[ 9 ]

1.8K 84 0
                                    

Karina's P.O.V

"Jadi cewe itu lo, Kar? Kenapa lo gapernah cerita sama gue?" tanya Nicholas kaget.

"Ya masa gue dateng ke kantor lo terus teriak-teriak 'weh Nicholasss, gue Karina yang waktu itu lo tolong di bandara, inget ga?'? Engga kan? Lagian gapenting lah lo tau. Gue sih berterimakasih banget, tapi lo juga keknya bodoamat kan. Jadi buat apa?" jelasku panjang lebar.

"Kar, lo tau ga sih, 5 tahun ini gue nyariin keberadaan lo, khawatir apa yang lo lakuin, khawatir gimana keadaan lo. Lo emang cantik banget, dari dulu sampe sekarang. Tapi lo berubah Kar. Karina yang dulu gue temuin di bandara tuh Karina yang lembut, yang masih polos gitu. Karina yang sekarang itu dingin, keras. Kemana sih Karina yang dulu Kar? Gue jatuh cinta sama Karina yang dulu," kata Nicholas.

Aku hanya menunduk, menjawabnya dengan lirih, "Karina yang itu .. sudah mati. Bersama-sama dengan kematian orangtuanya. Bersama dengan semua kebahagiaan yang ia punya."

"Ah udah sampe. Makasih ya Nic," kataku sambil membuka pintu dan langsung berjalan keluar menghindari tatapan mata Nicholas.

Aku langsung membuka tasku dan mencari kunci kamarku. Aku masuk, menutup pintu dan menguncinya. Kemudian aku terduduk menangis di balik pintu itu. Aku tau, Karina yang lucu, polos, lembut itu memang sudah tidak ada. Aku sendiri yang mengubur Karina yang lama itu. Aku membangun benteng yang kuat dan kokoh untuk menghindari sakit hati yang sama. Dan, benteng itu menghasilkan Karina yang sekarang. Dingin. Jutek. Jahat. Judes. Tidak peduli.

Aku sendiri merindukan Karina yang lama. Entah kenapa, ketika berada di dekat Nicholas, aku merasa, aku sedang menjadi Karina yang dulu. Tapi ini tidak boleh terjadi. Iya. Tidak boleh terjadi. Karena, Karina yang itu, sudah mati.

***

Pagi itu aku terbangun di pagi hari. Masih pukul 05:15. Aku terbangun dan segera minum segelas air putih yang terletak di meja samping tempat tidurku. Aku bangkit dari tempat tidurku kemudian mendengar ketukan pintu. Ketukannya hanya sekali. Aku segera berlari ke pintu dan membukanya. Kudapati sepucuk surat bertuliskan 'Mrs. Whitemiller' di depannya.

Kubuka perlahan surat itu. Duh, tunggakan biaya apartment. 'Jika tidak segera dibayar dalam 3 hari, apartment anda akan diambil alih oleh estate management.'

Aku harus bekerja dimana lagi supaya bisa mendapatkan penghasilan tambahan? Supaya aku bisa membayar tunggakan apartment ini. Padahal, ini sudah termasuk yang paling murah dan fasilitasnya paling sedikit. Tapi tetap saja aku kekurangan biaya untuk hal yang satu ini. Jika aku tidak bisa membayarnya, mau tinggal dimana aku?

Aku harus lembur setiap hari. Dengan cara inilah aku bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

Aku segera mandi dan memakai blouse biru muda dipadu dengan skinny jeans putih dan flatshoes merah-ku.

Aku segera keluar dan mengunci kamarku. Kemudian berjalan keluar apartment dan mencegat taxi.

"Skyline Entertainment, sir," ucap Karina.

"Okay," kata supir taxi itu langsung mengemudikan mobilnya ke tempat tujuan Karina.

Sesampainya di kantor, Karina berharap ia datang lebih pagi daripada Nicholas supaya ia bisa langsung memulai pekerjannya dan menghindari kontak langsung dengannya.

"Good morning, Mrs. Whitemiller," ucap seseorang.

Tapi gagal. Ternyata Nicholas sudah datang lebih dulu.

"Kok lo dateng pagi banget sih?" tanya Nicholas.

"Gue butuh gaji lembur," ucap Karina sambil berjalan melewati Nicholas dan langsung duduk di mejanya, memulai pekerjaannya.

"Lo ga harus gitu, Kar. Gue bisa bayarin semua utang apartment lu sekarang juga," kata Nicholas langsung mengangkat gagang telfonnya.

"Demi apa?" kata Karina kaget.

"Tapi ada syaratnya .." cengir Nicholas iseng. Ekspresinya sudah bisa menggambarkan ide iseng yang terbersit dalam otaknya.

"Apa?" tanya Karina jutek.

"Lo pindah ke apartment gue mulai besok. Besok. Am I clear?" tanya Nicholas.

"What?!" tanya Karina. "No way!"

"Ohh yaudah, gue gajadi bayarin tunggakan apartment lo itu," kata Nicholas ngeloyor pergi.

"Eh eh eh Nic! Iya iya iya. Syaratnya cuma pindah ke apartment lo doang kan? Yaudah, gue terima," kata Karina pasrah.

"Nah gitu dong," kata Nicholas sambil mengeluarkan hpnya.

Ia menelepon seseorang dan berkata beberapa patah kata.

"All done, Kar. Malem ini pack semua barang lo. Besok pagi lo libur. Gue jemput lo pagi-pagi buat ngurusin barang-barang lo," kata Nicholas tersenyum manis.

Nicholas's P.O.V

Akhirnya, gue berhasil ngajak Karina tinggal di apartment gue. Berhasil juga rencana gue buat bikin surat palsu itu. Dia pasti panik banget. Tapi bodo amat. Gue kan Nicholas Alexander. CEO Skyline Entertainment yang bisa mendapatkan apa aja yang dia mau. Termasuk Karina.

"Bro, besok bantu gue angkutin barang dari apartment cewe gue ke apartment gue ya. Doain supaya lancar juga rencana gue," kata Nicholas.

***

"Karina, udah jam 12. Makan yuk," kataku menyapa Karina.

"Gak, gabisa. Gue sibuk," jawab Karina tanpa melihat Nicholas sama sekali.

"Ayolah, Kar. Nanti lo sakit. Gue gabisa liat princess gue sakit. Apa perlu gue beliin makan supaya lo gaperlu keluar dari meja lo itu untuk makan?" candaku.

"Iya," jawab Karina singkat.

Whoa! Ganas juga. Tapi, kalo hal ini bisa buat dia mau makan, gue bakal lakuin juga.

Aku segera kembali ke ruanganku dan menelepon chinese restaurant favoritku dan memesan 2 porsi makanan. Satu untukku. Satu lagi untuk my princess.

Dia harus selalu aman di tanganku. Aku harus bisa menjaganya. Aku harus bisa meluluhkan hatinya. Aku harus bisa menerobos dinding tebal yang dia bangun. Aku harus bisa menjadi bagian penting dalam hidupnya, karena bagiku, dia adalah oksigenku. Kemanapun aku pergi, aku memerlukannya.

Hit.

I'm falling for her.

Hit.

Oh my, yes. I'm falling for Karina Whitemiller. Hard.

Hope [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang