kamu harus mulai mengikuti cara kerja saya disini. Saya tau kamu punya potensi dan saya harap kamu kembangkan potensi itu semaksimal mungkin" ucap Rosse tegas.

Reina sangat senang, "B-baik Bu, terima kasih banyak"

"Besok datang pagi, pakai baju rapih. Sekarang kamu boleh pulang"

"Baik Bu, terima kasih banyak sekali lagi" Rosse dan Reina bangun dari sofa, Reina menunduk lalu pergi keluar kantor.

Rosse belum sepenuhnya percaya tapi apa salahnya ia membuka hati untuk percaya lagi dengan seseorang. Ia hanya ingin membuktikan bahwa banyak orang lain yang masih baik, alasan ia memilih Reina karena ia bekerja sepenuh hati dan ramah, Rosse suka dengan orang yang ramah.

*Get married first,
Then start dating*

Hari yang di tunggu-tunggu datang, Rosse turun dari mobil setelah Dion membukakan pintu untuknya. Rosse melihat Reina yang berdiri di depan pintu kantor sambil senyum menyapa orang-orang, Rosse senang melihat dirinya tepat waktu. Mereka berdua berjalan ke arah pintu lobby, Rosse berhenti di depan Reina sedangkan Dion bingung karena belum tau apa-apa.

"Perkenalkan ini suami saya Pak Dion kebetulan beliau CEO perusahaan ini." Reina lngsung gemetaran karena terkejut.

"Perkenalkan s-saya Reina Harunia, saya diminta Ibu Rosse untuk datang hari ini" jelas Reina gugup.

Dion melihat ke arah Rosse, "Aku masuk ke dalam duluan gak apa-apa?"

Rosse menatap Dion, "Gak apa-apa sayang, aku mau keliling kantor dulu. Hari ini kamu gak ada jadwal penting jadi waktu yang pas"

Dion langsung masuk lebih dulu membuat Reina sedikit tenang, "Kita akan keliling kantor dulu sebelum ke ruangan sekretaris" lanjut Rosse.

Reina mengangguk mantap, mereka berdua masuk ke dalam kantor. Rosse menjelaskan beberapa ruangan dari awal, ia juga memperkenalkan semua orang dengan ramah, lanjut berjalan ke ruangan lain seperti kamar mandi bawah dan ruangan lain.

Setelah lantai dasar selesai mereka lanjut ke lantai berikutnya sampai ke lantai tempat ruangan Rosse dan Dion berada. Selama Rosse menjelaskan Reina selalu mengetik point penting untuk di ingat dalam ponsel miliknya, Reina juga sangat antusias sekali berkeliling kantor.

Rosse membuka pintu ruangannya, "Nah ini ruangan sekretaris dan di sampingnya ada ruangan Pak Dion. Kamu bisa melihat Pak Dion dari sini, misalnya kamu mau melihat Pak Dion ada di ruangan atau tidak, kamu tidak perlu masuk ke ruangannya dulu, kamu bisa pantai beliau lewat sini"

Rosse berjalan ke kursinya dan duduk, ia membuka laptopnya untuk melihat beberapa pekerjaannya. Rosse menjelaskan kembali apa saja pekerjaan seorang sekretaris, ia juga memberikan tips untuk mempermudah pekerjaannya. Sesekali Reina memberikan pertanyaan kepada Rosse tentang hal yang masih belum di mengerti, Rosse juga menjawabnya dengan ramah.

"Kamu kursus bahasa Inggris dimana?" tanya Rosse yang tiba-tiba penasaran.

"Saya otodidak Bu." jawabnya membuat Rosse terkejut.

"Motivasi kamu belajar bahasa Inggris apa?" Rosse semakin penasaran.

"Waktu sebelum lulus sekolah saya juga dapat hinaan dari orang lain tentang kehidupan saya setelahnya apalagi dunia kerja yang sangat bersaing. Jadi saya memutuskan belajar bahasa asing untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan untuk diri saya sendiri juga yang sangat suka belajar bahasa" jawab Reina.

"Fasih berkomunikasi dari kapan?"

"Saya belajar selama 5 bulan full setiap pulang kerja dan bisa berkomunikasi di 2 bulan setelahnya jadi total 7 bulan untuk saya belajar dan berkomunikasi. Saya berlatih komunikasi dengan AI dan menerapkannya dengan orang asing lewat sosial media." Reina senang menjawab pertanyaan itu.

Rosse semakin kagum, "Ada keinginan untuk belajar bahasa lain?"

"Ada, yaitu bahasa Jepang dan Mandarin." jawab Reina cepat.

"Kalau kamu bisa belajar salah satu secara otodidak selama 7 bulan, saya belikan kamu handphone" Reina menutup mulutnya tidak percaya.

Sedari tadi Rosse melihat ponsel milik Reina yang sudah tidak layak di gunakan, tapi Reina tidak mengeluh sama sekali dan membuat Rosse bersemangat untuk memberikan motivasi.

"Siap Bu, saya akan berusaha semaksimal mungkin!" jawab Reina.

"Saya ajarin kamu selama 3 hari dan kamu masuk kerja di hari selanjutnya dengan saya yang akan bimbing kamu selama 1 bulan. Saya akan buatkan kontrak kerjanya dan juga id card yang belum kamu punya." Reina tiba-tiba langsung sujud syukur karena tidak menyangka.

Reina segera bangun kembali, "Baik Bu, terima kasih banyak"

Rosse bangun dari kursi untuk memeluk Reina, "Rejeki kamu disini, bersyukur dan gak boleh sombong. Terus belajar, terus berkembang, gak boleh besar kepala dengan skill kamu dan harus tetap ramah sama orang lain ya!"

Reina menangis haru karena ingat dengan orang tuanya, sudah sangat lama tidak ada orang yang merangkul dirinya seperti itu. Rosse mengerti dengan perasaan Reina tapi Reina benar-benar punya semangat yang luar biasa, itu hal yang patut dicontoh.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang