Jigar;
"Bagaimana perasaan kalian setelah memenangkan DFH, yang kudengar kalian baru saja berlibur ke Swiss. Oh, kalian ini romantis sekali."
Pertanyaan Kiran membuatku ingin tersedak. Mengapa dia menyinggung perihal Swiss? Membuatku ingin mati saja.
"Ah ya. Itu benar."
Itu suara Janhvi. Dia menjawab tanpa ragu. Tidak sepertiku yang hanya nyegir kuda. Bagaimana tidak, mendengar nama Swiss seperti membuka sesuatu yang seharusnya sudah kulupakan.
"Swiss itu negara yang indah, kuakui. Dan Jigar bukan hanya partner menari yang baik tapi juga partner travelling yang sangat brilian." Komentar Janhvi yang langsung mendapatkan tepuk tangan dari penonton di studio. Aku tidak mengerti, tepukan tangan itu untuk pujian Janhvi terhadapku atau pujian terhadap Janhvi yang bisa mengatakan sebaris kalimat itu dengan nada yang ya-seperti aku memang hanya partner seperti itu dalam hidupnya.
"Bagaimana denganmu Jigar? Kupikir Janhvi juga partner yang membuatmu ingin bepergian terus bersamanya bukan?" Perempuan separuh baya itu menujukan pertanyaan padaku. Khusus untukku karena dia hanya menyebut namaku.
"Te-tentu saja." Aku mencoba menarik kedua ujung bibirku. "Janhvi gadis yang sangat kooperatif, sepertinya aku ingin berlibur dengannya lagi dan lagi." Kalimat macam apa ini? Mengapa bibirku bisa mengatakan hal seperti itu?
"Thank you." Janhvi berkata untukku, tapi kutahu kalau ia hanya mengelabui penonton di studio dan di rumah karena Party With Kiran ini disiarkan secara langsung.
"Ini hari pertama kalian kembali sebagai Double J, omong-omong apa yang kalian lakukan setelah kembali dari Swiss? Oh, aku tidak bisa membayangkan. Seharusnya kalian lebih dari Double J setelah itu."
Sorakan dan tepuk tangan mulai tumpang tindih. Kurasa Kiran sudah menanyakan pertanyaan klimaks dari acaranya. Mengesalkan. Dia bahkan berimprovisasi terlalu berlebihan. Bahkan pertanyaan ini tidak ada saat briefing tadi.
"Haan." Lagi-lagi Janhvi mendahuluiku. "Aku dan Jigar berkenalan saat DFH musim pertama dan kami sama-sama gagal. Kami berteman setelah itu lalu memutuskan untuk membentuk Double J."
Apa Janhvi akan mengatakan semuanya?
Dia sudah mengatakan awal dari pertemuan kami apakah selanjutnya ia akan mengatakan bagaimana kami berpisah.
"Kami sama-sama baru di kota ini, dan Jigar benar-benar partner yang bisa kuandalkan. Perihal Swiss, kami sama-sama menyukai DDLJ, dan kami memang terinspirasi oleh perjalanan mereka mengelilingi eropa. Memang banyak yang terjadi di sana. Tapi kami, maafkan aku, kami pergi sebagai Double J dan kami pulangpun sebagai Double J. Tidak lebih dari itu."
Aku terbelalak ketika melihat Janhvi dengan entengnya tersenyum pada Kiran dan para penonton di studio. Tadi dia sempat melirikku, dan sorot matanya itu menunjukkan kejujuran atas kalimat terakhirnya.
Tidak lebih dari itu.
"Oh ya ampun, rupanya aku berharap terlalu berlebihan. Harus kuakui, kemistri kalian ketika menari menunjukkan bahwa kalian lebih dari pada teman, bahkan penggemar kalian juga berharap kalian mengakuinya suatu hari tapi ternyata kalian, ah ya sudahlah."
Aku menepuk-nepuk pahaku saja. Aku mulai tidak tenang berada di talkshow Kiran ini.
"Ah ya yang kudengar kalian akan melakukan proyek selain menari? Boleh kalian beritahu kepada kami proyek tersebut?"
"Film," jawabku cepat. Aku tidak ingin Janhvi mendahuluiku lagi dan mengatakan sesuatu yang mungkin bisa membuat hatiku terluka. "Sebenarnya kami baru akan melakukan casting, belum pasti apakah kami-maksudku Double J akan mendapatkan peran atau tidak. Apapun itu, semua yang Double J lakukan semata-mata untuk para pendukung kami selama ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
SANAM RE
Romance(SWEETHEART) Tadinya, sepasang kekasih Jigar dan Janhvi ingin mereka ulang adegan romantis DDLJ di swiss. Mereka datang bersama lalu memisahkan diri. Mereka berjanji untuk bertemu sebagai orang asing. Berhasilkah keduanya bertemu sebagai orang asing...