[ 21 ]

1.4K 62 0
                                    

Nicholas's P.O.V

Hal paling menyedihkan dan paling miris yang harus aku lakukan adalah lari sebagai seorang pengecut yang meninggalkan kekasihnya di dalam sana bersama dengan iblis yang ternyata adalah kakakku sendiri.

Iya, tak kusangka iblis itu yang selama ini mengincar kebahagiaan kami adalah kakakku sendiri.

Seharusnya aku tidak boleh lari, aku harus memperjuangkan Karina di dalam sana. Tapi apa boleh buat, hal ini menyangkut nyawa Karina juga.

Aku tidak pernah menyangka kalimat-kalimat kasar itu akan keluar dari mulutku.

Aku tidak pernah menyangka aku akan jadi sepengecut ini.

Aku tidak pernah menyangka aku akan kehilangan Karina untuk kesekian kalinya.

Aku tidak boleh menyerah.

***

Setelah beristirahat sejenak, aku bergegas mandi dan makan sendiri. Merindukan Karina sendiri. Semuanya sepi.

Kemudian aku segera meninggalkan apartment-ku dan menuju rumah sakit tempat William dirawat.

Lukanya tidak parah tapi ia mengalami shock yang cukup berat.

William lah satu-satunya orang yang kumiliki yang bisa kuandalkan saat ini.

Sesampainya di rumah sakit, aku bertemu dengan William.

"Nic, sorry gabisa bantu banyak kemarin. Si sialan itu nembak gue duluan. Tapi gue bakal pikirin cara lain. Gue ga tega liat Karina kaya gitu. Gimanapun, wanita tangguh itu pernah jadi bagian terindah di hidup gue," kata William.

Aku menghembuskan nafas lelah, "Gue tau kok lo pasti ga akan nyerah. Abis lo bisa keluar dari rumah sakit, gue bener-bener minta dengan hormat buat lo bantuin gue. Lo harus bantuin gue buat nyari cara lain nyelamatin Karina. Kesehatan lo dan segala macem nanti bakal jadi bagian asuransi Skyline Entertainment."

William tersenyum lemah, "Tenang aja, gue bakal bantu lo kok, meskipun lo ga asuransi-in gue. Kata dokter, gue bisa pulang lusa. Nah hari ini, lo bawa laptop ga? Kita harus cari data lengkap Ray sama Chelsea. Pake kelemahan mereka buat ngalahin mereka. Cari kasus-kasus yang terbaru yang melibatkan mereka. Gatau lah, pokoknya cari data lengkap dulu."

"Will, Ray itu kakak gue. Tanpa nyari data lengkap di google pun, gue tau semua tentang dia," kataku.

William mengusap wajahnya, "Gue gatau ini harus jadi berita gembira atau berita miris, Nic."

Aku tersenyum tak bersemangat, "Gue sekarang gatau harus gimana buat nyelamatin Karina lagi. Gue udah jadi pria terpengecut sedunia yang ga berani nyelamatin wanitanya dari si iblis."

William menepuk pundakku, "Lo pasti bisa, Nic. Karina juga gaakan nyerah di sana nungguin lo."

Mungkin dulu, begitu. Setelah aku berkata demikian pada Karina, apakah ia akan tetap menungguku di sana?

***

Karina's P.O.V

Si iblis ini makin hari makin ngelamak.

Gue kan gasuka sama dia. Ga cinta sama dia. Tapi dia udah bertindak seakan-akan gue istrinya.

Jijik banget tau ga.

Tapi, bagaimana caranya lari? Tujuanpun tak punya. Alat komunikasipun tak punya. Sial.

"Baby .. Ambilin minum gue dong di meja makan," kata Ray manja.

Aku mendengus kesal, "Baby baby aja lo. Jijik tau ga. Gue gapernah sudi jadi baby lo! Lagian, males banget sih. Ambil sendiri kenapa. Gue bukan babu lo juga."

Hope [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang