Chapter 5 (Versi Revisi)

20.3K 838 15
                                    

Rosse mengatur nafasnya agar stabil, Dion menatap Rosse dengan bingung. Saat ini mereka sedang di jalan menuju kantor Dion, sepertinya Rosse sedang gugup khawatir dengan apa yang akan terjadi. Dion menyalakan musik di dalam mobil agar Rosse tidak merasa gugup lagi, Rosse melihat ke arah jendela menatap jalanan sambil menyanyikan lagu yang ia dengar.

Dion sampai di kantor, ia memarkirkan mobilnya dengan rapi. Rosse membuka seatbelt dan langsung keluar dari mobil, begitu juga Dion yang keluar dari mobil sambil merapihkan bajunya agar terlihat bagus. Mereka berjalan berdampingan untuk masuk ke dalam kantor, beberapa orang menyapa Dion dan melihat Rosse yang sekarang lebih elegan berjalan santai.

Mereka berdua berpapasan dengan Melly, "Selamat pagi Pak Dion" ucap Melly sambil melirik ke arah Rosse.

"Mulai hari ini kamu di pecat, semua pekerjaan akan di gantikan oleh Rosse." perintah Dion dengan suara lantang, orang-orang terkejut mendengar apa yang di katakan Dion.

Melly sangat terkejut, "Saya tidak melakukan apapun pak! Bagaimana saya bisa di gantikan secara tiba-tiba seperti ini?!"

"Kamu mengusirnya dengan tidak baik, apa perlu alasan lain?!" jelas Dion yang mulai kesal.

"Wanita itu berbohong pak! Saya tidak mengusirnya, lagipula apa yang di banggakan dari wanita itu?!" tanya Melly sambil menunjuk ke arah Rosse.

Rosse langsung menampar Melly tanpa basa basi, "Tidak sopan!"

"Wanita yang ada di hadapanmu adalah lulusan terbaik dengan predikat cum laude, pengalaman dia juga cukup banyak di luar negeri. Dan aku tidak perlu menjelaskan apapun lagi kepadamu, silahkan pergi" Dion langsung meninggalkan dirinya, Rosse tersenyum sinis dan ikut pergi.

Melly terdiam tidak bisa berkata-kata, ia benar-benar di permalukan. Melly menghentak-hentakkan kakinya dengan emosi dan langsung berjalan keluar kantor.

*Get married first,
Then start dating*

Dion dan Rosse berada di ruangan kerja Melly yang akan menjadi ruangan kerja milik Rosse, akhirnya perasaan kesal itu sudah tidak ada. Dion merapikan beberapa dokumen yang ada di meja kerja, Rosse juga ikut membantu merapikannya. Ruangan kerja mereka bersebelahan dengan kaca tembus pandang yang menjadi pembatas, Rosse melihat ruangan kerja milik Dion di sebelah.

"Aku sedang berfikir tentang situasi di tempat kerja Daddy, disana juga membutuhkan sekretaris" ucap Rosse.

"Tenang saja, disana sudah ada penggantinya." Rosse langsung berhenti merapikan berkas-berkas untuk menatap Dion.

"Kenapa kamu bisa tau?"

"Karena aku yang mencarikannya." jawab Dion pasti.

Rosse langsung menyilangkan kedua tangannya sambil menatap kesal, "Kamu mencarikan sekretaris di kantor Daddy agar aku bisa jadi sekretarismu?"

Dion mengangguk, "Memangnya kamu mau aku di goda terus?" kata-kata andalan Dion keluar.

Rosse berdecak sebal lalu lanjut merapikan beberapa dokumen. Setelah selesai semua, Dion menjelaskan apa saja pekerjaan yang akan di lakukan Rosse secara rinci. Rosse sigap mengetik beberapa tugas-tugas nya di ponsel, Rosse juga di ajak berkeliling semua tempat dari lantai 1 hingga paling atas tempat mereka berada. Semua pegawai sangat bingung dengan apa yang terjadi dan juga penasaran.

Rosse mulai memilah dokumen penting yang harus ia tangani dan merapikan dokumen yang tidak terlalu penting. Setelah itu ia membuat jadwal hari ini dan seterusnya di ruang kerja miliknya, Dion memperhatikan secara dekat kerja Rosse seperti apa. Namun, itu hanya alasan Dion yang ingin terus berlama-lama berduaan.

"Aku sudah mengerti sebagian, sebaiknya kamu juga kembali kerja" ucap Rosse tersenyum kecil.

"Kalau ada yang tidak di mengerti tanyakan saja" Dion keluar dari ruangan Rosse.

Rosse melanjutkan pekerjaannya, Dion baru masuk ke dalam ruangannya dan menatap jendela melihat Rosse yang sedang fokus bekerja.

Waktu begitu sangat cepat, mereka berdua makan siang bersama karena Rosse membawa bekal. Beberapa orang saling bertatapan satu sama lain karena penasaran dengan hubungan Dion dan Rosse, tidak biasanya Dion makan di kantin. Setelah selesai makan siang dan ibadah, mereka langsung kembali ke ruangan.

Dion fokus mengetik di komputernya, sesekali ia berbicara lewat telfon dan kembali membaca beberapa dokumen. Rosse merentangkan kedua tangannya karena sedikit pegal, ia melihat ke arah jendela menatap Dion yang fokus.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 4 sore, sudah waktunya pulang. Rosse masih tetap mengetik beberapa hal yang perlu ia kerjakan, Dion keluar dari ruangan untuk menemui Rosse.

"Rosse, kamu tidak pulang?" tanya Dion.

"Aku masih belum selesai, kamu pulang duluan saja" jawab Rosse tidak memperhatikan Dion.

"Besok masih ada hari, ayo pulang!" ajak Dion.

"Nanti gak selesai-selesai, besok juga kamu ada rapat" jelas Rosse yang tidak sadar Dion sudah berdiri di depan mejanya.

"Aku masih sanggup handle, ayo pulang!" ajaknya lagi.

Rosse menghela nafas panjang, "Iya, sebentar." Rosse langsung menutup laptopnya dan membereskan barang-barangnya.

Setelah selesai membereskan barang-barangnya, Rosse keluar dari ruangan bersama dengan Dion. Mereka berjalan ke arah lift, pintu lift langsung terbuka dan mereka masuk ke dalam. Dion menekan tombol nomor lift.

"Besok aku akan bicara dengan manager untuk membuatkan kamu id card sekalian juga memperkenalkan kamu dengan karyawan lain" jelasnya.

"Terima kasih" jawabnya cepat.

"Aku akan selalu menemani kamu, jadi gak usah khawatir." pintu lift terbuka lebar, Dion keluar lebih dulu untuk tap id card nya.

Rosse menyusul dari belakang, ia keluar dari pintu akses dan berjalan mendahului Dion.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang