[ 23 ]

1.3K 58 2
                                    

Nicholas's P.O.V

Aku sampai di gereja ini terlambat 30 menit.

Aku memarkirkan mobilku persis di depan gereja.

Aku terduduk lesu di kursi mobilku, mengistirahatkan kepalaku yang sudah berjuang keras berpikir selama seminggu ini di setir mobil.

Aku tau. Aku terlambat. Aku sudah menyia-nyiakan Karina seumur hidupku.

Axel menyia-nyiakan Cinta dulu.

Sekarang, Nicholas menyia-nyiakan Karina.

Kemudian aku melihat sosok wanita dengan gaun putihnya berlari keluar dari gereja.

Darahku mengalir kencang. Jantungku berdegup kencang.

Mungkinkah dia?

Aku segera merapikan pakaianku dan lari setelah Karina.

Semakin aku berlari, semakin aku yakin itu Karina. My angel.

Tapi Karina berlari lebih cepat. Entah bagaimana caranya berlari cepat dengan gaun itu.

Aku mengejarnya.

Aku berlari lebih kencang.

Tapi sebuah truk bermuatan kayu berkecepatan tinggi mengarah ke Karina. Aku tak sempat berlari menggapainya.

"AAAAAAAAHHHHH!" teriak Karina.

Aku tahu. Dia takkan bisa lari menghindar dari truk berkecepatan tinggi itu dengan gaun pengantinnya.

"KARIINAAAAA!" teriakku.

Lagi-lagi.

Aku terlambat.

Darah merah menyebar di jalanan, menodai gaun putihnya yang indah itu.

Badannya yang kecil itu terbaring tak berdaya di sana.

Truk itu hanya melaju kencang melanjutkan perjalanannya seakan tidak terjadi apa-apa.

Seketika itu juga, semua orang dalam gereja berhamburan keluar melihat apa yang terjadi.

Aku menjongkok kemudian menggendong tubuh kecil Karina masuk ke dalam mobilku.

Aku segera membawanya ke rumah sakit terdekat.

Ia harus selamat.

Karena, Axel takkan membiarkan Cintanya pergi lagi.

Aku melihat mobil Ray menyusul mobilku. Aku tak begitu peduli.

Keselamatan Karina-lah yang utama.

***

Hanya butuh 5 menit untuk sampai di Emerald Hospital.

Karina langsung mendapat penanganan darurat, melihat kondisinya yang cukup parah.

Beberapa menit kemudian Ray mendatangiku.

Ia tampak sangat kacau.

Tapi melihat mukanya, aku muak.

Ialah iblis yang ingin merebut kebahagiaan kami selama ini.

Ray memandangku dengan tatapan sinis.

"Jangan-jangan lo yang nabrak Karina ya? Brengsek! Adek macem apa lo ini?" bentak Ray tiba-tiba.

Ini orang gatau apa-apa, nyerocos aja. Ckck.

"Buat apa gue nabrak Karina coba? Gajelas lo. Lo itu yang brengsek. Kakak macem apa yang nikung adeknya sendiri?!" bentakku balik.

Hope [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang