[ 25 ]

1.4K 62 1
                                    

Karina's P.O.V

Aku ini sudah bahagia dengan adanya kamu di sini. Percayalah.

Kemudian ia mengeluarkan kotak beludru kecil dari sakunya, "So, will you do me the honor of being my wife?"

***

Aku termenung sejenak. Kaget.

"YES YES, I DO, I DO!" kataku sambil menahan ribuan tetes air mata.

Nicholas dengan bahagianya memakaikan cincin itu di jariku.

"I love you, my princess," katanya sambil memeluk erat diriku.

"I love you too," kataku.

Kemudian Nicholas mencium bibirku pelan.

Yeah, he kisses me under the light of a thousand stars.

I've never been loved like this before.

I love you.

***

Pagi ini aku terbangun dari tidur yang nyenyak ini.

Perasaan bahagia ini membuncah di dada.

Siapa yang tidak bahagia ketika mendapatkan cintanya kembali?

Siapa yang tidak bahagia ketika cintanya yang sejak bertahun-tahun lalu ada, tidak menjadi sia-sia?

Aku mendapati dia tidur nyenyak di sebelahku.

Mukanya yang terlihat sangat memelas membuatku gemas.

Aku bersyukur Tuhan menciptakan untukku seorang pria yang berparas dan berhati tampan.

Iya, pernikahan kami akan dilangsungkan minggu depan.

Siapa yang tidak bahagia?

Aku segera mengecup bibirnya kemudian turun dari kasur perlahan agar tak membangunkannya. Aku langsung mengambil bajuku kemudian menyambar handukku dan segera mandi.

Setelah itu aku segera turun ke bawah dan menuju dapur.

Aku ingin memasak omelette hari ini. Setelah mengumpulkan semua bahan-bahan yang kuperlukan, aku segera mulai memasak.

Beberapa menit kemudian, aku mendapati seseorang mencium pipiku dan merangkulku dari belakang.

Sudah bisa ditebak siapa dia.

"Tau orang lagi masak ga sih? Ntar lo bau masakan semua mampus deh," kataku cekikikan.

"Ah ntar gue bau juga lo tetep sayang kan," katanya pede.

"Pede banget gile, kalo gue bilang engga gimana," kataku tertawa sambil menyusun omelette di piring.

Dia hanya tertawa, "Emang yakin bisa bilang engga?"

Dia tau kelemahanku. Aku kemudian meringis, "Engga, hehe."

Kemudian ia langsung menciumku, "I love you. Jangan pernah pergi lagi."

"I love you too," kataku kemudian membalas ciumannya.

Siapa yang tidak bahagia diperlakukan seperti ini?

***

Siang ini aku berencana pergi ke cafe dekat apartment kami untuk menikmati kota sejenak.

Nicholas sudah berangkat kerja satu jam yang lalu, setelah aku bersikeras bahwa dia perlu ke kantor.

Setelah mengganti bajuku, aku segera menyetir mobilku ke cafe terdekat. Aku menyadari bahwa aku sudah tidak punya sahabat untuk refreshing bersama lagi. Aku merindukan Chelsea, aku yakin dia tidak sejahat itu. Dia pasti punya alasan lain mengapa dia melakukan hal itu padaku.

Hope [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang