"Tak kusangka dunia sekejam ini."
.
.
.
.
.
.
.Taeyeon berjalan dengan pelan menyusuri jalanan sepi. Ia ditemani lampu remang-remang, satu-satunya pencahayaan selain cahaya bulan yang meneranginya. Jam menunjukan pukul 10 malam. Taeyeon baru saja membeli makan malam. Gadis itu tak mau dirinya nanti dengan konyolnya mati kelaparan. Bagaimana tidak, seharian penuh ia tak makan dan tak minum.
Dan saat ini tak bisa dipungkiri sedari tadi ia merasakan ada yang mengikutinya. Tetapi setelah beberapa kali ia mencoba menengok kebelakang hasilnya nihil. Tak ada seseorangpun. Bulu kuduknya meremang. Ia mengusap tekuknya. Taeyeon merasa takut sekarang. Ia merasa cemas jika orang yang mengikutinya itu tak kasat mata.
Tap
Tap
Tap
Lagi-lagi suara langkah kaki terdengar di telinganya. Taeyeon mencoba melebarkan langkah kakinya. Detak jantungnya tak beraturan saking takutnya. Ia menggenggam erat kantong plastik makanan yang berada di tangan sebelah kiri. Tak tahu kenapa rasanya jarak apartemennya semakin jauh saja.
Srett
Matanya melotot mendengar suara itu. Suara itu seperti sebuah pisau dikeluarkan dari tempatnya. Sekarang ia menggerakkan kakinya melangkah semakin lebar. Berlari lebih tepatnya. Dan sepersekian detik selanjutnya ia juga mendengar langkah kaki sedang berlari dibelakangnya. Tak bisa di elak lagi, seseorang memang mengikutinya!
"Hah..hah..hah"deruan nafasnya mulai memburu. Keringatnya bercucuran. Padahal angin malam ini cukup kencang. Dengan susap payah ia mencoba meningkatkan kecepatan berlarinya. Agar ia bisa cepat-cepat sampai di apartemennya. Tanpa diduga ada yang memegang tanganya dan menariknya. Sejurus kemudian ia mencoba melawan orang itu.
Bukk!
"Aww!"ringis orang itu sambil memegang kakinya. Taeyeon kemudian mencoba meloloskan diri, tetapi sial orang itu berhasil menariknya kembali.
"Siapa kau ?! Lepaskan aku!"tanya Taeyeon berteriak, berharap ada yang mendengarkannya. Nafasnya tiba-tiba tercekat kala ia melihat orang itu membawa pisau yang siap melukai siapapun. "Diam kau!"bentak orang itu. Taeyeonpun saking takutnya ia hanya menangis dalam diam.
Srett!
Darah bercucuran disekitar lengannya. Benda tajam itu menggores kulit putih pucatnya itu. Taeyeon hanya meringis kesakitan sambil memekik tertahan merasakan perih yang menjalar. Ia berharap ada yang menolongnya sekarang! "Ap-apa yang kau lakukan?!" "Kubilang diam!"
Plak!
Pipinya memerah. Ada sedikit darah disudut bibirnya akibat tamparan itu. Tangisannyapun semakin keras. Matanya melotot saat tiba-tiba orang itu melayangkan pisaunya ke udara dan siap menancap ditubuhnya. Taeyeon tak tahu harus bagaimana lagi. Ia hanya memejamkan matanya. Siap merasakan kesakitan yang menjalar.
"Hei kau!"sebuah suara berhasil menghentikan gerakan pisau tersebut. Karena merasa ketahuan orang itu langsung melepaskan genggamannya. Dan berlari secepat yang ia bisa. Taeyeonpun bernafas lega.
"Taeyeon ?!"kaget pria yang berteriak tadi. Taeyeonpun menoleh dan matanya membulat saat ia melihat namja yang di depannya ini. Dan juga yang menyelamatkan hidupnya baru saja.
"Chanyeol ?!"
"Gwaenchanna ? Apa kau kenal pria tadi ?"tanya Chanyeol sambil melihat darah mengalir di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fanfiction[COMPLETED] [REVISI] Jika kau memilihnya sekarang, tak apa, waktu akan terus berlalu dan pada akhirnya kau akan kembali padaku lagi karena aku yakin, kaulah takdirku. #1 in baekyeon [15/05/18]