Taeyeon mendengus kesal saat lagi-lagi ketika ia membuka matanya di pagi hari, ia tak dapat menemukan Baekhyun disebelahnya. Seharusnya Taeyeon sudah mulai terbiasa, namun nyatanya tidak. Wanita itu ingin marah, tetapi tidak bisa. Ketika melihat wajah pria itu lagi, seakan-akan rasa kesal itu hilang begitu saja.
Dengan kaos kebesaran dan celana tidurnya, Taeyeon berjalan menuju dapur. Perutnya sudah minta untuk diisi. Saat membuka kulkas ia berdecak kesal karna tidak menemukan apapun didalamnya. Hanya ada sebotol susu dan itu tidak cukup untuk sarapan baginya. Ketika ia menutupnya dengan kesal, secarik kertas terjatuh begitu saja. Dengan penasaran Taeyeon cepat mengambilnya.
"Ah, Baekhyun ?"
Heii Taengoo! Apakah kau tidur nyenyak ? Kuharap begitu, maafkan aku meninggalkanmu saat kau belum terbangun. Jangan lupa meminum obatmu agar kau tidak muntah-muntah seperti kemarin. Aku ada urusan mendadak. Sebagai CEO, aku harus pergi ke Jeju selama empat hari. Jaga dirimu baik-baik sampai aku pulang! Aku mencintaimu!!
"Aish, pria ini! Meninggalkanku tanpa memberi makanan!"
Taeyeon membuang surat itu sembarangan saking kesalnya. Kakinya pendeknya mengantarkannya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum Taeyeon pergi ke supermaket.
Saat sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Nama suaminya tertera jelas dilayar. Dengan cekatan ia menjawabnya.
"Yak, Byun Baekhyun!"
"Bisakah kau memelankan suaramu, aku bisa tuli,"
"Ck! Kau meninggalkanku begitu saja, kumarah!"
"Wae ? Bukannya kau bilang akan mengerti dengan pekerjaanku ini ?"
"Eoh! Tetapi kau sungguh jahat meninggalkanku tanpa makanan!" Terdengar kekehan kecil disebrang sana.
"Aigoo! Mianhae, kau bisakan membeli makanan didekat sana. Aku terburu-buru tadi. Ak-"
"Pulanglah."
"Ah Taengoo...aku tidak bisa pulang sekarang."
"Wae? Aku merindukanmu."
"Ayolah tunggu sebentar. Jangan kekanak-kanakan."
"Aku membencimu!"
"Aku akan pulang secepatnya. Apakah mau aku bilang pada eomma untuk menemanimu ?"
"Tak usah."
Baekhyun menghela nafas kasar sejenak. Istrinya sedang merajuk sekarang. Tetapi ia tidak bisa membatalkan kerjasama dengan saham terbesar begitu saja.
"Baiklah...jaga dirimu baik-baik. Aku mencintaimu!"
Taeyeon langsung menutup panggilan tersebut tanpa menjawab perkataan Baekhyun. Entah, Taeyeon juga tidak tahu mengapa ia seperti ini. Namun, rasanya ia sangat menginginkan Baekhyun saat ini. Menghirup wangi khas suaminya, merasakan kehangatan yang disalurkan dari pelukannya, dan segalanya tentang pria itu.
"Argh!"
Taeyeon meringis kesakitan sambil memegang perutnya. Sungguh rasanya perut diremas-remas. Kakinya sudah tak kuat menahan berat badanya dan Taeyeon terjatuh. Keringat dingin membajiri pelipisnya.
Tangannya memegang perutnya kuat, berharap mengurangi rasa sakitnya."Baekhyun...."lirinya sebelum semuanya menjadi gelap.
>>>><<<
Matanya mengerjap-kerjap menyesuaikan cahaya diruangan ini. Saat ia membuka mata, Taeyeon langsung mencium aroma obat-obatan menyeruak memasuki lubang hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fanfiction[COMPLETED] [REVISI] Jika kau memilihnya sekarang, tak apa, waktu akan terus berlalu dan pada akhirnya kau akan kembali padaku lagi karena aku yakin, kaulah takdirku. #1 in baekyeon [15/05/18]