Rey terbaring diranjangnya. Liburan membuatnya bosan. Sejenak kemudian terbayang kembali kejadian saat dikamar Aran. Rey melempar bantalnya dengan kesal.
"Ah! Sial!" Umpatnya. Selanjutnya ia terdiam. Kak Aran yang baru saja bekerja dan duduk diranjangnya hanya diam melihat tingkah Rey.
"Lagi wabah flu kuda ya?" Gumamnya. Rey menoleh ke arah Arna.
"Aku harus apa?! Dia menyebalkan sekali!" Seru Rey pad Arna. Arna menaikkan sebelah alisnya.
"Siapa?"
"Aku benar-benar benciiii!!" Tambah Rey.
"Siapa sih??" Arna mulai kesal, tapi Rey tak kalah kesal.
"Kenapa aku harus punya kenalan seperti dia?!"
"SIAPA?" Tanya Arna kesal.
"A–aku, Rian." Ujar seseorang dari balik pintu gugup. Arna dan Rey menoleh. Arna segera membuka pintu dan mendapati Rian berdiri disana.
"He–hey. Aku hanya.."
"Iya aku akan keluar." Sahut Arna cepat memgerti. Rian menghela nafas dan masuk kekamar.
"Kamu lagi kelahi ya? Sama Aran?" Tanya Rian ramah. Ia duduk didekat adiknya itu.
"Gak juga." Jawab Rey.
"Dia.. frustasi loh." Lanjut Rian. Rey menoleh. Ia mengerutkan keningnya.
"Ha?"
"Waktu kutanya apa dia lolos di pertandingan tadi, dia menjawab 'ya'. Jadi aku tanya pada Jonathan kenapa Aran terlihat frustasi. Katanya karena kamu." Jelas Rian sambil mengusap rambut Rey.
"Aku gak apa-apain kok." Bela Rey.
"Aku juga gak tahu. Coba kamu hibur." Ujar Rian. Rey mengerutkan keningnya tapi mengangguk.
_____
"Separah apa sih.." gumam Rey. Ia melangkah kearah kamar Aran yang terbuka. "A–"
"Kenapa aku melakukannya lagi sih?!" Umpat Aran kesal didepan meja belajarnya yang mnghadap ke jendela. Jonathan, pelayan Aran hanya diam berdiri didekat sana.
"Anda sudah bertanya ribuan kali.." keluh Jonathan.
"Kamu tidak mengerti!" Seru Aran. " kamu bayangkan, aku sudah dua kali menariknya ke kasurku! Ini memalukann!!" Serunya lagi.
"Kan tidak sengaja. Minta maaf saja." Balas Jonathan lemas. Sepertinya dia sudah lama berada disana. Jonathan yang menyadari kehadiran Rey kemudian terdiam.
Rey menaruh telunjuknya dekat bibir.
"Aku juga maunya begitu, tapi dia pasti kesal sekali." Aran mengacak-acak rambutnya. Jonathan tersenyum kecil.
"Begini saja anggap tuan sedang berbicara dengan Rey." Usul Jonathan. Rey tersenyum.
"..untuk apa?" Tanya Aran.
"Agar beban dihati tuan berkurang." Tambah Jonathan. Aran mengangguk-angguk saja. Rey berjalan mendekat.
"Begini Rey, aku tidak sengaja menarikmu. Itu bukan salahku. Oke, itu salahku. Seandainya aku bangun lebih pagi mungkin tidak akan terjadi." Ujar Aran. Rey mengangkat sebelah alisnya namun tersenyum.
"Aku benar-benar tidak ada niat untuk membuatmu marah, kesal, atau tidak nyaman. Aku tidak pernah berniat untuk menyentuhmu... oke, mungkin pernah."
"Tapi itu wajar karena aku pernah menyukaimu, itu saja–kamu mau kemana Jo?" Tanya Aran melihat Jonathan yang tersenyum sambil melangkah keluar. Aran mnoleh dan melihat Rey yang sudah berdiri dibelakangnya. Aran terbelalak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You
Novela JuvenilReyna adalah seorang gadis penderita Athazagoraphobia yang hidup bahagia bersama ayahnya. phobianya itu adalah alasan dari sikapnya yang tertutup. ia tidak lagi mau menerima seseorang didalam hidupnya. Pada akhirnya prinsipnya itu hancur karena suat...