"Aku yang terlalu bodoh tak mengetahui drama apa yang kujalani saat ini."
.
.
.
.
.
.
.Mungkin hampir selama 3 hari Taeyeon bolos sekolah. Sungguh ia tak mempunyai semangat hidup lagi. Tujuan hiduppun ia tak punya. Sekarang ia hanya memandang kosong dinding kamar berwarna soft pink di depannya. Selama itu juga tak ada sama sekali yang mencarinya. Tiffany saja tak mencarinya, satu-satunya teman yang ia punya. Baekhyun ? Ah mana mungkin Baekhyun mencarinya. Mungkin Baekhyun sedang bersenang-senang bersama Jessica. Jadi kalau begitu apa gunanya Taeyeon hidup bukan. Lagi-lagi pikiran untuk hilang dari dunia ini terlintas diotaknya.
Ia segera beranjak dari tempat tidurnya, lalu keluar dari kamarnya yang sangat berantakan itu. Taeyeon keluar dari kamarnya dengan keadaan yang sama seperti beberapa hari yang lalu. Sangat berantakan.
Taeyeon hanya menatap kosong jalanan. Beberapa kendaran tengah berlalu lalang. Jalanan cukup sepi, sehingga banyak kendaraan yang menambah kecepatan. Sekarang otaknya sudah mulai tak waras. Tanpa pikir panjang ia seenaknya berjalan di jalanan yang di khususkan untuk kendaraan.
TINN!
Telinganya seolah-olah tuli. Tubuhnya tak bergeming. Ia hanya memejamkan mata, pasrah dengan apa yang terjadi nantinya.
BRAK!
"TAEYEON!"
Tubuhnya sekarang tergeletak tak berdaya diatas aspal. Darah berceceran di sekitar kepalanya. Darahnya tak cukup banyak, tetapi itu cukup membuatnya pingsan seketika. Jangan lupakan seorang namja sekarang tengah berlari kearahnya. Ia segera duduk, mengangkat kepala Taeyeon keatas pahanya.
"Taeyeon! Bangunlah!"
Gadis itu tetap saja tak bergeming. Matanya tetap tertutup rapat. Tanpa pikir panjang namja itu langsung mengangkat tubuh mungil itu lalu menuju rumah sakit terdekat. Tetapi sial, ia tak membawa mobil.
"Seseorang tolong panggilkan ambulan! Palli!"
~~<>~~
Seharusnya sekarang Baekhyun telah berbaring di kasur tempat tidurnya dan berimpi indah. Tetapi beda untuk kali ini perasaannya sungguh tak enak. Terlintas Taeyeon dipikirannnya. Ia sungguh tak dapat mengelak bahwa ia sungguh merindukan gadis itu. Walaupun rasa bencinya tetap saja meluap-luap.
Dan jangan lupa perasaan khawatir ikut menyelimuti dirinya. Bagaimana tidak, gadis itu tak masuk sekolah selama beberapa hari ini tanpa ijin. Ditambah lagi ia telah mendengar bahwa orangtua Taeyeon telah meninggal berapa hari yang lalu. Baekhyun tahu perasaan Taeyeon sekarang karna ia juga pernah mengalaminya.
Karna sibuk dengan kegiatan melamunnya, Baekhyun sampai-sampai tak melihat ada seseorang tepat di depannya. Padahal ia melajukan mobil dengan kecepatan cukup kencang. Dengan segera ia membunyikan klakson berharap orang itu minggir. Tetapi apa hasilnya, tabrakan tak dapat dihindari.
BRAK!
"TAEYEON!"
Rasanya jantungnya berhenti seketika. Nafasnya tercekat. Apa barusan ada yang berteriak memanggil Taeyeon ?
"Tidak,tidak pasti orang itu bukan Kim Taeyeon."batinnya meyakinkan.
Dengan segera ia keluar dari mobilnya d8an memastikan siapa yang ia tabrak tadi. Ia berjanji akan menanggungnya. Tetapi lagi-lagi ia membeku. Menatap gadis yang tengan di gendong seseorang yang ia kenal.
"Taeyeon ?"lirihnya.
"Seseorang tolong panggilkan ambulan! Palli!"
"Jongin! Cepat masuk ke dalam mobilku!"perintah Baekhyun khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fanfiction[COMPLETED] [REVISI] Jika kau memilihnya sekarang, tak apa, waktu akan terus berlalu dan pada akhirnya kau akan kembali padaku lagi karena aku yakin, kaulah takdirku. #1 in baekyeon [15/05/18]