[ 8 ]

2K 89 0
                                    

Karina's P.O.V

"Rin, makan yuk," ajak Nicholas.

Aku diam sejenak. 'Kenapa sih Nicholas berusaha deket sama aku? Emang bener? Atau aku cuma kegeeran aja?' gumamku.

"Oi, jangan bengong mulu napa sih. Gue perhatiin lo bengong mulu dari hari pertama kerja deh," tanya Nicholas. "Ada apa sih? Coba aja cerita sama gue."

"Gausah nyampurin urusan pribadi gue. Gue di sini bekerja profesional aja. Gausah masuk-masuk ke hal yang privacy," kataku.

"Whoa! Sante dong. Kalo gamau cerita juga gapapa. Yaudah nih, gamau makan siang? Yaudah gue kerja dulu, lo boleh keluar," kata Nicholas.

Kemudian aku beranjak keluar dari ruangan Nicholas.

Nicholas's P.O.V

'Ada apa sih dengan Karina? Kenapa ia bersikap aneh banget? Ini udah jam 5 sore dan dia bahkan belum makan siang sejak kejadian tadi siang" gumam Nicholas.

Ia kemudian segera menelepon McDonald terdekat.

"Hello, can I have a burger and french fries? Yes. And please deliver it to Skyline Entertainment to Mrs. Whitemiller. I'll pay that later. Thank you," kata Nicholas.

Ia meletakkan kembali gagang wireless tersebut dan kembali kerja.

Tapi lagi-lagi ia tak bisa tenang. Ia memandangi Karina yang terus menduduk, melamun dan terlihat kebingungan.

"Ah aku tau."

Karina's P.O.V

Hari ini aku harus lembur. Pekerjaanku yang segunung ini memaksaku untuk tinggal di gedung mewah ini untuk menyelesaikan tanggung jawabku. 'Aduh laper banget lagi,' keluhku. Ah tapi ga usah beli makan. Aku harus nabung untuk kebutuhanku yang lain. Lagipula aku sudah terbiasa tidak makan malam. 'Maag, berkompromilah padaku kali ini,' gumamku.

Tok. Tok. Tok.

Aku segera bangun dan berdiri, berjalan menuju pintu putih yang elegant itu.

"Whoa! What's this for?" tanyaku pada petugas McDonald itu.

"Someone ordered this for you, and has paid it for you," katanya.

"What? But, I didn't order anything," tolakku.

"Sorry, I'm just doing my job. Thank you and good evening, Mrs. Whitemiller," pamitnya sebelum pergi.

'Hm kebetulan banget sih, gue laper. Tapi kan ini gatau punya siapa. Siapa juga yang beli,' gumam Karina.

Kemudian aku duduk dan pertengkaran dalam benakku dimulai. Aku bingung antara harus memakan ini atau tidak. 10 menit aku memandangi makanan itu kemudian mengambil sebuah keputusan bulat. Kubuka bungkusnya dan mulai makan makanan tersebut.

***

Aku melanjutkan pekerjaanku sampai larut malam. Jam sudah menunjukkan pukul 23:15. Aku memutuskan untuk pulang karena ini sudah sangat larut. Aku juga takut kembali ke apartment-ku sendirian. Aku segera mengambil tasku dan membereskan meja kerjaku. Hari ini aku tidak membawa mobil, sehingga aku harus mencegat taxi malam ini. Penyesalan mulai memenuhi benakku, seandainya saja aku bawa mobil tadi pagi. Aku berjalan menuju lift dan memencet 'G'. Sesampainya di lobby gedung mewah ini. Aku kaget ketika menemukan mobil Nicholas terparkir di depan lobby.

"Masuk, princess. I'll take you home," kata Nicholas sambil membukakan pintu untukku.

Aku bahkan tak tahu darimana dia muncul. Aku termenung sejenak, memikirkan, keputusan apa yang harus kuambil. Ikut dengan Nicholas atau pulang naik taxi.

Akhirnya aku mengambil keputusan yang bodoh ini. Ikut dengan Nicholas.

"Thank you, you are such a gentleman, Nic," tawaku.

"Anything for you, my queen," jawabnya terkekeh.

"What the hell Nic?" tanyaku.

"HAHAHAHAHAHAHAHA santai dong Kar," kata Nicholas. "Where to go?"

"Jasmine Boulevard 5 number 26," jawabku.

"Wah rumah kita ga jauh ternyata ya. Kalo gitu gue bisa anterin lo tiap hari dong," kata Nicholas.

"Nic, gue ini cuma sekretaris loh, lu ga malu a-" kataku. Terputus lagi.

"Shhh, gue gapernah malu jalan sama cewe secantik lo, Kar," kata Nicholas.

"Kenapa sih lo baik banget sama gue? Gue ini cuma sekretaris tau ga. Ohhh gue tau, McD tadi dari lo ya?" tanyaku.

"Hehe iya dong, mana tega gue liat sekretaris gue kerja lembur ga makan? Lo pikir gue gatau kalo lu ga makan sejak siang tadi? Kenapa ga makan sih Kar? Lo bikin gue khawatir," kata Nicholas dengan mukanya yang khawatir seakan memaknai kalimatnya barusan.

"Iya sorry, Nic. Soalnya .. gue ga mood makan aja," jawabku.

"Bohong. Mana ada orang ga mood makan dari siang ampe malem? Kalo gue ga beliin lo makan juga lo gabakal makan kan sampe sekarang? Lo mau mati ya?" tanya Nicholas serius.

"Ih engga, cuma .. gue harus berhemat, Nic. Biaya apartment gue udah naik lagi. Jadi gue harus ngorbanin jatah makan gue," kataku, kemudian menunduk malu. "Makanya gue takut lo malu jalan sama gue, soalnya lu serba kaya, Nic. Sedangkan gue serba kekurangan, sejak orangtua gue gaada, sejak gue lari ke New York."

Kemudian Nicholas bercerita, "Lo lari ke New York? Kayanya 5 tahunan lalu gue juga pernah ketemu anak cewe yang lari-lari melas tiket ke New York deh, trus gue kasih tiket gue, trus gue juga kasi nomer hp gue, tapi hp gue ilang, jadi mungkin cewe itu udah hubungin gue tapi gagal. Tau ga Kar, gue jatuh cinta sama cewe itu. Dia cantik banget, polos, lugu, kasian banget dikejer-kejer sama pembunuh gitu. Gue mohon sama Tuhan selama bertahun-tahun supaya bisa ketemu cewe itu lagi. Gue mau jaga dia. Gue mau make sure dia aman sama gue. Tapi Tuhan gapernah jawab doa gue."

Kemudian aku termenung. Diam. Sepi. Sunyi. Aku tiba-tiba gemetar. Itu adalah aku. Iya, perempuan yang diceritakan Ncholas itu adalah aku.

"Kenapa diem, Kar? Itu tadi cuma selingan cerita kok, santai aja. Gausah dibawa ke pikiran banget," kata Nicholas.

Lagi-lagi Karina diam.

"Nic," panggilku pelan. "Cewe itu. Cewe yang lo cari selama ini .."

"Udah gausah dipikirin, Kar," kata Nicholas.

"Cewe itu gue, Nic! Cewe itu gue!" kataku, sambil terisak.

"Apa?" Nicholas terpaku kaget.

***

' I realized I was thinking of you and I began to wonder how long you'd been on my mind. Then it occured to me: Since I met you, you've never left '

Hope [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang