Kicauan burung saling bersautan terdengar memecah keheningan di pagi hari. Sinar matahari terik membangunkanku. Aku sedikit menggeliat diatas tempat tidur. Tanganku lalu meraih ponselku yang kugeletakan semalan diatas meja kecil samping tempat tidurku. Aku berdecak sambil menatap ponselku sebal. Bagaimana tidak, si hitam itu sama sekali tidak memberi kabar selama seminggu penuh.
"Dasar, aku membencimu!"
Brak!
Aku melempar ponselku sembarangan saking kesalnya. Tak perlu ditanya lagi, layarnya pasti pecah menghantam lantai cukup keras. Aku mendengus sebal sambil berjalan mengambil ponselku. Dan ya benar saja ponselku mati total.
"Aish, jinjja! Paboya!"
Lihat saja Kim Jongin, jika aku bertemu denganmu akan kubuat kulitmu seperti aspal!
Ting tong!
Aku sedikit tersentak mendengar bel apartemenku. Siapa yang datang sepagi ini ?
Dengan cepat aku merapikan bajuku dan rambutku. Aku berlari kecil menuju pintu dan membukanya. Alisku menaut bingung. Aku tidak menemukan siapa-siapa di depan pintu apartemenku. Lalu mataku tak sengaja menangkap kotak yang tergeletak begitu saja. Sebuah kotak berwarna gelap tanpa hiasan apapun yang melekat dikotak itu.
"Ige mwoya ?"
Aku mengambil kotak itu dan segera masuk kembali. Aku mendaratkan bokongku di sofa yang berada di ruang tengah. Dengan segera aku membuka kotak itu dan menemukan sepucuk surat.
"Maafkan aku dan jangan menemuiku lagi." -Kim Jongin
Aku terdiam mencoba mencerna apa yang baru saja kubaca. Itu hanya sebuah kertas kecil dengan tulisan tinta hitam yang begitu menyakitkan. Tanganku bergetar memegang surat itu. Jadi, ini akhirnya ? Aku selalu menunggunya dan ini yang aku terima.
Air mataku meluncur seketika. Isakanku menyusul sedetik kemudian. Aku memukul dadaku mencoba mengurangi rasa sakit ini. Aku membuang surat itu sembarangan dan menyingkirkan apa saja yang berada di dekatku untuk meluapkan emosiku.
"Brengsek!"
Pikiranku melayang kemana-kemana. Kemungkinan terburuk adalah Kai menemukan seseorang yang lebih bisa membuatnya bahagia daripada aku.
>>>><<<<
"Soojung-ah...ayolah makan."
Untuk sekian kali aku memberi gelengan sebagai jawaban. Sedari tadi Taeyeon tak henti-hentinya menyuruhku makan.
"Apa aku harus membunuh Jongin agar kau mau makan ?"ucap Taeyeon mulai tak sabaran. Aku memandang arah depan dengan pandangan kosong tanpa berniat mengubris pertanyaan Taeyeon.
Dapat kudengar Taeyeon menghela nafas kasar. "Aku keluar sebentar." Aku mengangguk kecil sebagai jawaban.
Beberapa menit kemudian suara pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Taeyeon yang menatap kearahku.
"Apa ponselmu rusak ?"tanya Taeyeon tiba-tiba. Aku menatap Taeyeon bingung. Dari mana unnie mengetahuinya ?
"Majja."
"Bagaimana kalau kita perbaiki sekarang ?"
"Tak usah, aku tidak memerlukannya."
Kulihat Taeyeon memikirkan sesuatu. "Kau tidak ingin mengecek emailmu ? Barangkali ada yang penting."
Aku mengerutkan dahiku bingung. "Aku curiga padamu, unnie."
"Terserahmu. Yang penting aku sudah menyarankan."
Taeyeon kembali duduk disampingku dengan mangkuk bubur ditangannya.
"Cha, ayo makan!""Shireo!"
"Baiklah kalau begitu, aku tak akan menemuimu lagi."ujar Taeyeon sambil hendak beranjak. Dengan cekatan aku menghadangnya.
"Baiklah aku makan."
Taeyeon terkekeh kecil. "Anak pintar."
>>>><<<<
Mungkin sudah tak bisa dihitung dengan jari berapa kali aku menghela nafas gusar. Hidupku serasa hampa, kosong, dan tak menarik. Kadang orang bilang bahwa melihat orang yang kita cintai bahagia, kita juga akan pasti bahagia. Huh, itu adalah kalimat omong kosong.
Baiklah aku akan jujur, aku menyuk- ah tidak maksudku mencintainya. Entah kapan perasaan itu muncul, akupun tidak tahu. Semua seakan mengalir begitu saja.
Kejadian beberapa jam yang lalu, saat aku sedang membeli bahan makanan, mataku tak sengaja menangkap tubuh tegap pria yang selama ini mengobrak-abrik pikiranku. Tidak hanya ada dia, tetapi juga ada seorang gadis cantik tertawa dengannya. Ah, tetapi masih cantikan diriku.
Buliran air mataku seketika berkumpul dikelopak mataku. Seluruh badanku seolah berhenti menjalankan tugasnya. Seolah dunia berhenti dengan melihat tawa puas diwajah tampannya.
Tak lucu jika aku mencacinya sekarang sambil menangis terisak. Kukuatkan diriku untuk berbalik berjalan ke kasir membayar lalu pergi. Sesampainya didalam mobil tangisanku pecah seketika. Stir tak berdosa itu kupukul sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalanku.
Apakah memang ini yang dinamakan karma ?
Aku meneguk segelas air setelah aku memasukan pil tidur kedalam mulutku. Kurasa dengan itu, segala bebanku sedikit berkurang. Aku merebahkan diriku ke kasur empukku. Menatap langit-langit berwarna putih. Mataku perlahan terpejam dan semua menjadi gelap.
"Yak! Irreona!"
Samar-samar aku mendengar suara Taeyeon unnie membangunkanku. Aku hanya menanggapinya dengan menarik selimutku sampai semua bagian tubuhku tertutupi.
"Ah unnie, aku baru tidur setengah jam,"ucapku parau.
"Ayolah bangun!"
Tidurku semakin terusik saat Taeyeon unnie mulai mendorong-dorong tubuhku. Mau tidak mau aku membuka mata sembabku.
"Wae ?"
"Kau harus makan, aku tau kau belum makan sejak dari supermarket."ucap Taeyeon unnie sambil menyodorkan makanan di depanku.
"Ani!"sergahku malas.
"Kau harus makan, kalau tid-"
" Tolong jangan mengancamku unnie akan meninggalkanku, batinku sudah tidak kuat, hiks..."
nafasku tersenggal-senggal. Emosiku sudah diambang batas. Kumerasa Taeyeon unnie memelukku mencoba untuk menangkanku.
"Baiklah, tapi tolong ingat kesehatanmu. Aku tak mau kau sakit."
"Maafkan aku,"
"Tak apa, bagaimana kalau kita jalan-jalan saja ?"
Aku menggeleng pelan. "Aku sedang tidak mood. Aku ingin tidur saja dan aku ingin unnie memelukku dalam tidurku. Aku butuh ketenangan."
Taeyeon tersenyum. "Baiklah jika itu maumu."
Dan saat ini setidaknya aku bisa merasakan ketenangan. Masih ada alasan untuk tersenyum dalam pelukan Taeyeon. Sangat beruntung aku bertemu dengan gadis ini.
Tunggu, ada yang salah dari diriku, tidak seharusnya aku sesedih ini. Bukankah Kai menganggapku hanya sekedar sahabatnya ?Masih ada yang inget sama cerita ini?😂 sepertinya gak ada
Bagian krystal-kai lupa aku post kemarin, jadi yaudahlah telat banget gapapa:))Enjoy it!
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fanfiction[COMPLETED] [REVISI] Jika kau memilihnya sekarang, tak apa, waktu akan terus berlalu dan pada akhirnya kau akan kembali padaku lagi karena aku yakin, kaulah takdirku. #1 in baekyeon [15/05/18]