Chapter Danger 7 (Versi Revisi 21+)

28.7K 864 14
                                    

Hari weekend, kegiatan yang Dion dan Rosse lakukan adalah gym di ruangan yang tersedia di pojok atas. Dion memang sengaja membuatkan ruangan khusus untuk ia berolahraga, Rosse yang tidak pernah berolahraga kini harus menjalani hidup sehat bersama.

"Pagi hari ini kita akan melatih otot-otot kita agar tetap sehat. Jangan lupa pemanasan sebelum melakukan kegiatan" jelas Dion menatap Rosse.

Rosse sedikit malas untuk berolahraga, namun ia harus mencoba hidup sehat apa yang seperti Dion katakan. Rosse mengikuti gerakan Dion yang sedang melakukan pemanasan, Dion sangat bersemangat untuk melatih Rosse. Setelah selesai pemanasan, Dion memberikan arahan untuk mencoba treadmill untuk awalan. Selanjutnya ia juga memberikan beberapa contoh lainnya untuk Rosse ikuti.

Olahraga pagi berjalan dengan lancar dan selesai dalam waktu 2 jam. Rosse dan Dion keluar dari ruangan, Rosse berjalan masuk ke dalam kamar untuk mandi sedangkan Dion turun ke bawah untuk mengambil buah-buahan dari kulkas. Tiba-tiba ponsel Dion berdering, ia pun langsung mengangkat telfonnya.

"Assalamu'alaikum, Daddy"

"Waalaikumsalam, Dion. Daddy mau tanya kamu sesuatu"

"Apa Daddy?"

"Kalian rencana mau bulan madu kemana?"

Dion sangat terkejut hingga menjatuhkan buah yang sedang ia genggam karena mendengar hal itu dari orang tua Rosse, ia belum memikirkan hal itu sebelumnya.

"Belum ada rencana, masih butuh waktu juga apalagi pernikahan secara negara belum di lakukan"

"Kalau bisa kalian pergi ke Bali, Rosse sudah sering pergi ke luar negeri dan belum sempat berpergian di dalam negeri"

"Nanti Dion bicarakan lagi sama Rosse"

"Yaudah, Daddy tutup ya. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

Dion meletakkan ponselnya di atas meja sambil memijit pelipisnya yang pusing. Rosse sedang berjalan turun sambil melihat Dion kebingungan, ia berjalan menghampiri dan meletakkan tangannya di dahi untuk mengecek suhu tubuhnya. Dion terkejut melihat tingkah Rosse yang tidak bisa ia tebak, dahi Rosse berkerut sedang berfikir apakah tubuh Dion baik-baik saja atau tidak.

Aroma tubuh Rosse yang sangat harum, rambut yang terurai panjang basah, baju piyama Rosse berwarna merah muda dengan kancing atas yang belum ia kancing membuat Dion langsung mundur beberapa langkah.

"Aku tidak sakit Rosse" jawab Dion.

"Lalu kenapa? Sedang memikirkan sesuatu?" Rosse jadi bingung dengan tingkah laku Dion.

"Aku cuma kecapekan aja habis gym, aku mandi dulu ya ke atas" Dion langsung pergi dengan cepat menaiki anak tangga.

*Get married first,
Then start dating*

Rosse dan Dion melakukan kegiatannya masing-masing. Rosse yang sedang memasak dan Dion yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya, ponsel milik Dion kembali berdering. Dion mengangkat telfonnya yang ternyata dari pihak kurir yang mengantar barang-barang dari rumah orang tua Rosse. Dion segera pergi keluar untuk mengeceknya, ternyata memang benar ada mobil truck terparkir di luar gerbang. Dion membuka gerbang dari ponselnya karena gerbang akan terbuka hanya dari akses milik Dion.

Mobil masuk ke dalam perlahan dan parkir, setelah itu mereka segera mengeluarkan beberapa box untuk di bawa ke dalam rumah. Rosse mencuci tangannya dan berjalan ke arah ruang tamu, box mulai banyak dan selesai di letakkan. Orang-orang yang mengantar segera keluar dari parkir rumah setelah Dion menandatangani nota penerimaan.

"Ini barang-barangku?" tanya Rosse.

Dion mengangguk mantap, "Iya. Silahkan di buka"

Rosse mengambil cutter yang ada di laci dapur lalu kembali lagi. Dengan hati-hati ia membuka box itu, terlihat ada selembar kertas di atas tumpukan beberapa barang, Rosse membacanya dengan serius.

"Barang-barang kamu sudah semua, ada beberapa barang yang Daddy beli untuk Dion dan Mommy beli untuk Rosse." ucap Rosse membacakan isi surat tersebut.

Rosse melihat ada baju yang di lapisi plastik, ia membuka baju itu dengan semangat. Saat ia melebarkan baju sambil mengangkatnya, mata Rosse jadi terbuka lebar sedangkan Dion sangat terkejut dengan apa yang ia lihat. Rosse langsung melipatnya dengan cepat dan lanjut untuk mengeluarkan beberapa barang lainnya di dalam box. Rosse menemukan barang dengan bungkus kecil, ia mengambilnya sambil kebingungan. Alhasil Rosse membaca bungkus dengan sangat serius.

"LOH!!!! KENAPA BELI INI?!! DADDY IIIHHHHH" teriak Rosse membuat Dion penasaran.

Rosse memberikan bungkus itu kepada Dion dengan wajah yang memerah, Dion mengambilnya dan segera membaca bungkus tersebut. Dion langsung tertawa lebar, ia tidak pernah kepikiran jika barang yang di beri orang tua Rosse adalah kondom.

"Sepertinya Daddy benar-benar bersemangat sekali, kita mau coba kapan?" tanya Dion membuat Rosse meliriknya tajam.

"Gak tau" jawab Rosse ketus sambil lanjut mengeluarkan barang-barangnya.

"Kondomnya bagus nih, tipis juga. Aman kok" Rosse benar-benar tidak ingin mendengarnya lagi, Dion semakin senang untuk menggoda Rosse.

"Gak jelas ih!" Rosse mengambil barang-barangnya untuk ia bawa ke kamar. Hanya bungkus kondom saja yang ia tinggalkan di dalam box.

Dion membantu membuka box lainnya, ia mengeluarkan isinya dan melihat ada foto kecil Rosse. Dion tersenyum lebar menatap anak kecil riang yang lucu di foto itu bersama dengan kedua orang tuanya. Dion membawa barang-barang itu ke kamar.

Saat Dion membuka pintu, ia terkejut melihat Rosse memakai lingerie pemberian orang tuanya. Barang-barang yang Dion bawa hampir saja terjatuh karena Dion yang sangat terkejut hingga terdiam mematung.

Rosse berbalik dan kaget melihat Dion yang masuk, "AAA!!! DION!!" wajah Rosse menjadi merah padam.

Dion masih mematung melihat lekukkan tubuh Rosse yang sangat bagus. Bagian tubuh yang di tutup akhirnya ia lihat juga, otak Dion benar-benar tidak bisa berfikir jernih.

"Cantiknya istriku. Mau mencobanya?" Dion benar-benar tidak malu untuk menanyakan hal itu.

Rosse juga penasaran, "B-boleh. Aku juga mau mempraktekkan hal yang aku pelajari lewat media sosial" ia malu-malu mengatakan hal itu tapi juga berani menjawabnya.

"Kamu belajar tentang itu?"

Rosse mengangguk pelan, "Kalau tidak belajar, bagaimana caranya?"

Dion langsung mengunci pintu lalu meletakkan barang yang ia bawa di lantai, untung saja ia bawa satu bungkus kondom yang di berikan orang tua Rosse. Dion tidak ingin memaksanya, ia ingin Rosse sendiri yang memulai.

"Silahkan, aku akan duduk di tempat tidur" Dion langsung duduk di pinggir tempat tidur sambil menatap ke arah Rosse.

"A-aku tidak mahir, jadi tolong tuntun aku jika kamu tidak nyaman." Rosse sangat malu tapi ia juga mau.

"Aku juga pertama, tidak perlu sungkan" Dion ingin menyemangati Rosse.

Rosse sedikit mendekat, Dion langsung menarik pinggang Rosse perlahan agar jarak diantara mereka sudah tidak ada. Dion mencium kening Rosse dan pipinya, Rosse mencium pipi Dion dengan pelan.

"Akan aku pastikan semuanya tanpa paksaan, aku akan menunggu kamu siap"

Rosse menatap lekat, "A-aku tidak ingin menjadi istri durhaka nantinya."

Dion tertawa kecil, "Boleh aku mengatakan sesuatu?"

"Boleh"

"Aku mencintaimu Rosse."

Degup jantung Rosse berdetak cepat, ia benar-benar merasakan sesuatu di dalam hatinya. Rosse langsung memeluk Dion dengan erat, ia tidak bisa mengatakan perasaannya karena malu.

Nikah Dulu Baru Pacaran [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang