[ 18 ]

1.4K 70 5
                                    

Author's P.O.V

Nicholas berjalan dengan langkah gontai ke ruangan dimana Karina berada. Karina masih koma. Keadaannya memang sempat menunjukkan tanda-tanda positif. Tapi sekarang, kondisinya makin memburuk.

'Apa maksud e-mail itu ya? Kan memang yang menjadi dalang di balik kasus ini kan Chelsea, sahabat Karina. Dan aku udah tau, kenapa e-mail itu masih dikirim?' gumam Nicholas.

Kemudian dia memutuskan untuk menemani Karina beberapa saat.

"Rin, lo tau kan, lo selalu ada di dalem hati gua. Hidup ato mati. Lo akan selalu tetep jadi Cinta gue. Masa lo main-main terus sih sama gue? Waktu itu lo mati, ternyata masih hidup. Sekarang mati lagi? Rin.. Kenapa semuanya susah ya?" kata Nicholas.

Ia sudah agak kehilangan kewarasannya. Ia tidak peduli Karina mendengarnya atau tidak.

"Karina, please. Wake up, baby," kata Nicholas sambil meletakkan tangan Karina di atas tangannya.

Kemudian Nicholas keluar kamar Karina dengan perasaan tidak tenang.

Setelah Nicholas keluar dari ruangan Karina, mesin itu berbunyi.

Beeeeeeeeep.

***

Kemudian Nicholas pergi ke café dekat rumah sakit itu. Ia perlu melakukan sesuatu untuk mengalihkan kesedihannya.

Setelah memesan kopi hitam, ia memilih tempat duduk yang terletak di pojok kanan ruangan itu. Dari situ, ia bisa melihat pemandangan luar café.

Setengah jam kemudian Nicholas mulai jenuh. Tapi kejenuhannya tidak berlangsung lama, ketika ia melihat sosok yang ia kenal memasuki café. Perempuan bertubuh ideal dan berambut panjang itu masuk dengan gaya khasnya dan menggandeng sosok pria yang lumayan tampan. Kemudian mereka duduk di depan cashier. Nicholas bisa melihat mereka dengan jelas, tapi mereka tidak bisa melihat Nicholas karena terhalang pilar putih.

Otot-otot Nicholas menegang.

Ia butuh Karina untuk menenangkannya.

Tapi ia harus bisa menenangkan dirinya sendiri.

Nicholas gemetar saking emosinya.

"Will, mau pesen apa?" tanya wanita itu. Chelsea.

Sosok pria yang dipanggil 'Will' itu membuka buku menu kemudian menjawab wanita itu, "Milo aja deh."

"Gue sama deh," kata Chelsea, yang kemudian memanggil waitress café itu "Milo-nya tiga ya, mbak."

"Oke, ditunggu ya."

'Hah? Tiga?' gumam Nicholas.

Nicholas menegang.

"Dia 10menit lagi dateng, santai aja dulu kita mah, hahaha, ga nyangka ya asik juga ngerjain Karina sama Nicholas," kata Chelsea.

"Ugh, gue ga seharusnya terlibat rencana bodoh ini. Gue gamau terlibat kasus pembunuhan ato semacamnya, Chel. Gue pengen keluar aduh. Gue sayang sama Evelyn. Gue gamau pisah lama-lama dari dia," kata William.

'Kalau William ga terlibat rencana bodoh ini, lalu siapa? Lalu, siapa Evelyn?' gumam Nicholas.

Chelsea hanya nyengir, "Bodoamat. Bos kita gabolehin lo keluar."

'Siapa boss mereka?' gumam Nicholas.

***

Kemudian Nicholas keluar dari café itu karena mendapat panggilan darurat dari rumah sakit.

Hope [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang