Heartbreaker : (22) Puzzle Pieces

57.3K 5.2K 92
                                    

Keheningan canggung ini membuatku sulit bergerak. Aku berdeham. Saat itu juga, Elle tersenyum dan Nata kembali merapikan lokernya.

"Kalian kenal?" tanyaku, mencoba bertingkah biasa.

"Yeah, dia sepupuku," jawab Elle sambil menyelipkan untaian rambut ke telinganya. Dia tertawa canggung. "Hanya itu."

Aku ikut tersenyum meski mataku tetap menyelidiki kedalaman mata Elle. Dia tengah menoleh ke arah samping tanpa membuat kontak mata denganku. Pernyataan 'hanya itu' Elle, sepenuhnya tidak benar. Aku yakin.

"Oh, kau masuk kelas mana?" tanyaku mengubah topik.

"12-Bahasa-C," jawab Elle kembali tersenyum lembut.

"Shit," kami berdua menoleh ketika mendengar suara umpatan dari belakang. Ternyata buku kamus bahasa jatuh menimpa sepatu Nata. Rafadinata melirik kami, lalu meringis. "Kita sekelas."

Aku mengikuti arah pandang Nata, dan jatuh pada Elle. Mata Elle melirikku sesaat dengan kecanggungan yang kembali naik ke permukaan, "pardon?"

"Gue, ama lo," Nata menunjuk dirinya lalu beralih pada Elle, "se-ke-las."

Mengetahui itu semua, entah kenapa aku merasa sedikit iri. Ada sesuatu yang menjanggal di hatiku. Tapi, tidak bisa kuungkapkan. Aku hanya terdiam sambil melihat saat Nata menyuruh Elle mengikutinya untuk ke kelas mereka. Nata seperti tak melihatku, fokusnya hanya pada Elle. Ketika keduanya menjauh dari posisi tempat aku berdiri, yang bisa kulakukan hanyalah menghembuskan nafas keras.

Apa wajar jika aku cemburu?

Aku menggelengkan kepalaku dengan kuat. Aku percaya pada Nata. Aku tak boleh cemburu. Nata hanya menyukaiku seperti aku menyukainya. Mereka cuman sekelas, tak lebih, 'kan?

Setelah lama termenung, aku menuju loker untuk mengambil barang-barangku. Dan ketika mataku tak sengaja melihat kaca yang ada di daun pintu loker, aku menghentikan seluruh aktivitas.

Ekspresiku beda di sana.

"Apa lagi, Ra?" tanyaku kesal.

Lama-lama keberadaan Rara benar-benar mengganggu. Bayanganku itu mengernyitkan keningnya, bersedekap sambil cemberut menyebalkan.

"Apa masalah Pete tak membuatmu jera, huh?" tanyanya balik, ngeselin anjir.

"Jujur gue gak tau ini mau dibawa ke mana. Kayak potongan puzzle, gue baru nemu setengahnya. Jangan banyak bacot," kataku kesal

"Ketika tahu, kau mau apa?" tanya Rara.

Aku termenung sesaat, "gue sendiri gak tau." Dengan itu aku menutup pintu loker.

*

Sosok Kalva dan teman-temannya terlihat, tepat saat aku baru turun dari mobil Nata yang sudah menjauh. Aku membuka gerbang rumah, berlari menuju mereka dan memeluk Kalva.

"Kenapa hikingnya lama banget?" tanyaku di sela-sela tawa kami.

Daniel, Mike, Trevor dan yang lain ikut tertawa. Mereka mungkin baru pulang, tampak dari pakaian lengkap dan tas besar berserakan di teras rumas. Aku senang mengetahui mereka sudah pulang. Sebenarnya sisa hariku tadi tidak berjalan menyenangkan, entah kenapa ada yang kurang.

"Kepo," Kalva tertawa diiringi yang lain.

Aku tak ingin merusak good time mereka, tapi aku harus menginterogasi Kalva. Apalagi ada teman-temannya, aku yakin mereka tahu tentang Pete.

Setelah berdeham beberapa kali, aku mulai memasang tampang serius. "Kak."

Semua mata langsung melihat ke arahku, "kenapa?" tanya Kalva dengan pandangan bingung.

Kutundukkan kepala, tak berani melihat mereka. "Aku tau alasan putusnya aku dan Pete."

Hening sesaat.

"Yang aku gak tau, setelah itu apa yang terjadi pada Pete?"

Pertanyaan yang kulontarkan membuat wajah mereka pucat pasi seolah rahasia lama telah terbongkar.

Atau memang terbongkar.

*

[A/N]

Selama gue nulis, selalu ada yang buat gue seneng di real-life.

Tapi sekarang udah gak ada.

Jadi, mohon maaf dan pengertiannya karena chapter ini ngebosenin dan gantung. Gue bakal seneng banget kalo bisa baca komen kalian yang mantep-panjang-ngedukung dan gak protes ... karena gue lagi labil(terbukti ini chapter udah diganti lima kali dan masih belum ngerasa pas) dan orang pasti punya kelemahannya. Tolong, jangan minta 'lanjut', karena gue malah makin stress. Oke deh segitu aja, sampai jumpa

ST [5] - HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang