"Tapi aku serius." Ucap Rey. Aran terdiam. Kini kalimat Rey telah membuat keheningan panjang diantara mereka.
"Rey, bukunya tolong dibawa kekamarku ya." Ujar Aran lalu melangkah pergi. Rey terdiam. Apa kini ia membuat kesalahan?
_____
"Di-dia bilang begitu?" Tanya Rana di jam istirahat. Rey mengangguk saja. Ia masih menikmati mi ayam nya. Mengabaikan tatapan sendu Rana.
"Eh, bisa ajak dia ke cafe Klava besok malam?"
"Ha?" Rey menurunkan sendoknya.
"Besok ulang tahunku, keluargaku menyewa cafe itu. aku mengundang sampir satu angkatan kita." Jelas Rana.
Rey menatap Rana ragu. "Entahlah, dia sibuk."
"Ayolah Rey, ajak diaa." Pinta Rana lagi. Setengah merengek.
Rey menghela nafas. "Iya, akan kucoba. Tapi aku tidak janji."
Rana menatap Rey dengan mata berbinar-binar. Walaupun tahu Aran belum tentu akan datang. Rey menaikkan sebelah alisnya saja.
"Makasih Rey, makasihhhh." Ujarnya. Rana sekali lagi mengangkat mangkuk mi ayamnya. Berpindah ke meja kantin lain. Rey mengabaikannya.
"Itu tadi Rana kenapa?" Rey kembali berhenti memakan mi ayam nya. Ia mendengus kesal melihat Aran kini duduk dihadapannya dengan semangkuk bakso.
"Ah, kalian berdua sama saja." Keluhnya. Aran mngangkat sebelah alisnya.
"Apa sih?"
"Kalian berdua apa tidak bisa membiarkanku menikmati semangkuk mi ayam ini?!" Seru Rey kesal membuat Aran tertawa renyah.
"Kupikir apa. Dasar!" Aran tertawa.
Aran mengambil kecap didekat Rey dan mulai menikmati makanannya. Sekali lagi saat Rey hendak memasukkan sendoknya kedalam mulut, Aran menyelanya
"Tapi serius, Rana tadi ngomong apa sama kamu?" Tanya Aran. Rey mengerutkan keningnya.
"Dia mengundangmu ke cafe Klava besok malam. Acara ulang tahunnya." Jawab Rey kemudian memasukkan sendok itu kemulutnya.
"Eh? Nggak mau ah."
"Dia undang hampir satu angkatan loh. Aku juga diundang." Ujar Rey.
"Kamu juga? Aku ikut deh."
Jawaban itu membuat Rey berhenti memakan mi ayamnya. Ia mengangkat sebelah alisnya.
"maksudmu?"
Aran terdiam. Menyadari kesalahannya. "Oh, maksudku.. sekalian mengantarmu." Ralatnya. Rey mengangguk saja.
"Sudah hilang kan?" Tanya Rey tiba-tiba.
Aran terdiam sekali lagi. Ia menatap Rey yang makan dengan lahap. "Harusnya." Jawab Aran pelan.
"Apa?"
"Tauk deh." Jawab Aran memutus pembicaraan. Rey sendiri tidak tertarik untuk mengungkit lagi dan lebih memilih untuk menikmati mi ayamnya.
_____
"Yakin disini?" Tanya Aran ragu sambil menyetir. Rey sendiri hanya diam menganga melihat bangunan dihadapan mereka.
"Harusnya sih." Jawab Rey tak menyakinkan.
"Ini sih bukan cafe, tapi resto. Sampai tingkat dua gitu." Aran semakin ragu.
Bangunan itu besar tingkat dua. Bahkan tempat parkirnya luas. Ada papan menyala bertuliskan Klava.
"Coba masuk saja." Usul Rey yang langsung diikuti anggukan kepala Aran. Ia lalu memarkirkan mobilnya ditempat kosong. Mereka berdua lalu turun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You
Fiksi RemajaReyna adalah seorang gadis penderita Athazagoraphobia yang hidup bahagia bersama ayahnya. phobianya itu adalah alasan dari sikapnya yang tertutup. ia tidak lagi mau menerima seseorang didalam hidupnya. Pada akhirnya prinsipnya itu hancur karena suat...