21. Pengakuan Reyna

711 59 9
                                    

Rey duduk si kursi. Ia menunduk canggung sambil memainkan gelang tangannya. Seorang pria masuk dan Rey segera berdiri. Ia menundukkan kepalanya kemudian kembali duduk.

"Nak Reyna." Surya tersenyun duduk dihadapan Rey. "Melihatmu dari sini, rasanya seperti bertemu teman lama."

Rey hanya bisa tersenyun tipis. Ia tak mengira akan seperti ini. dipanggil di malam hari menghadap majikan yang ia belum tahu benar wataknya.

"Mungkin kau bingung kenapa aku memanggilmu kemari." Ujarnya.

Reyna mengangguk pelan.

"Ini tentang Aran." Ujarnya membuat punggung Rey menegak. "Kudengar kau memiliki hubungan dengannya."

Rey buru-buru berdiri. "Tidak tuan, itu-"

"Cukup." Rey terdiam. "Aku tak mau dengar darimu. Aku sudah tahu semua. Penolakan itu, dan sebagainya."

Ada angin gelisah berhembus didada Rey.

"Tapi dengan begini aku bisa memakaimu." Lanjutnya. Surya menatap Reyna.

"Dia masih menyukaimu. Dia pasti akan mendengarkan perkataanmu."

Rey terpana mendengarnya, sedangkan Surya hanya tersenyum saja.

"Bagaimana? Kita melakukan bisnis?"

_____

Aran tak habis pikir. Ia berusaha mati-matian menghindari pertunangannya. Menghindari tatapan membunuh ayahnya, demi seorang gadis. Ya, seorang gadis yang kini berdiri dihadapannya dengan membawa beberapa foto gadis padanya.

"Kau harus memilih salah satu dari semua kumpulan foto ini." Jelas Rey singkat sambil berdiri menyerahkan kumpulan foto itu pada Aran disamping meja belajarnya.

Aran menerimanya dengan lemas. "Rey, kamu serius?"

Rey mengangguk mantap. Aran menghela nafas. Ayahnya tak main-main.

"harus? Bagaimana kalau tidak?" Tanya Aran.

"'Serahkan sebuah foto gadis yang kau pilih padaku dua hari lagi.' Itu yang dikatakan tuan Surya." Jawab Reyna formal. Aran menyadarinya.

"Ah, jangan bersikap kaku Rey, kau membuatku canggung!"

rey hanya diam. Masih berdiri disana menunggu Aran memilih salah satu foto itu. Aran terdiam sesaat. Ia lalu menjajarkan foto itu. Melihatnya sekilas dan menyingkirkannya. Tak ada yang menarik baginya. Tentu saja. Karena gadis yang ia pilih ada di belakangnya.

Aran melirik Rey sekilas. Gadis itu masih berdiri tegap dalam diam.

"rey pergilah, dengan sikap kaku mu itu membuatku merasa aneh." Usir Aran sedikit kesal.

Jujur Rey sedikit terkejut mendengarnya, tapi sebisa mungkin ia menutupinya.

rey menganggukkan kepalanya kemudian berlalu. Aran masih terfokus pada kumpulan foto itu.

Di luar, Rey menghela nafas panjang.

"Kau harus membuatnya bertunangan dengan seorang gadis yang pantas bersamanya.

Rey terpana. Ia mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Kudengar kau menolak Aran kan? Itu berarti kau tak menyukainya. Aku bisa mengandalkanmu."

entah kenapa Rey sedikit merasa keberatan, tapi ia hanya diam.

"lakukan tugas ini sebaik mungkin." Suruh Surya. Rey terdiam.

"Bagaimana jika tidak?" Tanya Rey datar. Surya sedikit terkejut tapi ia tersenyum melihat keberanian kecil itu.

"Kudengar kau masih SMA. Kelas 2 kan? Sepertinya sayang kalau harus berhenti sekolah di tengah-tengah seperti itu."

Stand By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang