2--[Meet]--

2.2K 234 8
                                    

"Pertemuaan tak terduga dengannya, membuatku berharap lebih."



------------------Byun Baekhyun

Akhirnya aku dapat ke tempat ini juga. Dan disinilah aku, di makam dimana Jessica dikuburkan. Aku sangat merindukannya. Aku juga membawa sebuket bunga untuknya, dia pasti senang.

"Chagi-ya, apakah kau senang disana ?"

"Apakah kau tak merindukanku ?"

"Apakah terlalu indah disana sampai-sampai kau tak kembali ?"

"Kau suka bunga mawar ini?"

"Akan kubelikan lebih banyak padamu"

Berbagai pertanyaan kulontarkan untuknya. Dan seperti biasa sedikitpun tidak ada jawaban yang aku terima. Setelah hampir setengah tahun semejak kematiannya aku masih tak bisa melupakannya sedikitpun. Juga aku masih dengan rutin mendatanginya seperti ini. Menyedihkan bukan. Aku tahu itu

"Baekhyun-ssi ?"

aku terlonjak kaget tiba-tiba saja ada seorang gadis yang memanggilku. Aku menatapnya bingung. Kurasa aku tak pernah melihatnya. Seakan tahu tatapanku diapun menyahut

"Kau pasti tak mengenalku ne ?aku teman sekelasmu, Kim Taeyeon"

Kim Taeyeon ?kurasa aku tak asing dengan nama itu. Tapi bagaimana aku tidak tahu keberadaannya di kelasku. Apa aku begitu terbang tinggi dalam bayang-bayang kesedihanku ?

"Tapi kurasa aku tak pernah melihatmu,"

"Aku anak baru, Baekhyun-ssi,"

"Begitu ya,"ucap Baekhyin sambil mengangguk paham.

Hening menyelimuti kita berdua. Aku ingin pergi sebenarnya karna merasa canggung, tetapi aku masih ingin bersama Jessica. Gadis ini menggangu saja.

"Bolehkah aku menanyakan sesuatu ?"ucapnya tiba-tiba

"Silahkan,"ucapanku mungkin terdengar dingin kali ini

"Makam siapa itu ?apakah kekasih mu ?"

Damn!  Bagaimana ia bisa tahu ? Aku sangat tidak suka seseorang menanyakan masalah pribadiku yang menyedihkan ini. Karena aku tidak suka dikasihaniani oleh orang lain, aku beranggapan bahwa itu sama saja orang lain memandangku lemah.

"Kau tak perlu tahu masalahku, kumohon jangan ikut campur,"

Aku dapat melihat raut mukanya yang terlihat kaget akan jawabanku. Ia menunduk menatap sepatunya. Sudahlah, aku tak peduli jika dia sedikit tersinggung oleh perkataanku.

"Maafkan aku, bukan maksudku untuk ikut campur tapi bukannya lebih baik kau membagikan masalahmu ke orang lain agar bebanmu berkurang,"

Apa-apaan gadis ini. Dengan seenak jidatnya berani menasehatiku.  Memangnya dia siapa ?

"Apakah kau eommaku nona ?cerewet sekali," ucapku lalu tertawa mengejek.

Gadis itu mengangkat kepalanya dan menatapku. "Yak! Aku berusaha menolongmu, ayolah cerita masalahmu aku akan dengan senang hati mendengarnya," 

Ya Tuhan, mengapa gadis ini keras kepala sekali. 

"Kubilang jangan ikut campur!"bentakku dengan suara yang cukup keras.

Aku sudah tak tahan dengan sikapnya. Mengapa ia terus saja memaksa ? Apakah itu penting untuknya ? Sungguh menyebalkan. Tak sia-sia, seketika itu ia pun terdiam. Aku lega ia tak bertanya apapun lagi. Tapi detik selanjutnya ia meneteskan airmata. Dia menangis ?!bagaimana ini ?

"Hey, kau menangis ?"

Pabo! Jelas-jelas ia sedang menangis mengapa aku masih saja menanyakannya

"Mianhae, aku tak bermaksud membentakmu aku hanya tidak suka orang yang mencampuri urusanku," aku memegang kedua bahunya yang sedikit bergetar.

Masih tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Hanya isak tangis yang terdengar. Dan aku tak suka mendengarkan suara itu aku sangat membenci suara tangisan. Entah setan apa yang merasukiku aku lalu memeluknya kemudian mengusap punggungnya secara perlahan. Berharap ia tak melanjutkan tangisannya yang kubenci itu

"Mianhae, berhentilah menangis aku tak suka melihat orang menangis di depanku,"

Aku dapat merasakan dia menggeleng di dalam pelukanku. "Tak apa, aku pasti menangis jika ada orang yang membentakku jadi tolong jangan lakukan lagi Baekhyun-ssi,"

"Ne, tapi berhentilah menangis"

Diapun mulai berhenti menangis. Akupun juga mulai merenggangkan pelukanku. Tetapi tiba-tiba perasaan yang tak bisa ku tebak dan aku tak tahu apa itu. Sudalah itu tak penting untuk sekarang.

Aku menatap mata sembab yang tengah menatapku juga. "Taeyeon-ssi, kau sudah tak apa ?"

Dia menggeleng sambil tersenyum kecil. "Tak apa, sebaiknya aku segera pulang," ucapnya sambal mengusap matanya yang masih berair. Aku tidak tega melihatnya.

"Hmm, bagaimana jika aku mengantarmu pulang ?sebagai permintaan maafku," Setelah aku mengatakan itu, ia kembali menatapku sedikit tak percaya, tetapi setelahnya ia mengangguk.

"Boleh juga, tapi aku ingin menaruh bunga ini dimakam nenekku dulu."

<<<<>>>>

Hanya suara lagu yang berputar di radio mobilku yang menyelimuti kita berdua. Tak ada yang memulai pembicaraan sejak tadi. Akupun hanya bungkam tak tahu ingin membicarakan apa, juga mengingat aku adalah orang yang terkenal pendiam sejak kejadian itu. Begitu pula dengan Taeyeon. Sebenarnya sejak tadi aku memikirkan ucapan Taeyeon. Apa benar seharusnya aku menceritakan masalahku kepada orang lain ?

"Taeyeon-ssi" suaraku memecahkan keheningan. Aku dapat melihat dari ekor mataku, Taeyeon sedikit terkejut saat aku memanggilnya. lucu juga,  pikirku.

"Ne ?"

"Hmm, rumahmu tadi dimana ?"

Jujur, tadi niat awalku ingin menceritakan masalahku tetapi tak tahu kenapa aku mengurungkan niatku.

"Kau terus saja beberapa meter lagi akan sampai,"

"Arraseo,"

Akhirnya sampai dimana tempat Taeyeon tinggal. Taeyeon tinggal di apartemen dekat sekolah. 

"Kau tinggal sendiri ?"tanyaku mencoba basa-basi dengannya.

"Ne, waeyo ?"

"Ani, tapi dimana orang tuamu ?"

"Orangtuaku sedang menjalankan bisnisnya di luar negri,"

"Kenapa kau tak ikut bersama orangtuamu?"

Entah mengapa aku ingin tahu tentang gadis itu.

"Aku sudah lelah berpindah-pindah sekolah dan aku juga ingin hidup mandiri di Korea,"

"Ah begitu," Aku mengangguk paham. Gadis ini tak seperti perkiraanku. Yang kubayangkan dia adalah gadis manja dan cengeng.

"Terimakasih atas tumpangannya, apakah kau mau mampir terlebih dahulu ?" Taeyeon sudah keluar dari mobilku.

Aku menggeleng sambal tersenyum. "Tak usah lain kali saja,"

"Baiklah, sekali lagi terimakasih Baekhyun-ssi."

Kemudian aku langsung mengemudikan mobilku dari apartemen Taeyeon menuju ke apartemenku. Tiba-tiba aku menyadari sesuatu, mengapa aku bisa bersikap peduli pada orang lain yang bahkan baru kukenal ? Bukannya aku ini dikenal cuek dan dingin pada orang lain. Entah mengapa suasana hatiku berubah sejak ada Taeyeon. Ah pasti aku sudah gila, bagaimana bisa Taeyeon bisa menggantikan Jessica dalam waktu yang bahkan kurang dari setengah hari. Sangat tak mungkin.

Chapter 2!!
Kalau ceritanya tambah gaje bilang ya:)))
Vommentnya pasti aku tunggu!
Kalau ada typo tolong dimaklumi;)))
Thanks:****

HAPPY BAEKHYUN DAYY!!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang