Chapter 18 (Versi Revisi)

15.9K 467 1
                                    

Sudah 1 tahun berlalu, pasangan suami istri itu kerja bersama. Tidak ada egois, tidak ada amarah ketika salah satu salah, saling memperbaiki dan benar-benar lingkungan yang baik. Kantor yang sangat di idam-idamkan semua orang, kekeluargaan yang bagus, jam istirahat yang lumayan lama agar bisa solat dengan khusyuk, menegur dengan cara yang benar, bahkan tidak menyulitkan orang-orang jika ada pengajuan cuti.

Dengan adanya Rosse, perubahan semakin meningkat. Hal-hal kecil dan besar di tangani dengan teliti, masalah barang-barang yang tidak layak atau yang harus di perbaiki agar lingkungan kantor semakin nyaman. Semua orang hampir dekat dengan Rosse, ia juga senang menjadi orang yang dapat di percaya, namun perlu di garis bawahi jika sekretaris bisa memberitahu apa saja yang terjadi kepada atasan. Jadi, jangan sekali-kali membicarakan hal yang tidak baik kepada sekretaris.

"Besok jadwal perjalanan bisnis ke luar kota selama 3 hari untuk bertemu dengan Pak Darmawan" jelas Rosse yang sedang berdiri di depan meja Dion.

Dion meletakkan pulpen yang sedang ia pegang, "Aku benar-benar tidak ingin pergi jauh darimu, apa aku batalkan saja?" canda Dion dengan wajah serius.

Rosse jadi percaya dengan Dion, "Jangan sayang! Kamu harus tetap kerja!"

Dion tertawa kecil, "Baik darling."

"Nanti aku siapkan ya semua keperluan ka-" ucap Rosse terhenti.

Tiba-tiba saja Rosse merasa sangat mual, ia terlihat ingin muntah. Dion sigap bangun dari kursi untuk menopang tubuh Rosse yang lunglai, Dion membawa Rosse agar duduk di sofa.

"Darling, are you okay? Is something making you nauseous?” tangan Dion mengusap punggung Rosse lembut.

Air mata menumpuk di kelopak mata Rosse, "Sedikit pusing dan mual, aku gak tau apa penyebabnya" Rosse mengambil tisu untuk mengelap keringat dan air matanya.

Dion langsung memikirkan sesuatu, "Jadwal datang bulan kamu udah telat kan sayang? Apa jangan-jangan..."

"HAMIL!!" jawab Rosse cepat.

Rosse menutup mulutnya karena menjawab dengan kencang, Dion terkejut juga karena baru menyadari hal itu. Mereka berdua benar-benar sangat senang dan bersemangat.

"Kamu disini saja, nanti aku pesan teh hangat dan beberapa cemilan manis disini. Pulang dari sini kita ke dokter ya" ujar Dion lembut membuat Rosse mengangguk mantap.

Dion langsung berdiri dan bergegas keluar dari ruangan dengan terburu-buru, beberapa orang melihat Dion yang tergesa-gesa. Beberapa menit kemudian Dion membawa teh hangat dan cemilan manis di piring, orang-orang yang melihat sedikit heran dengan tingkah Dion.

"Gak biasanya Pak Dion bawa makanan sendiri, ada apa ya?" Diana berhenti mengetik sambil berfikir.

Desi berdiri mendekat, "Buat Bu Rosse, mungkin?"

Dion membuka pintu dengan sikunya dan berjalan masuk, ia menaruh makanan dan teh hangat di atas meja. Rosse langsung meminum teh hangat agar merasa lebih baik, Dion duduk di samping Rosse sambil mengusap-usap kepala Rosse dengan lembut.

*Get married first,
Then start dating*

Mereka berdua sudah berada di dokter kandungan di rumah sakit terdekat. Rosse sedang menjalankan pemeriksaan menggunakan alat USG untuk mengetahui apakah benar hamil atau tidak, di temani Dion yang duduk sambil memperhatikan layar monitor hasil USG.

"Kantung janin terlihat seperti lubang di dalam bagian rahim menandakan bahwa Ibu Rosse memang hamil." jelas dokter membuat Dion dan Rosse sangat bersyukur.

"Usia kehamilan berapa dok?" tanya Dion.

"Usia kehamilan sekitar 5 minggu" jawab dokter dengan senang lalu membereskan alat-alat karena sudah mengetahui usia kehamilan Rosse.

Pemeriksaan telah selesai, Rosse merapikan bajunya dan turun dari tempat tidur itu. Ia duduk di sebelah Dion untuk mendengar penjelasan lebih lanjut.

Dokter telah duduk kembali di kursinya, "Pada usia kehamilan 5 minggu tersebut, hal yang paling akan terlihat dari gambaran hasil yang ditunjukan oleh pemeriksaan USG adalah adanya kantung janin yang terlihat seperti lubang di dalam bagian rahim. Seperti yang tadi kita lihat di layar monitor"

"Kira-kira apa saja makanan dan hal yang penting lainnya agar janin tetap sehat?" tanya Dion semangat.

"Tentunya menjaga fikiran tetap sehat, seperti tidak stres, tidak menumpuk emosi dan hal-hal lain. Menjaga pola makan dan hidup sehat juga sangat bagus untuk tumbuh kembang janin" jawab dokter.

"Apakah saya masih bisa bekerja dok?" tanya Rosse sedikit khawatir.

"Tentu masih bisa selagi kamu kuat dan tidak membawa barang berat. Karena ada beberapa ibu hamil yang tidak bisa menjalankan aktivitas ringan karena tubuhnya lemas"

Mereka berdua bertanya beberapa hal lainnya hingga selesai. Dion dan Rosse keluar dari ruangan dan segera pergi untuk membayar vitamin dan hasil USG di administrasi, Rosse duduk di kursi tunggu sambil mengelus perutnya dengan senang. Dion selesai membayar administrasi dan berjalan menghampiri Rosse yang sedang mengelus perutnya, ia pun duduk dan langsung ikut mengelus perut Rosse.

"My baby, the most beloved. Sehat-sehat ya di dalam perut Mommy" ucap Dion.

"Ini alasan aku terbangun dan merasa pusing saat malam, terkadang juga aku menginginkan sesuatu" ucap Rosse menatap Dion.

"Jangan di paksa kerja darling, nanti aku akan cari pengganti untukmu" ucap Dion.

"Masih awal sayang, nanti saat kandunganku sudah besar saja" Rosse meyakinkan Dion untuk tidak terlalu khawatir.

"Aku akan cari orang yang bisa membantu pekerjaanmu ya darling, agar pekerjaanmu tidak terlalu berat" Rosse mengangguk pelan.

Dion bernafas lega karena Rosse mendengarkan sarannya, "Banyak keperluan untuk melahirkan dan mengurus anak ke depannya. Aku mau tetap produktif sebelum melahirkan karena nanti aku akan full menjadi ibu rumah tangga"

"Darling, biaya keperluan lain sudah ada, aku siap sebagai seorang ayah. Kamu gak perlu bekerja terlalu keras untuk ke depannya, aku akan selalu bantu kamu mengurus anak kita." Dion mengelus pipi Rosse dengan lembut.

Rosse memegang tangan Dion yang ada di pipinya, "Makasih ya sayang"

"Kita pulang ya, biar aku saja yang beres-beres untuk keperluan besok" ujar Dion.

Mereka berdua beranjak dari kursi untuk keluar dari rumah sakit. Dion menggandeng Rosse dan berjalan dengan pelan untuk memastikan semua aman, Rosse sangat senang melihat tingkah Dion yang memperhatikannya lebih dari biasanya.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang