Rey berdiri menghadap dinding kamarnya. Ia melingkari tgl 15 april di kalendernya dengan spidol merah. Kak Arna memperhatikannya.
"Peringatan apa?" Tapi Rey tak menjawab ia hanya menoleh dan tersenyum. Sedetik kemudian ia memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas dan berbaring di kasurnya.
"Rey." Kak Arna tiba-tiba menyebut namanya. Rey menoleh sedikit.
"umh?"
"kau.. dengan tuan Rian.." Arna menghentikan kalimatnya kemudian. sedetik kemudian ia memejamkan matanya menyadari kesalahannya. Rey mengerti arah pembicaraan ini. Ia menghela nafas panjang.
"kak Arna, aku dengan Kak Rian... hanya sebatas.." Rey juga tak melanjutkan kalimatnya. Ia terdiam. apa hal ini boleh diketahui orang lain?
"maid dan majikan." lanjut Rey asal. Tak ada pertanyaan lain dari Arna. Rey pun yakin, kak Arna pasti sudah tertidur pulas.
_____
Rey memasang headset hitamnya seperti biasa sepulang sekolah, sambil memutar lagu kesukaannya. Ada sebuah buku novel ditangan kanannya. Agnes berlari hingga sampai disamping Rey.
"Hei, hei, mau main ke rumah? Hari ini pulang bareng aku?" Tanyanya riang seperti biasa. Rey menoleh. Sebuah klankson mobil berbunyi. Agnes dan Rey menoleh ke arah gerbang sekolah.
Sebuah mobil sedan hitam. Jendelanya dibuka setengah, hingga Rey dapat melihat Rian tersenyum didalam sana.
"Aku pulang dengan kakakku." Jawab Rey sambil memberi tanda pada Rian untuk menunggu sebentar.
Agnes terpana. "Itu kakak yang kamu bilang?" Tanyanya. Rey mengangguk. "Gila, ganteng banget!" Pujinya. Rey hanya terkekeh.
"Boleh diambil?" Tanya Agnes. Rey terdiam sesaat.
"Nes," panggilnya. "Aku nggak mau ya punya kakak ipar yang seumuran." Jelasnya. Agnes tertawa.
"Bercanda. Duh, kenapa harus hari ini sih? Padahal aku pengen ngerayain ultahmu yang ke-14!" Ujar Agnes kecewa. Rey tidak mengatakan apapun lagi. Ia tersenyum sambil menepuk pundak Agnes lalu berlalu.
"Udah gosipnya?" Tanya Rian saat Rey duduk di sampingnya.
"Kalau aku bilang belum, kakak mau menunggu sampai besok?"
Rian tertawa mendengarnya. "Kamu ini.." ujarnya.
Rey menoleh ke bangku belakang dan menemukan bunga anyelir pink disana. Beberapa tangkai. Masih segar.
"Hadiahmu ada di sebelah bunga itu." Ujar Rian kemudian sambil menyetir mobilnya. Rey mengangguk setelah menemukan kotak berwarna merah berpita putih berukuran sedang.
"Oh iya, kamu biasanya pulang dijemput ayah?" Tanya Rian tiba-tiba. Rey menggeleng sambil mengecilkan volume lagu yang didengar dari headsetnya.
"Jalan kaki, kadang sama Agnes." Jawab Rey singkat.
"Ayah bilang kamu sering pulang telat."
"Oh itu, aku sering duduk dihalte sambil membaca buku dan mendengarkan musik, tanpa sadar sudah satu jam atau lebih."
Rian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Mereka terdiam kemudian.
"Kakak," panggil Rey. "Apa kakak punya pacar?"
Rian menggigit bibir bawahnya. "Tidak."
"Lalu, kak Arna?"
Rian spontan mengerem mobilnya yang tadi melaju. Entah ia lakukan karena berada di lampu merah atau karena terkejut dengan nama yang disebut Rey.
![](https://img.wattpad.com/cover/65208010-288-k638742.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You
Teen FictionReyna adalah seorang gadis penderita Athazagoraphobia yang hidup bahagia bersama ayahnya. phobianya itu adalah alasan dari sikapnya yang tertutup. ia tidak lagi mau menerima seseorang didalam hidupnya. Pada akhirnya prinsipnya itu hancur karena suat...