Chapter 26

14.9K 369 3
                                    

Rosse kembali bekerja dengan santai dan tenang, walau rasa kecewa sedikit tertanam di hatinya. Rosse harus membuang rasa iba pada hatinya untuk memberi pelajaran kepada orang yang sudah mengkhianatinya. Dion datang sedikit terlambat karena ada beberapa hal yang harus ia tangani di kantor polisi, setelah selesai ia baru bisa ke kantor.

Semua orang terkejut Dion datang, ia berjalan ke arah ruangannya yang di huni oleh Rosse. Dengan tatapan bahagia Rosse bangun dari kursinya dan menatap Dion, Diana yang ada di ruangan sekretaris pun sangat terkejut melihat Dion kembali. Rosse segera keluar dari ruangan untuk memanggil semua orang yang bekerja untuk datang ke ruangan kerja Dion.

Terlihat Diana sedikit gemetar masuk ke dalam ruangan lebih dulu, di susul oleh beberapa orang sambil merapikan barisan.

"Selamat siang semuanya, saya kembali lagi ke kantor setelah urusan saya sudah selesai dan saya menjabat kembali menjadi CEO di perusahaan ini. Untuk Ibu Rosse terima kasih banyak sudah mengambil alih sementara waktu dan saya kembalikan posisi Ibu Rosse menjadi sekretaris" jelas Dion dengan tegas.

"SELAMAT DATANG KEMBALI PAK DION!" semua orang bersorak atas kembalinya Dion.

"Hari ini saya akan mengumumkan bahwa Diana resmi di pecat dari perusahaan karena sudah mengkhianati perusahaan" semua orang terkejut lalu menatap Diana yang terpojok.

"Pak Dion, a-apa sa-lah saya???!" Diana bertanya dengan gemetaran.

Dion membuka ponselnya yang sedikit rusak untuk memutar rekaman suara. Semua orang benar-benar tidak menduga bahwa Diana berbicara dengan Hans untuk membocorkan informasi apa saja yang di lakukan Dion di kantor.

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipi Diana dengan mulus, "Padahal saya sudah percaya sama kamu tapi kamu mengkhianati saya! Kamu tau suami saya hampir mati karna kamu!!!!"

Pihak berwajib tiba-tiba datang dan masuk ke dalam ruangan, Dion mempersilahkan untuk membawa Diana ke kantor polisi sebagai pelaku yang terlibat. Diana masih mematung tanpa suara karena sangat malu, ia tidak menduga bahwa dirinya akan ketahuan. Semuanya sangat tercengang menatap kejadian yang barusan terjadi begitu cepat, apa yang mereka lihat dan dengar sangat-sangat tidak bisa di percaya.

"Saya harap dengan kejadian seperti ini kalian lebih perduli dengan diri kalian sendiri karena istri saya sangat galak" suasana sedikit mencair membuat Rosse menatap tajam ke arah Dion.

"Saya harap kalian semua bisa bekerja dengan ikhlas dan jujur agar menjadi berkah untuk diri kalian sendiri. Konsekuensi yang di berikan perusahaan akan sangat merugikan nama kalian jika suatu saat kalian melakukan kesalahan fatal seperti yang kalian lihat" ucap Rosse menatap semua orang.

"Terima kasih atas waktunya, saya minta untuk merahasiakan hal ini dari siapapun agar tidak jadi bahan perbincangan banyak orang. Terima kasih!"

Semua orang sedikit berbisik-bisik lalu keluar dari ruangan, Rosse menghela nafas panjang karena sudah melampiaskan amarahnya dengan leluasa. Dion berjalan menghampiri lalu memeluk Rosse, bahkan dirinya tidak pernah melihat Rosse semarah itu.

*Get married first,
Then start dating*

Panggilan dari pihak kepolisian membuat Dion harus kembali lagi ke kantor polisi, kali ini bersama dengan Rosse yang sangat ingin ikut bersama. Dion dan Rosse memasuki ruangan, terlihat ada Hans yang di mintai keterangan bersama dengan kuasa hukumnya.

"SAYA TIDAK BERSALAH!" teriak Hans dengan kesal.

Rosse berjalan dengan cepat untuk menghampiri Hans yang tidak terima dirinya di tuduh sebagai pelaku percobaan pembunuhan.

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipi Hans, semua orang yang menyaksikan tercengang karena Rosse. Hans berdiri dari kursinya menatap kesal ke arah Rosse dan ingin sekali menamparnya, dengan sigap Dion menahan tangan Hans dengan kuat. Petugas yang sedang mewawancarainya bangun dari kursi karena terkejut melihat Hans yang ingin menampar balik Rosse.

"Tolong untuk anda tidak membuat keributan lagi di kantor polisi! Untuk kalian juga tolong kerjasamanya!" tegasnya.

Dion melepaskan genggamannya lalu memberikan 2 kamera dasboard mobil yang berbeda kepada polisi serta rekaman percakapan Diana dengan Hans di ponselnya. Polisi itu mengambilnya untuk di cek, ternyata terlihat salah satu Diana menaruh sebuah gps di bawah mobil kantor Dion sehari sebelum perjalanan bisnis di lakukan.

Rekaman dasboard satu lagi memperlihatkan kejadian perkara saat kecelakaan terjadi, sesaat sebelumnya ada mobil biasa yang mengikuti dan truck yang berada di belakang. Mobil biasa itu memastikan bahwa mobil yang di pakai Dion dan menyuruh truck untuk segera menyusul mobil Dion, di dalam dasboard itu juga Dion menceritakan semuanya untuk sebagai bukti. Saat kejadian terjadi mobil truck itu memang sengaja banting rem ke arah kiri tempat mobil Dion berada membuat mobil Dion jatuh ke dalam jurang.

"Ini bukti yang cukup kuat karena ada rekaman kejadian dan rekaman suara atas nama Pak Hans." jelas polisi tersebut.

Hans menggebrak meja, "Bisa saja itu di edit Pak! Tidak mungkin saya melakukan itu!" ucapnya tidak terima.

Polisi menatap Hans, "Anda sudah bersalah, sebaiknya anda mengaku agar hukuman tidak memberatkan anda!"

"Belum jelas keaslian rekaman itu Pak, tolong di tindak lanjuti lebih dulu" ucap kuasa hukumnya.

Terlihat ada beberapa orang yang menghampiri polisi itu sambil berbisik, ternyata Diana sebagai pelaku yang bekerja sama dengan Hans membenarkan semua perbuatannya. Alhasil Hans benar-benar melakukan semua rencana itu dan akan di tetapkan sebagai tersangka.

"Diana sudah membenarkan semua perilakunya, anda tidak bisa mengelak Pak Hans!" ucap polisi itu.

Diana dan Dion tersenyum karena senang semua berjalan dengan lancar. Polisi tersebut memborgol tangan Hans membuat Hans memberontak, kuasa hukumnya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Hans di bawa oleh pihak kepolisian untuk di masukan ke dalam sel sementara sampai menunggu pengadilan agama dilaksanakan.

"Pak, untuk hukuman yang akan di berikan kira-kira berapa lama?" tanya Rosse penasaran.

"Jika seseorang melakukan percobaan pembunuhan berencana, maka pelaku akan diancam dengan Pasal 340 juncto Pasal 53 ayat (1) KUHP. Pasal 53 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa perbuatan yang telah dimulai, tetapi tidak tercapai karena halangan di luar kehendak pelaku, disebut percobaan. Hukuman untuk pembunuhan berencana adalah pidana mati, pidana penjara seumur hidup, pidana penjara paling lama 20 tahun. Sementara itu, untuk pembunuhan biasa, hukumannya adalah pidana penjara paling lama 15 tahun." jelasnya dengan rinci.

Rosse bernafas lega, "Terima kasih banyak Pak atas kerja kerasnya!"

Polisi tersebut pergi meninggalkan mereka berdua, Dion mengambil ponsel miliknya karena ia sudah selesai memberikan bukti ke pihak kepolisian. Rosse menggandeng Dion untuk keluar dari ruangan, mereka berdua bersyukur semua sudah selesai.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang