How Make You Understand?

404 27 9
                                    

Jigar;

"Hello, lama tidak bertemu, Jigar. Kaise ho tum?"

Aku membeku di tempatku. Udara di sekelilingku terasa berpolusi hingga aku merasa sesak di dadaku. Tidak bisa kupercaya siapa yang ada di hadapanku sekarang, akupun berharap sosok tersebut hanyalah sebuah ilusi.

"Jigar?!"

Aku tersentak, sungguh nyata. Shimmer bukanlah halusinasi belaka. Dia benar-benar berdiri di hadapanku sekarang, dengan wajah yang sumringah. Yang mampu membuatku hilang kesadaran untuk sesaat.

"Shimmer, sedang apa kau di sini?"

"Ovoh!" Shimmer mengentakkan sebelah kaki, sementara wajahnya berubah kesal. "Kau seharunya menyambutku terlebih dahulu, bukannya bertanya hal yang membuatku kesal."

"Maaf Shimmer, aku sedikit kaget melihatmu di sini."

"Setidaknya jawab pertanyaanku," kalimatnya terdengar sangat memaksa.

"Seperti yang kau lihat, aku baik." Fisikku memang baik, maksudku terlihat baik namun sesuatu di dalam diriku sangat menderita. "Bagaimana kau tahu aku tinggal di sini?" Tentu aku penasaran dengan hal yang satu itu.

Shimmer tidak menjawab, hanya kedua bola matanya yang berputar. "I can't tell you,"

Aku mendengus pelan, bibirku tertarik lebar. Sebenarnya aku juga tidak terlalu peduli dengan informasi yang Shimmer dapatkan tentangku. Aku mengenal Shimmer, di Swiss dia sangat berkilau. Mungkin keluarganya mempunyai perusahaan tekstil atau properti raksasa. Entahlah, aku tidak sempat mencaritahu tentang latar belakang keluarga Shimmer di Swiss tapi satu hal yang kuketahui bahwa Shimmer akan selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan.

Kecuali aku.

Sebulan telah berlalu sejak hari dimana Shimmer mengakui segalanya kepadaku. Shimmer mengakui bahwa ia pernah bertemu dengan Janhvi di stasiun Bern dan dia malah mengajakku berbelanja. Aku tidak sempat bertanya alasan Shimmer melakukannya waktu itu karena ia terlanjur mengatakan bahwa ia tidak ingin melihatku bertemu dengan Janhvi. Shimmer tidak ingin aku meninggalkannya setelah bertemu dengan Janhvi sehingga sebisa yang ia mampu Shimmer mengulur waktu. Tapi takdir tidak sejalan dengan pemikirannya. Janhvi datang ke kamar hotelku di waktu yang tidak tepat dan itu karena Shimmer.

"Mengapa kau lakukan itu, Shimmer? Mengapa kau menciptakan skenariomu sendiri? Lihat apa yang terjadi?"

"Main janthi hoon Jigar. But I can't let you go from me."

"Mengapa kau tidak ingin aku pergi?"

"Karena aku ingin tetap bersamamu. Aku mencintaimu, Jigar."

Aku tertawa masam, leluconnya sangat bagus pikirku waktu itu. Sampai akhirnya dia berkata bahwa, "ini bukan lelucon Jigar. I was fallin in love with you?"

Aku masih saja tertawa bahkan semakin kencang. "Dalam dua hari? Wow!" aku menepuk-nepuk dadaku dan berkata pada diriku sendiri. "Wow Jigar wow! Kau cukup hebat juga ternyata. Kau bisa membuat seorang gadis jatuh cinta padamu. Dalam dua hari?! Wow man Wow!" Aku juga sempat mendecak lidah berulang kali, "bahkan Janhvi perlu banyak waktu untuk jatuh cinta padamu."

"Jigar, please. Honestly, I was. I love you I really love you, please don't go."

"But I can't!" Tegasku dengan wajah yang super ketat. "Listen Shimmer, bukan aku tidak tertarik padamu. Aku tertarik padamu, kau gadis yang sangat menarik. Tapi ketertarikanku tidak sejauh itu. Meski aku dan Janhvi berpisah, tapi aku tetap tidak bisa. Hatiku sudah dimiliki."

SANAM RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang