part 7

52.6K 2.9K 8
                                    

Hari ini tepat hari ulang tahun sekolah milik Papaku,dan hari ini pula aku akan pergi ke Puncak untuk merayakannya.

Sebetulnya aku sangat malas,seharusnya dihari libur ini aku bisa tidur sepuasnya bukan mengadakan acara yang sangat konyol seperti ini.

"Ra kamu udah bawa semuanya kan?"

"Mah aku tuh cuma camping dua hari tapi Mama kasih aku koper yang super gede kayak gini,aku bawanya gimana?"kataku sambil menunjuk koper yang kumaksud.

Yang benar saja Mamaku menyuruhku untuk membawa koper yang tingginya hampir setengah badanku.

Tubuhku ini terlalu mungil untuk membawa koper sebesar itu,lagi pula akukan hanya dua hari disana.

"Yaudah bawa aja apa susahnya?"

"Ini tuh susah Mah"

"Udah udah sana nanti kamu telat""

"Ck Papa ikut gak?"

"Enggak katanya Papa mau dirumah aja"

"Ihh curang aku juga gak mau ikut"

"Eh kamu tuh harus ikut lagian yah acara camping itu paling seru pas masa masa sekolah"

"Seru dari mana coba?"

"Udah sono nanti kamu telat"

****

"Aira kamu bawa kopernya gede banget mau Bapak bantuin?"tanya Pak Anton padaku.

"Ahh gak usah Pak,bisa sendiri kok"

Ucapku seolah-olah aku bisa membawanya,padahal sangat susah.

"Yakin gak mau?"

"Iyah gak usah Pak"

Dengan susah payah aku membawa koper kedalam Bis,tiba-tiba Rika and the genk menggelindingkan koperku sampai jatuh kebawah.

"Eh cupu gak usah bawa sampah yah kesini!"

"Tau pasti koper lo isinya sampah semua kan,jadi gak usah dibawa-bawa"

"Itu tuh bukan sampah itu barang-barang gue"kataku dengan kesal.

"Yah barang-barang lo kan sampah"

Ya ampun aku tidak habis pikir dengan mereka,seenaknya saja berkata jika koperku isinya sampah*tapi aku curiga jangan-jangan beneran sampah*

"Ambil gak koper gue!"Kataku.

"Apa? Lo nyuruh gue buat ambil koper lo yang murahan itu?"

"Iyah ambil!"

"Gak akan!"

Percuma saja aku menyuruh mereka,toh pasti aku juga yang akan mengambil.

"Aduh ni roda pake patah segala lagi"kataku menggerutu dalam hati.

"Lo lagi ngapain?"

Lalu aku melihat Arjun berdiri didepanku,dan dengan enaknya dia bilang seperti itu? Tanpa berniat membantuku untuk mengangkatnya.

"Lagi duduk"kataku ngasal.

"Oh tapi kayaknya lo lagi mau angkat koper deh?"

"Emang iyah Arjun lo dari tadi gak liat apa?"

"Liat sih,yaudah semoga berhasil angkat kopernya"

Ya tuhan kenapa aku bisa dijodohkan dengan orang sepertinya? Sama sekali dia tidak pernah peka dengan keadaan sekitarnya.

"Lo gak mau bantuin gue gitu?"dia berbalik mendengar ucapanku.

"Oh lo perlu bantuan?"

Aku menjawabnya dengan anggukan.

"My Husband Is My Enemy"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang