Chapter 27

10.2K 189 5
                                    

Kantor sudah aman terkendali seperti biasa semenjak kejadian beberapa minggu yang lalu, dengan Dion yang masih sibuk harus mengurus beberapa hal di kantor polisi sampai akhirnya pengadilan telah tiba. Hans benar-benar sudah di adili dengan pasal yang berlaku dan Diana yang juga di hukum karena mengkhianati perusahaan.

Setelah semua selesai, Dion dan Rosse kembali bekerja seperti biasa bahkan semakin sibuk karena banyak perusahaan yang ingin bekerja sama atau sekedar berkunjung. Kandungan Rosse juga sudah mulai membesar membuat Dion semakin khawatir, Rosse sendiri mulai terbiasa dan nyaman dengan pekerjaannya.

Dion membuka pintu ruangan kerja Rosse, "Darling, kamu mau makan apa?"

Rosse berhenti mengetik laporan, "Mau pizza, nanti berdua sama kamu ya!"

"Oke darling!" Dion menutup pintunya lagi dan segera pergi untuk membeli pizza.

Rosse langsung melanjutkan kembali kegiatannya mengetik laporan. Terkadang Rosse masih sedikit kesal karena sudah mempercayai seseorang, namun ia berfikir bahwa tidak semua orang seperti itu, tetap saja Rosse masih tidak bisa untuk bergabung kembali dengan teman-teman lainnya. Dion juga memaklumi Rosse yang belum bisa menerima semuanya.

Tak lama kemudian Dion masuk ke dalam ruangannya sambil membawa pizza untuk Rosse, Dion melambaikan tangan dan menyuruh Rosse untuk ke ruangannya karena sudah jam makan siang. Rosse yang melihatnya lewat jendela segera merapikan berkas-berkasnya dan langsung keluar dari ruangan.

"Wahhh! Aroma pizza yang sangat enak!" Rosse langsung duduk di sofa tamu dan membuka tutup pizza yang ada di dalam box.

Dion duduk di samping Rosse, "Baca doa dulu darling"

Rosse membaca doa, setelah itu ia mengambil 1 potongan pizza untuk ia makan. Dengan wajah yang bersinar, ia menggoyangkan kepalanya pelan karena senang pizza yang ia makan sangat enak dan sesuai seleranya.

"I-nwih ewnak swekali!" suara Rosse tidak terlalu jelas karena mulutnya sangat penuh.

Dion tertawa lepas sambil menyeka saus yang ada di sisi bibir kanan Rosse, "Telan dulu baru berbicara darling. Kamu sangat lucu dan menggemaskan kalau seperti itu"

Rosse tersenyum dan menghabiskan makanan yang ada di mulutnya, "Enak banget!! Kamu harus ikut makan" Rosse menyodorkan pizza yang ada di tangannya kepada Dion.

Dion langsung menggigit pizza itu dan mengacungkan jempol, Rosse tersenyum lebar dan lanjut untuk makan pizza itu.

*Get married first,
Then start dating*

Dion membukakan pintu mobil, Rosse turun dari mobil dan melihat rumah sakit yang ada di hadapannya. Dion menutup pintu mobil dan menggandeng Rosse dengan erat, mereka berdua akan memeriksa kandungan di rumah sakit tersebut. Dion berbicara kepada pelayan untuk daftar sedangkan Rosse duduk di kursi tunggu sambil melihat suaminya itu. Dion sudah selesai, ia berjalan menghampiri Rosse dengan senyum yang merekah di wajahnya, tiba-tiba ada seorang wanita dari kejauhan yang berjalan menghampiri.

"Dion?!" panggil wanita itu.

Rosse dan Dion menoleh, "Laras? You moved here?" tanya Dion.

Laras mengangguk dan melihat ke arah Rosse, "Istrimu?"

Dion mengangguk mantap, "Iya, ini istriku. Rosse Abriana" Rosse tersenyum kecil.

Laras sedikit membungkuk, "Hallo! Perkenalkan saya Laras Pradista seorang dokter gigi baru disini." ia tersenyum ramah kepada Rosse.

Rosse masih tersenyum ramah, "Hallo juga! Saya Rosse Abriana, istri Dion"

Terdengar suara speaker panggilan nomer urut 15 untuk segera masuk ke dalam ruangan dokter kandungan. Dion melihat nomer antrian yang ternyata mereka harus segera masuk ke sana.

"Aku harus pergi karena mengantar istriku" ucap Dion.

"Oh iya tentu, silahkan" jawab Laras.

Rosse bangun dari kursi sambil menggenggam erat tangan Dion, perlahan-lahan mereka berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut. Rosse di minta untuk berbaring di tempat yang di sediakan untuk USG sembari dokter menyiapkan alatnya, Dion duduk di kursi sambil menatap layar monitor.

Rosse membuka bajunya sampai dada untuk dokter memeriksa, "Kandungnya sehat, suara detak jantungnya juga bagus, tapi terlihat di layar monitor adik bayinya memperlihatkan wajah marah, lucu sekali!" jelas dokternya.

Rosse memang sedikit marah karena melihat Dion berbicara dengan wanita lain, tapi ia tidak menduga bahwa anak di dalam kandungannya ikut marah. Dion langsung sadar kenapa hal itu bisa terjadi.

"Perkiraan jenis kelaminnya, laki-laki" dokter itu sudah selesai menjelaskan dan memeriksanya.

Rosse menutup bajunya kembali dan bangun dari tempat tidur, ia turun perlahan di bantu Dion untuk duduk di kursi biasa menghadap ke arah meja dokter. Seperti biasa dokter menjelaskan banyak hal dan memberikan resep vitamin untuk Rosse, dokter juga menyarankan banyak hal untuk kesehatan ibu dan calon bayi. Setelah selesai mereka berdua segera keluar dari ruangan dengan perasaan bahagia, Dion berjalan ke arah administrasi untuk menebus obat dan hasil USG.

Rosse berdiri sambil melihat sekitar, ia juga melihat banyak yang datang ke rumah sakit tersebut untuk memeriksa kesehatannya atau kandungannya. Dion sudah selesai dan berjalan menghampiri Rosse, Dion merangkul pinggang Rosse membuat Rosse menoleh.

"Laras siapa?" akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Rosse.

"Mantanku di luar negeri darling. Dulu ia bekerja di rumah sakit disana dan aku baru tau kalau dia pindah di rumah sakit ini" jawab Dion dengan jujur.

Rosse melirik sinis, "Kalian disana berkencan?"

Dion menahan tawanya, "Jadi, Laras punya pacar yang toxic. Kebetulan aku lagi pulang kuliah malam, Laras bertengkar dengan pacarnya sampai di pukul, aku melihatnya dan langsung menghajarnya sampai dia pergi. Laras meminta tolong padaku untuk jadi pacarnya agar bebas dari laki-laki itu." Dion kembali menjelaskan situasinya.

"Lalu kalian putus?" Rosse masih penasaran.

Dion mencium kening Rosse, "Putus, karena aku yang memutuskan. Aku hanya sekedar menolong selama 2 bulan penuh sampai dia tidak di ganggu lagi. Laras juga gak ada perasaan apapun dan kami berteman sampai sekarang" Dion benar-benar gemas melihat istrinya cemburu.

"Tidak ada pertemanan laki-laki dan perempuan yang baik-baik saja, salah satu dari kalian pasti ada yang suka" celoteh Rosse.

"I already have a wonderful wife. Kamu yang terakhir darling, gak ada yang bisa menggantikannya" ucap Dion.

"Awas aja kamu selingkuh!" Dion sangat ingin sekali mengigit pipi gemas Rosse yang sudah mengembang.

Mereka berdua jalan sampai ke mobil, Dion membukakan pintu mobil dan Rosse masuk ke dalam. Setelah itu Dion menyusul masuk ke dalam mobil, mereka segera pergi dari rumah sakit untuk segera pulang.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang