Chapter 10 (Versi Revisi)

23.3K 699 0
                                    

Hal yang sangat ingin Rosse hindari ternyata tidak bisa di hindari, ia kedatangan tamu spesial yaitu Andrea Wealer mantan Dion. Saat ini Rosse sedang duduk berdua di ruang tunggu lantai dasar kantor, di jam pulang Andrea datang dengan sangat anggun. Beberapa orang terpesona, lekukkan tubuh yang cantik, dress panjang v neck dengan bagian rok samping terbelah sampai paha, heels senada dengan baju hitamnya, rambut hitam lurus dan riasan tipis membuat Andrea sangat perfect.

"Maaf menganggu waktunya, aku hanya ingin bertemu dengan Dion sebentar." jelasnya.

"Tidak apa-apa, saya sebagai sekretaris Pak Dion akan menemani sambil menunggu Pak Dion menyelesaikan urusannya." ucap Rosse dengan ramah.

"Saya kira masih Melly yang menjadi sekretaris Dion, apakah Melly risegn?" tanya penasaran Andrea.

"Melly di keluarkan oleh Pak Dion sendiri karena masalah yang tidak bisa saya jelaskan" jawab Rosse.

"Oh ya?! Baguslah jika Dion tegas dengan karyawannya"

Tak lama Dion datang membawa tas miliknya, Andrea langsung bangun dan berjalan menghampiri Dion dengan semangat. Rosse juga bangun perlahan menatap Dion, Rosse berjalan untuk ikut menghampiri.

"Dion! It's been a long time since I saw you, Dion." sapa ramah Andrea.

Dion menatap sinis Andrea lalu menatap Rosse yang ada di sampingnya.

"Ada urusan apa kamu kemari?" tanya ketus.

"Aku kemari karena mendengar kamu akan menikah. Siapa wanita yang bisa membuatmu jatuh cinta selain aku? Apakah wanita itu cantik? Seksi? Or have something I don't have?" Rosse mendengar sesuatu yang membuatnya kesal.

"Dia istimewa." jawab singkat Dion.

"Istimewa? Apa yang membuat dia istimewa? Bagaimana denganku? Aku sudah lama putus dengan Fabio dan menunggumu. Menikahlah denganku saja, Dion!"

Rosse berbalik karena tidak kuat mendengar kata-kata dari Andrea.

"Dia punya kehebatan di ranjang, Andrea. Bahkan kamu sendiri tidak akan pernah bisa mencicipi tubuhku sedikitpun! Tubuhku hanya milik istriku" jawab tegas Dion membuat Rosse langsung berhenti berjalan.

"Hanya itu? Tubuh? Aku bahkan memiliki tubuh yang indah dan mempesona. Aku akan berikan jika hanya itu yang kamu mau"

"Hentikan tingkahmu itu! Jangan pernah mencari ku atau menemui ku lagi!" Dion berjalan dan langsung menarik Rosse untuk pergi keluar kantor.

Andrea berbalik dan melihat Dion menggandeng tangan Rosse, ia menyadari jika Rosse sekretaris Dion adalah istrinya.

*Get married first,
Then start dating*

Rosse sedang duduk memeluk tubuhnya di dalam bathtub, tubuhnya juga di terpa air shower yang ada di atas kepalanya. Selama perjalanan mereka berdua, Rosse tidak berbicara apapun, ia masuk ke dalam rumah hanya untuk berendam di kamar mandi. Tiba-tiba saja Dion langsung membuka pintu kamar mandi, ia menatap Rosse yang terkejut menatap Dion menerobos masuk.

"A-apa yang kamu lakukan?!!" Rosse masih kesal.

"Aku khawatir, tidak ada suara dari dalam kamar mandi." Dion berjalan ke arah Rosse.

"Aku hanya sedang berendam saja" jawab pelan Rosse.

Dion membuka semua pakaiannya dan ikut masuk ke dalam bathtub, ia memeluk Rosse dan memangku tubuhnya lalu mematikan shower. Rosse malu dan langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Dion sangat menyebalkan!!" ucap Rosse dengan kesal.

Dion tertawa kecil, "Maaf ya darling, kamu marah soal wanita itu? Aku gak akan bertemu lagi dengannya."

"Aku kesal hal lain juga!" jawabnya cepat.

"Apa itu darling? Coba katakan?" Dion penasaran.

"Bagaimana mantanmu sangat cantik?!!! Tubuhnya juga menarik, jika di bandingkan denganku, aku belum sempurna seperti dia!!"

Dion tertawa keras mendengar Rosse menyampaikan keluh kesahnya, Rosse membuka wajahnya lalu berbalik badan. Mereka saling berhadap-hadapan menatap satu sama lain.

"Tubuhmu itu sangat cantik, kulitmu eksotis, bagian dada sangat sempurna, wajah kecil dan imut. Kenapa kamu masih merasa tidak cukup? Aku sangat bersyukur kamu tidak memamerkan apapun ke orang lain. Menutupi aurat adalah suatu hal yang sangat aku banggakan darimu, aku menyukai apapun darimu, Rosse!" jelas Dion sambil mengelus pipi Rosse.

Rosse merasa tenang mendengar jawaban Dion namun juga masih penasaran dengan beberapa hal.

"Lalu kenapa kalian putus?" tanya Rosse pelan.

"Karena wanita itu selingkuh. Andrea adalah cinta pertamaku, dulu aku tidak bisa lepas darinya bahkan saat dia selingkuh aku hanya bisa memaafkannya. Setelah aku sadar bahwa hal itu menjadi kebodohan aku memutuskannya dan fokus dengan pekerjaan" jawab Dion dengan singkat.

"Terus selanjutnya bagaimana?"

"Aku jadi sering melampiaskan ke hal lain seperti ikut ke bar untuk berkencan dan sekedar berkenalan. Tapi aku sudah stop sejak 3 tahun lalu dan berakhir menyetujui perjodohan dari kedua orang tua."

Rosse sangat fokus dengan cerita Dion, "Kenapa kamu setuju dengan perjodohan ini?"

"Karena aku kenal kamu"

"Kenal?"

"Kita satu universitas, dari Indonesia sendiri hanya ada 3 orang yang diterima. Saat itu aku mencari tau siapa saja dan ternyata ada kamu, aku juga pernah menyapa kamu di kantin entah kamu ingat atau tidak" ucap Dion mengendikkan bahunya.

"Aku benar-benar gak ingat, maaf." Rosse merasa bersalah karena tidak mengingatnya.

Dion langsung memeluk tubuh Rosse dengan erat, "Aku bersyukur kamu jadi milikku Rosse, aku tidak akan mengecewakanmu"

Rosse merasa sangat lega mendengar penjelasan Dion, ia tidak ingin karena permasalahan sepele menjadi besar karena egoisnya sendiri.

"Aku belum mengirimkan undangan kepada teman-temanmu" Dion melepaskan pelukannya.

"Nanti kamu kirim undangan ya ke mereka, kamu pegang hpku untuk kamu kirim. Aku gak mau kamu cemburu, aku gak mau kamu salah paham atau hal lain lagi" pinta Dion menatap Rosse.

Rosse mengangguk mantap, "Kalau begitu sekarang kita mandi."

"Mau mandi atau sekalian?" Dion seperti bertanya hal lain.

Rosse tau apa yang Dion maksud, "Bentar lagi maghrib, mau selesai atau sebelum?" tanya Rosse sambil tersenyum lebar.

Dion juga ikut tersenyum nakal, "Sebelum dan sesudah juga boleh, double?"

"I offer two options, not both." Rosse mencubit pipi Dion gemas.

"Setelah isya, durasi di tambah?" Dion masih berusaha membujuk Rosse.

"Iya boleh." jawab Rosse pasrah.

Dion langsung bersemangat, "Seharusnya aku membeli banyak baju untukmu, setiap hari bisa melihat banyak warna" Rosse berfikir keras.

"Maksudmu lingerie?"

Dion mengangguk cepat, "Banyak warna dan model akan lebih bagus" jelas Dion sambil memikirkan di dalam kepalanya.

"Nanti aku akan beli sendiri, kamu gak perlu beliin aku lagi." ucap Rosse yang mulai mengambil sabun cair di sebelah bathub.

Rosse mulai membasuh tubuh Dion dengan air dan menggosok tubuhnya dengan sabun, perlahan tangannya mulai merayap ke bawah karena ingin menjahili Dion. Alhasil Dion terkejut hingga merinding sekujur badan, ia menatap Rosse dengan sebal lalu ikut menjahili Rosse dengan menyentuh leher Rosse yang sedikit sensitif.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang