MY LOVE

2.7K 85 18
                                    

Janhvi:

'And the winner of the competition is... Double J!!!'

Pengumuman itu menggema di telingaku. Bahkan sangat jelas sekali. Euforianya pun masih bisa kurasakan. Sampai detik ini akupun belum memercayainya. Seperti mimpi saja rasanya.

Namaku Janvhi Taurani. Orang-orang memanggilku Janhvi tapi orang terdekatku selalu memanggilku Jaanu, kesayangan. Di Chandni Chowk, aku hanya tinggal dengan Amma dan Nani. Dari mereka berdualah bakat menariku berasal.

Sewaktu Nani muda dulu, beliau adalah penari klasik. Yang sering turun dari panggung yang satu ke panggung yang lainnya. Menari untuk instansi resmi ataupun masyarakat yang butuh hiburan. Aku bangga sekali kepada Nani. Bukan karena ia pernah mendapatkan penghargaan dari Perdana Mentri, melainkan karena dedikasinya terhadap tarian klasik India.

Amma mengikuti jejaknya. Bahkan dia sudah menjadi penari panggung sejak kecil. Kuberitahu ya, Amma juga pernah menjadi item song sebuah film di Punjab. Filmnha begitu laris hingga Amma sempat ditawarkan untuk menjadi bintang film punjab. Sayangnya Amma menolak karena hanya ingin menari saja, bukan bermain film. Kupikir alasan Amma menolak tawaran itu karena hanya ingin menjadi penari saja, bukan bintang film.

Di sanalah Amma bertemu dengan Appa yang juga sebagai penari latar. Mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Lalu keduanya menikah. Setelah aku lahir, Amma berhenti menjadi penari panggung dan memiih mendirikan sanggar tari untuk para anak. Bersama Appa, berdua menjalankan sanggar tersebut. Di sanalah aku mendapatkan dunia yang sangat kucintai itu.

Tapi sayang, Appa tidak bisa melihatku memenangkan kompetisi menari di Mumbai. Beliau lebih dulu dipanggil saat usiaku baru beranjak remaja. Jika saja ia ada di saat-saat tersulitku menjadi kontestan, aku yakin hari inipun Appa akan sangat bangga padaku.

Dance from Heart.

Umurku baru beranjak 20 tahun saat bertemu dengan Jigar. Dance lah yang mempertemukan kami. Waktu itu kami sama-sama gagal masuk audisi di Delhi. Lalu kami berteman dan semakin lama semakin dekat. Hingga kami sampai lupa, kapan tepatnya perasaan itu muncul.

Setiap pertemuan kami diisi dengan diskusi. Jigar sangat menguasai genre Hiphop dan dialah yang memberitahuku cara menari hiphop dengan baik dan benar. Aku sempat enggan, tapi Jigar malah menceramahiku.

'Jika menari adalah duniamu, mengapa kau hanya terpaku pada satu genre saja?'

Itulah sebabnya aku juga mengajarinya beberapa tarian klasik. Kami bahkan sering mencampuradukkan tarian klasik dengan hiphop. Dan hasilnya sangat memuaskan. Banyak tepuk tangan yang kami dapat saat dengan sengaja unjuk kebolehan di tempat terbuka. Energi positif itulah yang membuat kami kembali ikut audisi Dance From Heart di tahun selanjutnya. Dan hasilnya pun tak mengecewakan.

KAMI MEMENANGKANNYA!

Jigar bukan hanya partner menariku, tapi dia bagian terpenting dalam hidupku. Dan aku sangat mencintainya.

Aku terbangun saat bangkuku agak berguncang. Aku sempat mengucek mataku, pandanganku masih belum jelas. Kepalaku pun sedikit pusing karenanya. Perjalanan ini masih panjang tapi aku sudah merasa jetlag. Saat aku mengerling ke sebelahku, Jigar tidak ada di tempat duduknya. Memangnya sudah berapa lama aku tertidur?

Aku menegakkan punggungku, memanjangkan leherku dan mulai mencari Jigar di sekelilingku. Tapi Jigar belum juga terlihat. Mungkin sedang di toilet, tapi sudah 10 menit aku menunggu tapi ia juga belum kembali. Sepertinya aku harus bangkit dan mencarinya.

Kemana dia?

***

Jigar

"Jadi Janhvi itu benar-benar kekasihmu ya?"

Aku tertawa kecil mendengarnya. Seraya mengangguk, aku melirik ke arah lawan bicaraku. Seorang penumpang yang kebetulan duduk di dekat toilet. Gadis yang sepertinya masih remaja itu memandangiku aneh saat aku melewatinya dan menjadi sangat berani begitu aky keluar dari toilet. Dia dan satu temannya meminta foto. Tak disangka dia mengenaliku, salah satu personel 'Double J' yang minggu lalu memenangkan kompetisi Dance From Heart.

"Kupikir kalian hanya membuat lelucon." timpal temannya yang berambut pirang sebahu.

"Aku memang menyukai kemistri kalian dalam menari tapi untuk di dunia nyata, kalian bemar-benar tidak cocok." tambahnya.

Aku mengulum senyumku. Sebenarnya ini bukan komentat atau protes pertama dari fans 'Double J'. Janhvi juga sering mendapat komentar dari fansnya yang tidak menyukaiku. Itu hal yang wajar, makanya kami selalu menanggapi protes yang sama dengan senyuman.

"Kuberitahu ya... Sebenarnya Janhvi itu tidaklah seperti yang kalian pikir." aku harus sedikit menghibur mereka. "Tanpa make-up, kaupun tampak lebih cantik darinya." aku bahkan sampai harus mengelus rambut gadis itu agar meyakinkan. "Rambutmu juga harum. Heuh, Janvhi bahkan jarang berkeramas."

Dua gadis di hadapanku sekarang, semakin berbinar saja matanya. Membuatku semakin ingin menggoda merek.

"Tapi kalian tahu... Bukan semacam itu yang membuatku jatuh cinta kepada Janhvi."

Dan binar dari kedua gadis itu memudar seketika. Aku mengulum senyum samar.

"Tidak peduli Janvhi sering berkeramas atau jarang mandi sekalipun, posisinya di hatiku tidak akan tergantikan. She's my everything."

"Jigar?"

Aku tersentak dari lamunan sejenak. Begitu aku mendangak, pandanganku tertumbuk pada gadis yang baru saja masuk ke dalam kepalaku.

Janvhi.

"Sedang apa kau di sini?" ada embusan napas lega yang bisa kusaksikan. Sepertinya Janhvi sudah lama mencariku.

"Baiklah gadis-gadis. Sampai jumpa..." aku memberikan kissbye pada kedua gadis yang langsung duduk di tempatnya.

"Janhvi, kau--"

"Kupikir kau lompat tadi."

Aku tergelak setelahnya. Leluconnya tidak lucu tapi ekspresinya itu yang membuatku tertawa.

"Aku tadi ke toilet, lalu mereka menghadangku. Itu sebabnya aku belum kembali." jelasku.

Sebenarnya aku tidak perlu menjelaskan apa-apa. Sebab Janhvi tidak pernah memedulikan hal itu. Meski ia menyaksikan sendiri ada dua gadis cantik dan seksi bersamaku. Itulah yang aku sukai dari Janhvi. Dia selalu percaya padaku. Bahwa hatiku, hati seorang Jigar Khurana tidak mudah berpaling darinya.

Aku sangat mencintaimu, Janhvi.

***

Author's notes:

Fresh from the oven... Selamat membaca teman-teman. Setelah terkendala dengan aplikasi wattpad mobilku, akhirnya aku bisa menulis kisah 'double J' ini. Semoga kalian menyukainya. Jangan lupa untuk vomments ya.

Thank You...

SANAM RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang