Jigar;
"Tenanglah Jigar, Double J akan mendapatkan peran. Aku yakin itu." Bahkan ucapan Shimmer pun tidak dapat membuatku senang.
Setelah melakukan tarian gagal kemarin aku tidak yakin peran yang digadang-gadangkan untuk Double J menjadi kenyataan. Janhvi tidak menginginkan peran itu, lalu apa yang harus kulakukan? Mendapatkan peran tanpa Janhvi? Media pasti akan membuat isu yang berlebihan tentang hal itu.
"Janhvi memang terjatuh saat audisi kemarin, tapi tidak ada yang menari lebih baik darinya. Aku yakin Papa akan memilih kalian."
Shimmer terus saja menenangkanku. Seolah-olah berkata kalau ia akan membuat ayahnya setuju untuk memilih Double J meski audisi kami berantakan.
"Tidak, Shimmer. Aku tidak ingin mendapatkan peran dengan caramu."
Shimmer terperangah. Mungkin ia terkejut karena aku berlagak menjadi orang jujur.
"Aku ingin mendapatkan film itu karena aku pantas, bukan karena bantuan siapapun." Aku beralih dari tempat dudukku. Menuang kopi di gelasku sendiri.
"Baiklah. Aku tidak akan mengatakan apapun kepada Papa. Tapi kau tetap harus yakin."
Aku diam.
Shimmer mendecak lidah. Kurasa dia agak kesal karena kuabaikan.
Setelah melihat bagaimana reaksi Janhvi saat kupergoki kepura-puraannya, hatiku terus saja gelisah. Janhvi terlihat membenciku karena peristiwa di Swiss. Dia juga membenci Shimmer yang terlihat mencolok akhir-akhir ini.
Apakah harus kujelaskan padanya kalau aku tidak tahu menahu soal kehadiran Shimmer di tengah-tengah Double J akhir-akhir ini. Aku juga sangat terkejut melihat kedatangannya setelah pertemuan dengan Kiran. Aku bahkan merasa di alam mimpi begitu Kiran menyebutkan nama Shimmer Mathur dengan lantang. Aku tidak tahu apa-apa soal identitas Shimmer sebelumnya, lalu bagaimana Janhvi menyalahkanku soal itu?
"Jigar, aku bilang tenang tapi tidak setenang ini juga."
Aku terkesiap mendengar ucapan Shimmer.
"Kya?"
Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri sehingga tidak menghiraukan Shimmer yang sudah berpindah dari tempat duduknya ke sebelahku. Jika tadi ia tidak menyentuh tanganku mungkin aku masih memikirkan Janhvi dan kesalahpahamannya.
"Kau bilang apa?"
"Aku bilang jangan khawatirkan Janhvi. Setelah beberapa hari kakinya pasti akan baik-baik saja dan ia bisa kembali menari. Aku yakin produksi film akan menunggunya."
Aku mencebik seraya mengambil tanganku dari tangan Shimmer. "Janhvi tidak inginkan film itu, Shimmer. Percuma saja." Shimmer belum tahu soal kepura-puraan Janhvi dan tidak akan kubiarkan dia mengetahui hal tersebut.
"Kenapa? Mengapa dia tidak ingin bermain film Papa? Bukankah dia setuju untuk audisi?"
"Karena Janhvi membencimu Shimmer,"
Untuk beberapa detik Shimmer membelalak kaget sementara tubuhnya tercekat di tempat.
"Are you serious?"
Aku mengangguk.
Shimmer membuang napas panjang, tak lama kulihat semangatnya tumbuh. "Chinta mat karo, kuch waqt..." Shimmer mengulas senyum lebar. "Janhvi pasti akan menyukaiku dan benar-benar merelakanmu."
Tapi aku belum rela dimiliki olehmu seutuhnya.
***
Janhvi;

KAMU SEDANG MEMBACA
SANAM RE
Romance(SWEETHEART) Tadinya, sepasang kekasih Jigar dan Janhvi ingin mereka ulang adegan romantis DDLJ di swiss. Mereka datang bersama lalu memisahkan diri. Mereka berjanji untuk bertemu sebagai orang asing. Berhasilkah keduanya bertemu sebagai orang asing...