Gabriella terduduk diam menanti langkah selanjutnya yang harus dilakukannya. Tenggorokannya terasa kering membutuhkan air untuk menghilangkan dahaganya. Para penculiknya seperti sengaja menyiksanya dengan tidak memberikan minuman baginya. Tangannya yang diikat mulai terasa pegal, namun dia masih bisa bertahan.
Dari bisik bisik pembicaraan yang didengarnya diketahui bahwa penculiknya telah menyurati suaminya Lord of Sherington dan meminta uang tebusan. Suaminya pasti sangat terkejut dengan nasib yang menimpa Gabriella. Baru sehari pernikahan mereka berlangsung, suaminya harus menghadapi masalah penculikan terhadap dirinya.
Mendengar jumlah uang tebusan yang diminta penculiknya, Gabriella hanya dapat menahan napas. dari mana suaminya akan mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat? Namun entah mengapa Gaby yakin suaminya akan datang menjemputnya.
Walaupun Sherington masih marah akibat perbuatan sepupunya kemarin malam, suaminya tidak akan meninggalkannya begitu saja. Sherington mencintainya, Gaby yakin itu. Yang perlu dilakukannya saat bertemu nanti adalah berbicara dari hati ke hati agar meluruskan semua hal buruk yang terjadi dan melupakannya.
"Kurasa aku melihat sebuah gerakan dari jalan setapak itu" ujar salah satu penjahat.
"Lord itu sudah datang? Sendirian? Ckckck, sangat cepat. Ayo kita keluar melihat dan berjaga di luar." jawab penculik satu lagi.
Gabriella senang mendengar bahwa suaminya telah datang menjemputnya, lalu menjadi sangat khawatir akan keselamatannya. Bagaimana bisa Sherington datang sendirian ke tempat sepi seperti ini? Apakah suaminya tidak berpikir jernih daan membawa nyawanya sendiri ke sarang penjahat?
Penjahat - penjahat ini tidak hanya menginginkan uangnya namun juga sesuatu yang lebih besar karena direncanakan dengan baik dan bersih. Gabriella masih berpikir siapa dalang dibalik penculikannya? Nyawa mereka berdua masih terancam walaupun uang tebusan dibayarkan kepada penjahat itu.
Tiba - tiba seorang penjahat memasuki gubuk tempat Gabriella duduk dan menariknya berjalan keluar. Sang penjahat berbisik pelan padanya "Suamimu datang dengan bodohnya mengantar nyawanya sendiri, nikmati malam terakhirmu melihatnya hidup, my lady" ejek suara itu sambil tertawa kecil.
Tidak! Dia tidak akan membiarkan itu terjadi. Para penjahat ini tidak hanya menginginkan uang tapi juga nyawa suaminya! Dia ingin berteriak meminta suaminya segera pergi meninggalkannya. Dia tidak ingin terjadi hal buruk apapun pada Sherington. Ditengah - tengah kekacauan pernikahannya, Gabriella tidak dapat menahan air matanya. Saat penutup wajah yang menutup matanya dibuka, dapat dilihatnya sosok Sherington yang dicintainya di ujung jalan setapak berdiri sendirian menatapnya.
POV Sherington
Sherington melihat mata Gabriella yang penuh air mata. Mata ekspresif itu menangis kembali. Sudah berapa kali dia membuat istrinya menangis? Pernikahan mereka membuat Gabriella tidak bahagia. Dia mengutuk dirinya sendiri.
"Sudah cukup, sekarang serahkan uang emas itu" Potong penjahat berbadan besar.
Sherington tersentak dan tersadar dari kesedihannya. Yang paling penting saat ini adalah fokus untuk menyelamatkan istrinya.
"Kau serahkan dulu istriku baru kuberikan uang ini" Jawab Sherington.
"Kau pikir kami bodoh? Bagaimana kami tahu kalau kamu memang tidak membawa senjata dan menodong kami setelahnya?" Teriak si penjahat ceking.
"Bagaimana kalau nanti kalianlah yang malah berkhianat dan menyakiti kami berdua?" tanya Sherington balik.
"Terserah kau saja my lord, yang pasti saat ini keselamatan istrimu ada di tangan kami" tantang si ceking sambil menodongkan pisau kecilnya ke leher Gabriella. Sherington dapat melihat siluet pisau yang mulai menggores leher istrinya

KAMU SEDANG MEMBACA
Unperfect Love
أدب تاريخيSeri pertama dari perfect series (Private) Viscount of Sherington, seorang lord dengan kekayaan melimpah namun memiliki kebiasaan buruk mabuk minuman keras. Lady Gabriella, gadis manis yang sedang mencari pasangan selama musim pesta.