Nata POV
Pernah denger benci jadi cinta?
Juga, pernah denger ada orang yang suka sama sepupunya sendiri?
Apa lo pernah denger ada orang yang putus asa dan gak mau kenal cinta lagi?
Ketiga pertanyaan tadi terjadi pada diri gue.
Gak penting btw. Lagian, siapa Nata?
Gak akan ada yang bisa jawab.
Karena gue emang gak penting, tepatnya gak mau keliatan stand out.
Gue lebih seneng diem tapi bekerja daripada berisik ditambah tolol. Gue suka ketenangan, karena gak ada kata damai di kamus rumah gue.
Apa lo mau tau keseharian gue gimana?
Gak penting tapi gue kasih tau, lagian, gue mau nulis apa selain itu?
Gue anak tunggal, dari kedua orangtua tolol yang gila bekerja dan sering adu bacot. Gue cuman sayang pada Mrs. Jeanna, nanny gue dari kecil. Tiap hari kerjaan gue cuman sekolah-(enggak)belajar-pulang-tidur, makan sesuai jadwal yang dikasih nyokap.
Bokap nyokap kerja, jarang pulang. Mungkin dari 18 tahun gue hidup, sekali setahun aja rasanya gak mungkin bertiga bareng. Paling banter gue ketemu mereka di acara keluarga.
Acara Keluarga.
Acara keluarga hari Sabtu, 24 Desember 2012 di Jerman.
Pertama kali gue ketemu dia, saling senyum biasa, kenalan karena dipaksa, dan gue berharap gak bertemu dengannya lagi. Gue gak mau kedalaman mata hijaunya membuat anak bawang yang berumur 17 tahun ini jadi suka.
Dia sodara gue, gak boleh ada rasa abstrak yang disebut-sebut sebagai cinta diantara kami.
Kedua, kita berdua jadi sering bertemu secara kebetulan.
Ketiga, di malam natal, shes stole my first kiss.
Atau mungkin, gak seekstrim itu. Tapi itu kebetulan karena kami berdua menengok saat jarak menipis.
Keempat, saat gue di bandara untuk pulang ke Jakarta. Dia berbisik di telinga gue buat yang terakhir kalinya.
Dia bilang, "I love you but maybe it's nothing last forever."
Gue liat mata hazelnya, disana ada kekecewaan. Dari mata itu juga, gue bisa lihat bayangan gue.
Yang gak jauh beda dengan apa yang tersirat di hatinya, matanya.
"Auf Wiedersehen, Nata," dengan dia yang berlari setelah mengucapkan selamat tinggal, gue cuman bisa terpaku. Gue gak bisa bilang gue juga suka padanya.
Gue tau, meski gue bilang, semuanya sia-sia.
Karena hidup gue dan dia udah diatur oleh orang yang berusaha melebihi takdir Tuhan.
Siapa lagi kalau bukan kedua orangtua gue dan orangtuanya?
Damn.
Tapi, liburan lalu memang hanya liburan. Gak ada yang abadi di hari libur. Gak ada.
Termasuk cinta sementara kami berdua.
Antara gue dan Emily Annabelle France.
Sejak itu gue gak percaya cinta, persahabatan, atau segala jenis hubungan rumit.
Gue suka sendiri.
Gue suka diabaikan.
Gue suka membuat semua perempuan sakit hati karena gue maenin.
Tapi di hari itu, gue menemukan rival yang kuat.
Semuanya gak sama lagi.
Semua jadi beda karena senyum khasnya. Cara dia tertawa, bersuara, menyanyi, entah kenapa gue penasaran. Gue ingin tau semua hal tentang dia. Apalagi saat gue tau akan dijadiin target gamenya yang percuma. Ditambah saat kami berdua bertemu secara kebetulan di lab.
Gue gak suka sama dia, kalau bisa DIGARIS BAWAHI.
Gue cuman penasaran.
Gue cuman penasaran bagaimana hidupnya yang nyaris sama dengan riwayat hidup gue.
Gue kepo, kenapa Kiera Flockheart, cewek yang tadi kita omongin, bisa punya dua kepribadian bernama Rara.
Kalau gue udah tau semuanya dan selesai berakting di game konyol kami, gue bakal pastiin dia suka pada gue.
Setelah dia suka, tergila-gila, memohon di hadapan gue--lo bisa nebak kan?
Bener.
Gue tinggalin dia seperti gue ninggalin mantan-mantan gue.
Sounds good?
Ha.
*
[A/N]
Nata jahat banget kek ee:(
btw suka povnya nata apa kiera? apa duaduanya? apa pov 3 aja? apapaappaa---jawab di kolom komen dong wakakaka
btw meski dikit, ada ARTI di chapter ini
Nanti pastiii deh kalo udah ada endingnya langsung bilang "OH IYA"
Selamat menebak-nebak:3
Eiya jangan lupa ngerjain tugas sekolah yah^^
KAMU SEDANG MEMBACA
ST [5] - Heartbreaker
Teen FictionDisclaimer: Cerita ini adalah cerita amatir yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Sisterhood-Tale [5] : Kiera Flockheart Bagaimana mungkin, aku, seorang heartbreaker selama satu tahun, baru bertemu Rafadinata yang notaben...