God Knows

449 28 8
                                    


Jigar;

"Apa kau punya tempat lain?" Tanyaku setelah mengelilingi Bern namun tak juga mendapatkan apa yang kucari. "Bagaimana bisa Janhvi tidak ada di manapun. Ini mustahil." Aku mengerling pada Shimmer, "ini benar Bern, kan?"

Sekarang aku dan Shimmer sedang memakan sesuatu di café yang berada di daerah Gstaad. Awalny aku enggan, jika saja Shimmer tidak mengeluh lapar mungkin aku tidak akan berhenti untuk makan. Rasa laparku sudah hilang sejak terakhir kali aku menyadari bahwa aku terpisah dengan Janhvi. Tidak sedikitpun pikiranku memikirkan hal lain selain 'dimana Janhvi'. Tetapi aku tetap tidak boleh memikirkan diriku sendiri.

Shimmer menautkan kedua alisnya. "Memangnya kau pikir ini dimana?"

"Aku khawatir ini bukan Bern. Karena kalau ini Bern, bagaimana bisa tidak ada Janhvi di Bern."

"Satu hal yang harus kau pastikan. Apakah benar Janhvi pergi ke Bern?"

Aku terdiam. Ya. Bagaimana jika ketiadaa Janhvi di Bern karena dia tidak pergi ke Bern. Lalu kemana? Bukankah dia bilang akan mengulang kisah Raj-Simran? Dan itu terjadi di Bern, kan?

"Apakah Janhvi mengatakan kota lain selain Bern?"

Aku tetap diam. Aku tidak tahu. Aku tidak ingat. Aku lupa apakah Janhvi pernah menyebutkan kota lain di Swiss selain Bern?

"Kau ingat sesuatu?"

Aku menggeleng pelan.

"Bagaimana jika Janhvi memang tidak pernah ke Bern?"

"Apa itu mungkin?"

"Mengapa tidak?" Shimmer mengedikkan kedua bahunya.
Aku tercenung. Lalu, kemana Janhvi pergi?

"Zurich!"

Aku baru ingat. Sebelum pergi ke Bern, aku dan Janhvi bertemu tanpa sengaja di Zurich. Aku takut Janhvi batal ke Bern karena kami pernah bertemu di Zurich. Aku khawatir Janhvi menungguku di Zurich, karena berharap akan bertemu lagi denganku di kota yang sama. Aku juga cemas kalau Janhvi merubah rencananya. Berencana memulai perjalanan dari Zurich, bukan dari Bern karena dia percaya kami akan bertemu kembali di Zurich lalu akan pergi bersama-sama ke Bern.

Bagaimana jika memang seperti itu? Ini artinya aku harus kembali ke Zurich.

"Zurich?" Shimmer mungkin bingung.

Aku menceritakan analisisku barusan padanya. Shimmer mengangguk-angguk pelan, mungkin dia mengerti dan sependapat denganku.

"Kita harus kembali ke stasiun Bern, Shimmer."

"Tidak. Kita kembali ke Zurich dengan mobilku saja. Aku akan menambah kecepatan mobilku."

"Tetapi aku tidak ingin berakhir seperti Paul Walker."

"Hei, aku akan lebih hati-hati."

Meskipun aku percaya dia ke Bern dengan mobilnya akan tetapi keputusanku tetap, "tidak Shimmer. Aku hanya ingin kembali dengan kereta. Mungkin aku bisa menemukan Janhvi di stasiun."

"Bukankah tadi kau mengatakan kalau Janhvi tidak ada di Bern."

Aku mendecak. "Aku hanya tidak ingin membuang sedikit peluang. Entah mengapa aku merasa harus kembali ke Zurich dengan kereta,"

Shimmer terdiam sesaat.

"Jika kau tidak ingin, aku bisa sendiri." Aku yakin dia tidak pernah naik kereta dan enggan menaikinya.

"Ah tidak!" Aku agak kaget. "Aku akan ikut bersamamu." Tuturnya kemudian. "Kapan kita pergi?"

"Sekarang juga,"
Shimmer menandaskan kopinya lalu ikut berdiri bersamaku. Aku melihat semangatnya.

SANAM RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang