"Aku tahu memaafkan memang sulit. Namun, aku juga tahu kalau memaafkan oranglain adalah pintu menuju kebahagiaan."
.
.
.
.
.
.
."Fanny-ah,"
Entah darimana asalnya, ia dapat mendengar bisikan ibunya memanggil namanya dengan lembut.
"Ibu tahu kau akan melakukan yang lebih baik setelah ini,"bisikan itu terdengar lagi.
Tiffany menolehkan kepalanya ke segala arah, berharap ia akan menemukan ibunya. Namun yang ia temukan hanyalah ruangan kosong. "Eomma!"teriaknya cukup kencang.
Taeyeon yang mendengar Tiffany berteriak, menggucangkan badannya. "Fanny-ah, bangun!"
Dia hanya bermimpi.
Tiffany kemudian menoleh dan mendapati Taeyeon yang menatapnya khawatir. "Kau tak apa ?"tanya Taeyeon.
"Kenapa ?"
Taeyeon mengangkat alis kanananya bingung dengan respon yang ia terima dari gadis ini. Kenapa apanya ? Pikirnya.
"Maksudmu?"
Setetes air mata turun. Detik selanjutannya isakan terdengar dari mulut Tiffany. "Kenapa kau tetap baik padaku, setelah aku melakukan semua ini?" Taeyeon tersenyum getir mendengarnya. Tangannya terangkat merengkuh tubuh Tiffany menyalurkan ketenangan dalam pelukan itu.
"Aku memang sangat tak habis pikir kau melakukan semua ini. Personality mu sungguh tak cocok dengan wajah cantikmu. Aku tahu kau balas dendam padaku sudah lama. Lalu amarahmu semakin menjadi saat aku dekat dengan Baekhyun, sahabat yang kau cintai 'kan?"
Tiffany mengurai pelukan itu dam menatap Taeyeon dengan sorot mata bertanya-tanya. Seolah bertanya darimana Taeyeon tahu itu semua.
Taeyeon tersenyum sambil mengusap air mata yang terus meluncur. "Aku tahu itu semua dari Kai,"
"Aku minta maaf padamu, tak seharusnya aku melakukan hal bodoh itu pada gadis baik sepertimu. Aku sungguh menyesal..hiks."
Taeyeon merasa airmatanya sudah mengenang dipelupuknya. "Seharusnya aku marah denganmu. Kau telah menghancurkan hubunganku dengan Baekhyun, hampir mencelakakanku, dan yang terakhir kau telah membuat keluargaku...meninggal." Nafas Taeyeon diakhir kalimat sempat tercekat.
"Tetapi aku tahu kau mempunyai alasan tertentu, dan aku tak tahu mengapa aku sedih melihatmu begini. Jujur, aku lebih senang jika kau menatapku penuh amarah dibanding menatapku penuh penyesalan."
Isakan saling bersautan ditengah-tengah keduanya. "Aku meminta satu permohonan padamu,"
"Jika itu dapat menebus semua kesalahanku, aku pasti akan melakukannya," Tatapan penuh harap terpancar di wajahnya.
"Buatlah Krystal tidak dipenjara."
Taeyeon teringat akan Krystal yang diceritakan oleh Baekhyun tadi. Gadis itu sekarang telah dicap sebagai tersangka. Taeyeon tahu itu sangat berat bagi Krystal. Ia yang telah dijebak oleh gadis yang dihadapannya ini dan akhirnya harus melalui proses pada pihak berwajib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fanfiction[COMPLETED] [REVISI] Jika kau memilihnya sekarang, tak apa, waktu akan terus berlalu dan pada akhirnya kau akan kembali padaku lagi karena aku yakin, kaulah takdirku. #1 in baekyeon [15/05/18]