17. Cemburu

729 54 0
                                        

Aran menggerutu pelan. Harusnya sekarang ia tenang, karena selain Rey lebih sering tertawa, sekarang ia mempunyai sahabat baru. Rama.

"Rama, bagian ini gimana bacanya?" Aran melirik ke arah Rey yang yang menghampiri meja Rama untuk bertanya.

"Oh ini..."

Aran menghela nafas. Ia merutuki dirinya sendiri atas apa yang telah dilakukannya.

"Aran, kamu siap buat tampil besok kan?" Tanya Rana dari belakang. Aran terdiam kemudian mengangguk.

"Pasti." Jawabnya. Aran melihat ke luar jendela. Beberapa siswa dan guru sibuk menata tempat untuk pameran. Beberapa ada yang sibuk menyiapkan kursi didalam aula untuk pertunjukan.

"Harusnya sih siap." Bisik Aran.

_____

Rey menyerahkan undangan pada Rian. Riab memperhatikan undangan itu.

"Ah, undangan acara ulang tahun sekolah?" Tanya Rian tersenyum. "Aku pasti datang." Tambahnya.

Janji itu mmbuat Rey semakin riang. "Harus. Aku dan Aran akan tampil!"

"Aran? Dia tidak bilang padaku."

"Aku tak heran." Tambah Rey. Mereka berdua tertawa kemudian.

Suara pintu tiba-tiba terdengar. "Kakak, besok ada acara di seko– ah, sudah diberitahu Rey ya?" Aran membatakan niatnya untuk memasuki ruangan itu. Aran segera menutup pintu itu.

Rian dan Rey terdiam setelah Aran pergi.

"Ada yang aneh dengannya ya?" Tanya Rian. Rey berpikir sebentar.

"Ya."

"Dia kenapa?"

"Entah ya?"

Mereka kembali terdiam kemudian.

"Pasti karena kamu." Ujar Rian menebak.

"Ha?" Rey mengerutkan keningnya. "Aku bahkan tidak tahu apa-apa."

Rian mengangguk. "Ah, ternyata memang kamu ya."

"Bukan!"

"Pasti."

"Bukann!!"

_____

Ruangan aula penuh. Aran membawa gitarnya kebelakang panggung. Aran terdiam melihat Rey duduk bersama Rama di belakang panggung.

Sambil mendengus kesal, Aran berbalik dan memilih menunggu di dekat pintu masuk. Dari jauh Aran melihat Rian yang sudah duduk dibarisan depan bersama Arna dan kepala sekolahnya.

"Dasar tukang narsis." Umpat Aran.

Acara itu dimulai begitu saja dengan tarian daerah. Aran menikmati nya dari jauh. Terkadang ia melirik ke arah kelambu besar yang menutupi backstage. Berharap Rey akan muncul di sisinya.

Aran tersadar dari lamunannya saat tiba-tiba Rey naik ke atas panggung. Aran terpana. Rambut Rey panjang terkepang seperti biasa. Ia memakai dress sederhana berwarna biru muda.

Rey duduk di kursi pianonya, dan menekan tuts nya perlahan.

Nada fireflies dari owl city mngalun begitu saja bersamaan dengan suara jernih dari Rey.

Aran terdiam. Ia menatap Rey dari kejauhan.

Dan aku bahkan sudah berkata padamu. Bahwa semua rasa itu telah hilang.

Tapi kenapa aku masih peduli padamu?

Dan kenapa aku merasa kesal saat.. melihatmu tertawa dengan orang lain selain aku?

Stand By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang