Chapter 1 (Versi Revisi)

52.1K 1.4K 7
                                    

Rosse keluar dari dalam kamarnya di bantu oleh Ibunya, sedangkan Dion segera duduk dengan tegap menatap Rosse dengan serius. Rosse dan Ana duduk di samping Abri dengan perlahan, Rosse tidak bisa menatap ke arah depan karena gugup di tatap Dion.

"Maaf sedikit lama, biasa dandan dulu biar tambah cantik sekalian juga hubungi penghulu untuk siap di nikahkan." jelas Ana sambil tertawa kecil.

"Syukurlah, berarti semua pihak sudah setuju? Bagaimana dengan Rosse, apa keberatan darling?" tanya Risseta yang menatap Rosse.

Rosse tampak sedih dan sangat bingung, memang ia tidak ingin di jodohkan namun ia juga tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya.

Rosse mengangguk pelan, "Rosse terima." semua bersorak dan senang.

"Kalau begitu kita makan terlebih dahulu sebelum penghulu datang, mari kita pindah ke ruang makan" Ana berdiri sambil mempersilahkan keluarga Andri untuk pergi ke ruang makan.

*Get married first,
Then start dating*

Penghulu dan empat orang saksi sudah duduk dengan nyaman di lantai beralaskan karpet merah. Dion menarik nafas panjang untuk menghentikan gugupnya, ia benar-benar akan menikah sampai ia tidak sempat memikirkan apapun selain bersiap. Dion dan Rosse sudah duduk bersebelahan, begitu juga Andri dan penghulu yang berada di hadapannya.

Tangan Dion dan Andri sudah saling bersalaman, "Saudara Dion Batara bin Andri Pandewa, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak perempuan saya, Rosse Abriana dengan mas kawin emas 50 gram, di bayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Rosse Abriana binti Abri Guntur Purnomo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." ucap Dion dengan lantang dan lancar.

Semua saksi merasa tidak ada salah kata dan akhirnya semua berkata 'SAH' yang dengan demikian mereka resmi menjadi suami istri. Penghulu mulai membaca doa-doa, semua orang mendengarkan dengan khusyuk. Pernikahan dua keluarga benar-benar sangat tenang dan hangat, tidak ada bising, tidak ada gangguan, dan tentunya berjalan dengan lancar.

Andri dan Abri sibuk berbicara dengan penghulu sambil merokok di luar sedangkan Ana dan Risseta sedang merapikan piring dan gelas untuk di cuci. Dion menatap canggung ke arah Rosse, tampaknya semua orang mengerti untuk memberikan ruang bagi mereka berdua.

"Istriku, Rosse Abriana." ucap pelan Dion membuat Rosse menoleh.

Rosse langsung menangis tersedu-sedu mendengarnya membuat semua orang terkejut dan berlari menghampiri. Dion yang ada di samping juga ikut terkejut dan bingung, semua menatap tajam ke arah Dion sedangkan Dion mengendikkan bahunya. Dengan cepat Dion menggendong depan ala bridal style hingga Rosse terdiam, ia berjalan ke arah luar membawa Rosse.

Di luar ada tempat duduk untuk bersantai, Dion meletakkan Rosse dengan perlahan setelah itu ia mengusap air mata Rosse dengan lembut.

"Apa yang terjadi? Kamu membuatku terkejut" tanya Dion bingung.

"Aku sangat takut, benar-benar takut dirimu." jawab lirih Rosse.

"Takut? Aku tidak memakan manusia, Rosse." jelas Dion menatap Rosse.

Rosse menatap Dion dari atas sampai bawah, "T-tubuhmu besar, a-ada otot di tanganmu, wajahmu juga sangat seram" Dion tertawa keras.

"Aku gym jika ada waktu, wajahku seram? Wajahku memang sedikit menyeramkan, bukan berarti aku galak" jawab Dion tersenyum kecil.

Rosse menatap Dion perlahan, "Tetap saja aku takut."

Dion mengelus kepala Rosse dengan lembut, "Kalau masih takut, gak apa-apa dan gak perlu di paksa."

Jika di deskripsikan, tubuh Dion sangat berisi dengan tinggi badan 180cm dan berat 76kg. Di bandingkan dengan Rosse yang hanya 165cm dan berat 60kg membuat ia melihat Dion seperti monster. Dion hanya bisa tertawa sambil menatap wanita mungil di hadapannya, seperti hewan buas yang menatap kelinci untuk di terkam.

"Bagaimana dengan besok, apa kamu ada kegiatan?" tanya Dion dan langsung duduk di samping Rosse karena Rosse menatap Dion sambil menatap ke atas karena perbandingan tinggi badan.

"A-aku pergi ke kantor Daddy untuk melihat-lihat, sepertinya aku akan bekerja disana" jelas Rosse menatap Dion.

"Jika ada waktu, aku akan menjemputmu." ucap Dion.

"U-untuk apa di jemput?" tanya Rosse bingung.

"Lupa? Kita sudah menikah, baby. You are mine now! Besok aku akan menunjukkan rumah baru kita, itu rumah yang aku beli bukan rumah dari uang orang tuaku" Dion tersenyum kecil.

Rosse langsung berdiri, "Tapi kita hanya menikah secara agama, bukan negara!" bantah Rosse menatap kesal.

"Tetap saja sudah sah, asal kita tidak membuat bayi saja." tatap Dion membuat Rosse merinding.

"B-baiklah! Aku akan ikut." Rosse duduk kembali dengan malas.

"Apa kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Dion melihat Rosse terdiam.

"Bagaimana jika pasangan kita ternyata pernah melakukan sesuatu sebelum dengan kita? Bagaimana jika masa lalunya kelam? Bagaimana jika sebenar-"

Celoteh Rosse di potong, "Aku tidak pernah bercinta dengan siapapun di luar negeri. Bahkan aku masih suci, tidak seperti yang kau bayangkan! Namun, aku juga bukan laki-laki baik seperti yang orang lain pikirkan."

"Jadi? Apa, katakan?" Rosse penasaran.

"Ke bar and dating several women. Tidak dengan minum-minum dan bercinta!" jelas Dion sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Rosse menghela nafas panjang, "Aku bahkan tidak sempat berpacaran dengan laki-laki dan sekarang menikah."

"Apa kamu menyesal?"

Rosse menggeleng pelan, "Tidak terlalu, namun sedikit. Aku tidak pandai soal percintaan, aku bahkan tidak ada waktu untuk hal itu saat kuliah. Sangat menyebalkan!" Rosse menutupi wajahnya karena malu.

"Kita berdua sudah menikah, hal yang sekarang kita harus pelajari adalah pernikahan. Bagaimana ke depannya, bagaimana setelahnya dan bagaimana kita bisa mengurus penerus kita" ucap Dion percaya diri.

Rosse membuka wajahnya dan tertunduk, "Aku harus belajar dari google, apa perlu aku meneliti orang-orang tentang pernikahan?" Rosse bergumam sendiri.

Dion sangat gemas dengan Rosse, "Aku akan kembali masuk ke rumah, apa kamu ikut?" Dion berdiri dan menunggu Rosse.

Rosse berdiri dan langsung meninggalkan Dion, Dion langsung berjalan mengikuti Rosse dari belakang.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang