Notes:
Aduh, Author jadi nggak enak nih karena ngerasa ngephpin kalian. Minggu kemarin nggak update bekos lagi ribet jadi belum sempet ngelanjut. Tapi tenang, minggu ini Jigar dan Janhvi balik lagi. Jangan lupa vomments-nya ya teman-teman. Semoga sukaaa...!
----
Jigar;
"Dengar, ya! Kalau teman-temanku tahu apa yang terjadi barusan, aku tidak akan segan-segan memotong lehermu!"
Aku melotot, bisa-bisanya gadis itu mengancamku. Memangnya apa peduliku sampai-sampai harus membocorkan rahasianya. Kurasa gadis ini mulai tidak waras.
Aku mengedikkan kedua bahuku lantas berbalik meninggalkan gadis itu.
"Oeh, kahan jaa raha ho tum?"
Aku tidak menggubris pertanyaannya. Aku ingin melanjutkan pencarianku. Janhvi pasti cemas karena sampai saat ini belum bertemu denganku. Aku harus segera menemukannya karena jika tidak mungkin aku yang akan mati karena terlalu merindukannya.
"Oeh!"
Aku bisa mendengar langkahnya mengikutiku.
"Shimmer!"
Teriakan gadis-gadis membuat gadis batu itu berhenti mengejarku. Aku mengerling sebentar, ia tampak gelagapan melihat kehadiran teman-temannya yang selalu datang di saat yang tidak tepat.
Baru saja aku ingin berbelok, sebuah tangan menarikku dari belakang. Aku tidak bisa menghindar ketika seseorang menempel dan bergelayut di tanganku.
"Ikut denganku." Suara itu terdengar memaksa. Ah tidak, bahkan sangat memaksa.
Meski sebenarnya enggan, aku mengikuti kemana gadis itu membawaku. Ke hadapan teman-temannya. Aku bingung, mengapa gadis ini menarikku layaknya pencuri yang baru saja mengambil tas impornya? Dan tatapan tiga orang gadis lain membuatku semakin tak nyaman.
"Let me introduce, he is my boyfriend."
Apa?
Aku berkedip berulang-kali. Menatap gadis batu dan teman-temannya secara bergantian dengan mulut yang terbuka lebar. Apa tadi katanya? Boyfriend?
Spontan aku menarik tanganku yang masih dicekalnya. Ingin mengkonfirmasi bahwa gadis batu ini sedang memperalatku. Sejak kapan aku menjadi kekasihnya? Kenal saja tidak. Dasar gadis gila! Tetapi pegangan gadis itu begitu keras hingga aku sulit menepisnya.
"Shimmer, are you serious? Is he your boyfriend?" Salah satu dari mereka bertanya dengan nada menyela.
"Kupikir, kekasihmu pria berkulit putih dan berambut pirang."
Aku terhenti. Menatap gadis berambut merah dengan tatapan tak percaya.
"C'mon Shimmer. Ini swiss. Mengapa kau malah berkencan dengan pria seperti ini?" tambah yang lainnya yang berambut hitam kepirangan. "Dia tidak sehebat yang selama ini kau gambarkan. Ternyata kami jauh-jauh pergi hanya untuk melihat pria seperti ini. Mengecewakan, Shimmer."
Aku menoleh ke arah gadis batu, ia hanya tersenyum kecut.
"Excuse me, madam. Apa maksudmu dengan 'pria seperti ini'?"
"Please shut up!" Gadis batu itu berbisik. "Kumohon, sebentar saja. Biarkan mereka mengatakan apa yang mereka mau. Setelah ini aku berjanji, akan melakukan apa saja yang kau mau. " Gadis itu kemudian berkata dalam bahasa hindi. Mungkin untuk menutupi akal bulusnya yang sangat merugikanku.
"Tidak. Yang pertama, aku tidak mengenalmu. Dan yang kedua bagaimana bisa aku membiarkan mereka menghinaku?" Aku juga membalas dengan hindi.
"Oeh Madam. Apa semua pria berkulit putih dan berambut pirang dapat menjamin? Apakah semua pria berkulit gelap dan berwajah timur tengah sepertiku tidak layak bagi kalian yang berada di Eropa? Hah!" Aku mendengus kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
SANAM RE
Romance(SWEETHEART) Tadinya, sepasang kekasih Jigar dan Janhvi ingin mereka ulang adegan romantis DDLJ di swiss. Mereka datang bersama lalu memisahkan diri. Mereka berjanji untuk bertemu sebagai orang asing. Berhasilkah keduanya bertemu sebagai orang asing...