Part 1

122K 4K 49
                                    

Tidak terasa sekarang aku sudah memasuki masa SMA,masa dimana berkumpulnya anak anak remaja yang labil,yang sudah mengenal percintaan dan sebagainya,aku sih tidak terlalu memikirkan tentang hal itu menurutku itu tidak terlalu penting.

Aku bersekolah disekolah milik Papaku sendiri,yah aku memang terlahir dengan keadaan keluarga yang berada.

Aku merasa beruntung karena memiliki orangtua yang berada,karena keberadaan orangtuaku ini semua orang ingin berteman denganku.

Semua orang pasti akan mendekatiku,yah mendekati karena ingin menikmati harta yang orangtuaku miliki.

Heh aku tidak habis pikir,ternyata didunia ini masih ada orang orang seperti mereka, aku benci.. sangat benci saat mengetahui alasan mereka ingin berteman denganku.

Didepan seolah mereka menyayangiku namun dibelakang mereka hanya memanfaatkan hartaku saja.

****

Aku perhatikan bayanganku dicermin yang sangat berbeda dengan penampilanku yang dulu.

Rambut yang kuikat dua didepan,dengan tambahan aksen kacamata yang cukup besar kupakai.

Aku merubah penampilanku menjadi super culun,yang pasti akan membuat orang tidak mau berteman denganku. Yah memang itu tujuanku,karena percuma saja jika mempunyai banyak teman tapi hanya memanfaatkanku saja,sudah cukup kejadian satu tahun lalu yang aku alami.

****

"Morning"

"Morning, sini sarapan!"kata Mamaku.

"Iyah Mah"

"Dek lo yakin sama keputusan lo?"tanya Kakakku Alvi.

"Yakin lah Kak"jawabku dengan semangat.

"Kamu tuh ada-ada aja sih Ra,masa bikin keputusan kayak gitu?"lanjut Papaku.

"Aku yakin sama keputusan aku,pokoknya Papa cuma harus ikutin permainan aku aja,Papa harus pura-pura gak kenal sama aku saat disekolah dan jangan sekalipun Papa bilang kalo aku itu anak Papa!"

"Ck iyah deh .. Papa cuma bisa doain kamu aja semoga rencana kamu ini gak bikin kamu celaka"

"Iyah siip Pah"

****
Saat tiba disekolah,kulihat banyak siswa yang diantar dengan kendaraan pribadi dan mewah,bahkan diantaranya ada yang membawa kendaraan sendiri.

Sementara aku? Aku hanya menaiki angkutan umum,walaupun tadi Papa sempat menyuruhku untuk ikut dengannya.

Kutolak ajakannya,karena aku berpikir jika aku ikut dengan Papa sama saja aku membongkar identitasku sendiri.

Bukan cuma identitas yang kuubah tapi juga sikapku,sikapku sangat berbanding jauh dengan sikapku yang dulu cerewet,baik,ramah,tidak sombong dan masih banyak lagi.

Namun sekarang aku mengubahnya menjadi pendiam,alim,tidak banyak bicara,jutek,dan.. yah pokoknya sangat bertolak belakang dengan sikapku yang dulu.

****
Baru saja aku sampai didepan kelasku,aku sudah dihadang oleh sekelompok wanita yang menurutku pasti mereka adalah genk sok berkuasa,bahkan diantara mereka ada yang mencegal kakiku sampai membuatku jatuh kelantai.

"Hahaha aduh cupu kalo jalan tuh pake mata!"

"Kacamata lo kurang gede yah? Jalan segitu aja langsung jatoh"

"Lagian orang kaya lo tuh gak pantes sekolah disini"

"Lo tuh cuma merusak citra sekolah ini yang terkenal dengan murid-murid yang cantik,tampan,dan kaya. Sementara lo? Lo cuma seorang nerd yang bisa masuk karena beasisiwa kampungan itu"

"My Husband Is My Enemy"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang