[ 26 ]

1.7K 71 10
                                    

Karina's P.O.V

Matahari merasuki ruangan tanpa permisi, menunjukkan senyum indahnya pagi ini.

Mataku harus menyesuaikan terangnya cahaya matahari itu.

Dia -Nicholas- tertidur pulas di sebelahku. Entah mengapa bibirnya terlihat pucat pagi ini. Tangannya melingkar di pinggangku. Aku mengecup pelan bibirnya kemudian turun dari tempat tidur.

Aku segera mandi dan turun ke bawah untuk memasak sedikit makanan untuk kami makan pagi.

Aku mulai kehabisan bahan makanan, sehingga aku hanya memasak nasi goreng dan nugget pagi ini.

Setelah makanan selesai dimasak, akupun duduk di meja makan menunggu Nicholas turun. Entah kenapa perasaan ini tidak enak. Sudah jam segini dia belum turun. Biasanya, setelah mencium bau masakan, dia akan turun tanpa disuruh.

Kali ini tidak.

***

Setelah satu jam menunggu, ia benar-benar tidak menunjukkan batang hidungnya. Akupun memutuskan untuk naik dan masuk ke kamar. Aku mendapati dirinya masih tertidur dengan posisi yang sama sejak tadi pagi.

Aku mengguncangkan tubuhnya, "Nic bangun ga? Ntar lo telat, anjir. Bangun dah buruan, udah jam segini. Masakan gue udah dingin woy elah."

Aku terus mengguncang-guncangkan tubuhnya.

Dia tetap tak memberikan respon.

Apa yang terjadi?

Kemudian aku segera mengecek nadinya. Tapi tak kutemukan detaknya.

Aku terus mencarinya.

Nihil.

Oh tidak. Apa yang terjadi? Oh tidak tidak tidak.

Aku segera meraih iPhone-ku dan menghubungi 911 untuk meminta ambulance.

Setelah menelepon 911, aku segera menghampiri Nicholas yang sudah sangat pucat. Aku menyesal kenapa dari pagi tak menyadari ada yang berbeda dari dirinya.

"Nic, stay with me. Stay please. I don't wanna lose you," kataku pada tubuh Nicholas yang sudah tak bergerak.

Aku terus memeluknya sampai para medis datang dan segera membawanya ke rumah sakit terdekat.

Emerald Hospital.

Tempat yang sama dimana aku dirawat beberapa waktu yang lalu.

Aku segera mengambil kunci mobil Nicholas dan mengikuti ambulance itu menuju rumah sakit.

Setelah memarkir mobilku, aku segera berlari masuk dan menanyakan ruangan Nicholas.

Aku sangat panik.

Hari ini seharusnya adalah hari bahagia kami.

Ada apa lagi?

Ada apa?

Kenapa dunia seakan tak ingin kami bahagia?

Rumah sakit ini terasa berbeda. Atmosfernya tidak membawa hawa yang indah, tapi justru membawa suasana yang terkesan menyeramkan.

Aku menunggu Nicholas di depan ICU.

Aku menangis sejadi-jadinya, menyadari bahwa ponselku penuh dengan pesan-pesan yang dikirimnya tadi malam ketika aku sudah tertidur.

"Hey girl, stay with me whatever happens."

"You know that I love you so much right?"

"I don't wanna lose you again. You're mine."

"Maafin gue, Rin. Kok malem ini berasa kaya malem terakhir gue bisa ngeliat muka lo lagi ya? Perasaan gue gaenak."

Hope [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang