"Takut kok." Jawab Rey membuat Aran terpana. Gadis itu serius dengan jawabannya.
"Tapi kamu.... sudah janji." Lanjutnya. Aran terdiam sambil menghela nafas.
"Bagaimana kalau aku tidak menepati janji?" Tanya Aran. Sejenak Rey terkejut. Suara televisi mengisi keheningan.
"Eh..." Rey terpana.
Ada jeda yang sangat lama. Tapi beberapa saat kemudian Aran memalingkan pandangannya ke televisi. "Cuma tanya kok."
Rey menghela nafas lega. Aran tertawa kecil.
"tuh kan takut nya berlebihan."
"Iyalah!" Seru Rey kesal sambil mengembungkan pipinya. Aran tertawa.
Aran melingkarkan tangannya, merangkul gadis yang duduk disebelahnya itu. Rey menyandarkan kepalanya pada bahu Aran.
"Besok mau jalan?" Tanya Aran.
"Uh-huh." Balas Rey singkat.
"Ke mana?"
"Terserah."
Aran tersenyum tipis. "Ng, kau masih berhubungan dengan Hans?" Tanyanya tiba-tiba.
Rey terdiam sebentar. "Masih."
"Masih dekat?"
"Sangat dekat."
Aran menelan ludah. Ia terluka dengan pertanyaannya. Rey menyadarinya dari rangkulan Aran yang semakin erat.
"Bohong kok." Ujarnya membuat Aran menghela nafas.
"Kamu jangan bikin takut ah." Ujarnya. Rey tertawa kecil. Mereka terdiam kemudian.
"Rey, soal pertunanganku, ayahku sudah setuju."
Rey terdiam. Ia memejamkan matanya menunggu kelanjutannya.
"Dia bilang tidak apa-apa kalau itu kamu."
Rey tersenyum di balik wajah mengantuknya itu. Ia diam. Menikmati aroma matcha kesukaannya itu. Beberapa saat kemudian ia bahkan sudah tertidur. Aran menyadari sesuatu yang janggal.
"Rey, dengar kan?"
Rey tentu tak menjawab. Aran menunudukkan kepalanya. Gadis itu sudah terlelap dengan senyum kecilnya. Aran tertawa kecil
"Ya ampun."
Aran mematikan televisinya. Ia dengan perlahan mengangkat tubuh Reyna dan menggendongnya ke kamarnya yang rapi. ia menurunkan gadis itu diatas ranjangnya dan menyelimutinya.
Aran tak habis pikir. Gadis itu tumbuh semakin manis. Aran menarik selimut nya agar lebih menutupi tubuh Rey. Aran tersenyum tipis lalu mengecup kening Reyna.
"selamat tidur." Bisiknya.
_____
Rey terbangun. Ia mengerang pelan dan melihat jam menunjukkan pukul 6 pagi. Ia kembali menutup matanya malas dan menarik selimut.
Ia dapat mencium aroma sedap selain matcha. Harum coklat.
Rey tersadar. Ini bukan apartemennya. Ia segera bangun dan pergi keluar. Aran sudah duduk di sofa sambil menikmati coklat panasnya. Ia menoleh saat Rey membanting pintu.
"Ada apa?" Tanya Aran terkejut. Rey terdiam lalu menggeleng. Ia berjalan mendekati Aran dan duduk di sebelahnya, lalu menyandarkan kepalanya.
"Apa sih?" Tanya Aran sambil tertawa. Ia menaruh gelasnya di atas meja.
"Dingin tahu." Keluhnya.
"Loh, ditempat asalmu, musim dinginnya juga terasa kan?" Tanya Aran.
"Ya, tapi apartemenku di Inggris rasanya lebih hangat tuh."

KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You
JugendliteraturReyna adalah seorang gadis penderita Athazagoraphobia yang hidup bahagia bersama ayahnya. phobianya itu adalah alasan dari sikapnya yang tertutup. ia tidak lagi mau menerima seseorang didalam hidupnya. Pada akhirnya prinsipnya itu hancur karena suat...