23. Kencan

780 56 7
                                    

Dan Aran benar-benar tak menyangka apa yang dikatakan Rey kemarin. ia sudah menunggu momen itu hampir 4 tahun lamanya.

"Maaf lama." Sahut Rey yang kemudian datang dengan pakaian rapinya.

Ya, gaya khas Rey, rambut dikepang, dress putih dengan cardigan peach.

Aran sendiri hanya memakai celana jeans, kaos, dan jaket biru denim nya.

"Tidak kok." Balas Aran.

Ini kencan resmi pertama mereka. Aran bahkan tak bisa tidur memikirkannya semalam. Aran dan Rey berjalan menuju mobil sedan milik Aran. Sebelum masuk Rey mengangkat kepalanya. Menatap Surya yang memperhatikannya dari beranda dengan berani.

Surya mengerutkan keningnya. John lalu datang dari belakang memberikan sebuah kertas berlipat dari Rey. Surya menerimanya dan membacanya. Ia tersenyum tipis kemudian mengembalikannya pada John.

"Aku terima kesepakatan ini." Ujarnya.

_____

Taman bermain.

Sejak dulu Rey selalu ingin pergi kesini. Bersama dengan keluarganya.

"Kau senang?" Tanya Aran yang berdiri di samping Rey. Rey diam masih memandangi tempat itu kagum.

"Ya.." jawabnya cukup ragu. Ia benar-benar senang. Aran tersenyum.

"Ayo." Ajak Aran sambil menggandeng tangan Rey. Rey terkejut, tapi dengan cepat ia membalas genggaman itu lebih erat seakan tak mau melepaskannya.

Rey lalu menempelkan kepalanya dengan lengan Aran. Aran terdiam. Bukannya ia merasa tak nyaman, tapi ini berbeda dari Rey yang biasanya.

"Rey, kamu kenapa?" Tanya Aran.

"Aku mau naik yang itu!" Seru Rey seperti anak kecil sambil menunjuk sebuah wahana. Aran sendiri hanya mengangguk-angguk saja saat Rey menarik tangannya.

_____

Nafas Aran terengah-engah. Tanpa diduganya, Rey justru memilih semua permainan yang sangat menegangkan.

"Aku capek, ayo istirahat." Ajak Rey. Aran mengangguk setuju. Ia dan Rey lalu duduk di kursi taman sambil menghela nafas lelah.

"Biar kubelikan minum." Sahut Aran sambil bangkit kembali dengan lelah. Rey mengangguk.

Pandangan Rey lalu teralihkan pada sebuah keluarga yang juga sedang bermain.

"papa, aku mau itu." Tunjuk seorang gadis kecil pada sebuah boneka beruang.

Rey memperhatikan saja. Gadis kecil itu, tangan kirinya bergandengan dengan ayahnya. Tangan kanannya digandeng kakak lelakinya.

"Ah, kalau aku mau permen saja." balas kakaknya itu. Tangan kanannya digandeng seorang wanita yang sepertinya mamanya.

"Iya, iya. Sabar ya." Balas papanya tertawa lembut.

Rey segera mengalihkan pandangannya. Ia sedikit iri melihatnya.

"Rey, ini." Aran tiba-tiba datang sambil memberinya sebuah minuman teh dalam botol. Rey menerimanya dan segera meminumnya.

Aran memperhatikan arah pandang Rey tadi.

"Umh, sudah hampir waktunya makan siang. Ayo pergi ke restoran." Ajak Aran disertai anggukan kepala Rey.

_____

Rey dan Aran menikmati makanan mereka begitu saja. Diam dan hening. Aran mengerti jalan pikiran Rey.

"Anu, ayahmu-"

Stand By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang