9--[what?!]--

1.5K 163 20
                                    

"Menuduh orang itu lebih kejam dari pada membunuh. Jadi lebih baik kau langsung membunuhku, daripada   menuduhku sesuatu yang tidak pernah kulakukan. Itu lebih menyakitkan. "
.
.
.
.
.
.
.

M

enit demi menit, jam demi jam, hari demi hari telah berganti. Hal itu sama seperti sikap Baekhyun yang berubah. Taeyeon dapat merasakan hal itu sejak di rumah sakit kemarin. Baekhyun tak akan memulai pembicaraan bila bukan Taeyeon yang memulai. Setiap kali mereka bertemu Baekhyun seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi ia terlihat ragu. Setiap kali Taeyeon bertanya jawaban yang didapat hanyalah 'eobseo'

Ah ya, sebagian ingatan Taeyeon telah kembali setelah kejadian kemarin kepalanya pusing hebat. Dan juga mimpi yang ia alami. Ia ingat. Semua masalahnya antara Jessica dengannya. Tak ada yang tahu hal ini. Sebenarnya Taeyeon ingin memberitahu hal ini pada Baekhyun. Tetapi mengingat Baekhyun yang akhir-akhir ini sedikit berubah ia mengurungkan niatannya.

Hampir selama 3 hari ini, Baekhyun terus saja mendiaminya. Ia tak tahu kenapa. Dan perlu kalian tahu selama itu juga ia menahan diri untuk tidak ada rasa cemburu didalam hatinya. Namun hasilnya sama saja, dadanya tetap sesak, air matanya memaksa untuk keluar. Cobalah kalian bayangkan, orang yang kalian sukai dan memberi harapan malah bersenang-senang dengan gadis lain. Sangat sakit. Contohnya seperti sekarang ini.

"Sica-ya, kau seperti anak kecil saja, ada noda ice cream dibibirmu sini kubersihkan"ucap Baekhyun lalu mengangkat tangannya mengusap bibir Jessica-Krystal-

"Aku bisa bersihkan sendiri oppa."jawabnya dengan nada lembut, yang dibuat-buat sepertinya.

"Kau ini,"balasnya lalu mencubit pipi gadis itu.

Gadis ber-nametag Kim Taeyeon itu, memandang mereka dari jauh. Ia meremas rok seragamnya menahan sakit yang membuncah. Tak peduli rok itu akan kusut ataupun sobek. Ia menggigit bibir bawahnya menahan tangis. Masa bodoh dengan bibirnya robek lalu mengeluarkan darah segar. Sungguh ia tak peduli. Yang ia pedulikan saat ini adalah menahan rasa sakit yang amat sangat.

'Aku yang salah disini, mempercayainya begitu saja'

>>>><<<<

Seorang pria berpostur badan tinggi ini tengah mengesap kopi yang ia pesan tadi. Cangkir ini adalah cangkir ketiga yang ia pesan. Sialnya orang ia tunggu-tunggu tak datang juga. Ditambah ponsel orang itu tak bisa dihubungi. Bagaimana tak kesal ? Dan tiba-tiba bel cafe yang ia tempati sekarang berbunyi menandakan ada pembeli. Akhirnya orang yang ia tunggu datang juga.

"Kau ini selalu saja telat, aish!"gerutu Chanyeol-pria berpostur tinggi-

"Mianhae, jalanan macet"sesal Kai-orang itu-

"Kau tak mau memelukku ? Bagaimanapun kita sudah lama tak bertemu,"ucapnya sambil melebarkan kedua tanganya kesamping

"Ah tidak, seperti wanita saja!"ejeknya, yang diejek hanya mengumpat tak jelas.

"Ah iya hyung, bagaimana dengan kabar Baekhyun hyung ?"tanyanya, ya memang sebenarnya ia bertujuan untuk menanyakan hal itu.

"Dia sedang dalam masa sulit sekarang, kau tahu Jessica kan ? Dia telah kembali saat Baekhyun sudah memiliki kekasih, aku kasihan pada kekasihnya,"ceritanya.

Tentu saja ia tak kaget pada fakta tersebut. Dia tahu semua yang telah terjadi. Tapi sebisa mungkin ia berakting agar tak terlihat mencurigakan.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang