Hari ini adalah hari terpenting dalam hidup Gabriella. Dia akan menikah dengan orang dicintainya dan akan menjadi Lady Sherington.
Sudah beberapa hari dia tidak bertemu dengan calon suaminya dan membuat hatinya berdebar untuk melihatnya. Gaby tidak dapat tidur nyenyak setiap malam karena gelisah menunggu upacara pernikahan yang akan diadakan pagi ini.
Acara pernikahan akan diadakan di balai kota London dan disaksikan para tamu undangan dari kalangan bangsawan hingga kerajaan. Pangeran juga berencana hadir untuk menyaksikan pernikahan termahal musim ini dari garis keturunan bangsawan tertua Lord Sherington. Uskup agung direncanakan hadir untuk memberkati pernikahan Lord of Sherington.
Gabriella sudah bangun sejak pagi dan berada di ruang tunggu untuk memulai persiapan pernikahannya. Gaun pengantinnya berwarna putih dijahit oleh perancang kenamaan London dalam hitungan hari. Gaunnya berpotongan minimalis dengan kerah tinggi dihiasi rajutan benang perak disepanjang gaunnya. Pita mungil menambah keanggunan gaun putih itu. Gaun itu membuat Gabriella tampak elegan dan bersinar. Mahkota kecil Sherington bertengger di kepalanya menambah kilau rambutnya yang tergerai lepas dan dihiasi sederet bunga putih yang menambah keanggunan mahkotanya.
Jam diruangan berbunyi 9 kali menandakan ia harus segera keluar untuk menemui calon suaminya di altar pernikahan. Pamannya Kolonel Albert menjemputnya untuk mendampingi dan membawa Gabriella ke calon suaminya. Gabriella hanya dapat tersenyum saat pamannya memuji kecantikannya dan mengatakan betapa beruntungnya Sherington mendapatkan dirinya.
Gabriella berjalan memasuki tempat upacara. Gabriella menarik nafas panjang gugup dan menundukkan kepalanya sambil melangkah perlahan dibimbing pamannya menuju altar dimana Lord of Sherington menunggunya. Semua tamu berbisik saat melihat pengantin wanita memasuki ruangan. Sayup sayup Gabriella mendengar bisikan para tamu.
"Wanita yang cantik dan lelaki yang tampan...." bisik satu suara di sebelah kanan Gabriella.
"Ya, kukira pernikahan mereka dipaksakan karena Sherington terkenal hanya sebagai peminum berat, namun ternyata......."bisik suara di depan kanan.
"Ya, dengan calon suami setampan dan sekaya itu, aku juga bersedia menjadi istri Sherington walaupun ia seorang pemabuk" Jawab suara wanita lain dengan genitnya.
Tampan? Gabriella memang menganggap calon suaminyalah pria tertampan karena rasa cintanya namun baru kali ini mendengar ada orang lain yang memuji calon suaminya seperti itu.
Terdengar bisikan lagi "Aku tidak tahu Lord Sherington setampan itu saat semua bulu itu disingkirkan! Ahh, aku menyesal tidak mengetahui ada wajah menawan dibalik brewoknya itu." Ucap satu suara lagi.
Gabriella yang mendengar bisik para tamu perlahan mengangkat matanya untuk melihat calon suaminya.
Gabriella terkejut melihat Lord Sherington berdiri menunggunya di depan altar tanpa janggut dan kumis tebalnya!
Wajah Sherington tampak bersih tanpa brewok tebalnya. Rambut hitamnya dipotong rapi bersih dan terlihat sangat tampan.
Apakah benar itu Lord of Sherington yang akan menikahinya hari ini? Gabriella tidak menyangka sang lord mencukur semua janggutnya dihari pernikahannya. Pantas saja semua orang berbisik bisik iri dengan pernikahannya.
Gabriella hanya terpana dan berjalan pelan sambil terus menatap mata lord sherington yang juga tidak berhenti melihat Gaby dengan sinar kagum dimatanya.
Kejutan yang menyenangkan dan menyedihkan pikir Gabriella. Gabriella senang karena calon suaminya bersedia memotong janggut kesayangannya untuk tampil rapi dan menawan dihari pernikahan mereka. Namun Gabriella juga merasa kesal dan sedih karena semua tamu wanita menatap calon suaminya dengan pandangan memuja. Sekarang saingannya bukan hanya lady Rosalin namun seluruh wanita penggoda di London.
Pov Sherington
Sherington bangun dengan segar. Hari ini adalah hari yang paling ditunggunya sejak dia menyadari cintanya kepada Gabriella. Dia telah merencanakan hari pernikahannya dengan keinginan untuk menjadi calon suami yang pantas untuk Gabriella. Disingkirkannya semua prasangka buruk di hari sebelumnya.
Sudah diputuskannya untuk tampil lebih rapi pada hari pernikahannya yang hanya sekali seumur hidupnya. Dibantu Sebastian, dirapikannya janggutnya sehingga tidak tersisa sedikitpun janggut di wajahnya. Dengan tersenyum simpul dia siap memulai kehidupan pernikahannya bersama Gabriella.
Saat jam berdentang menunjukkan pukul delapan pagi, Sherington menaiki keretanya dan berjalan menuju balai kota London. Sesampainya di sana, Sherington langsung memasuki tempat upacara dan menunggu pengantinnya di depan altar.
Semua tamu undangan tampak terkejut dengan penampilan barunya. Sherington terus menerus menatap jam di depannya yang berjalan sangat lambat. Yang ada dipikirannya saat ini hanya kapan pengantin kecilnya akan datang? Dia sudah rindu ingin melihat Gabriella setelah tidak bertemu selama beberapa hari. Sherington tidak menyadari bahwa para tamu wanita juga sibuk berbisik dan menatap sang lord dengan mata penuh pemujaan.
Saat Gabriella memasuki ruangan, Sherington langsung menatap terpana. Calon istrinya terlihat anggun dan cantik dengan gaun pengantin putih yang dipakainya. Mahkota Sherington menambah keanggunan Gabriella dan membuat dia terlihat seperti peri dari dunia lain.
Saat Gaby mengangkat wajah dan menatap matanya, Sherington merasa dunia hanya milik mereka berdua. Sinar mata Gabriella yang indah menyihirnya dan membuatnya merasa semakin jatuh cinta kepada gadis ini. Sherington tersenyum lebar sambil menatap pengantinnya yang berjalan ke arahnya perlahan lahan. Dia tidak sadar bahwa senyumannya itu membuat para tamu wanita mendesah senang memuja sang pengantin pria.
Gabriella telah berada dihadapannya, diulurkan tangannya untuk membimbing Gabriella berdiri disampingnya. Sherington dapat merasakan tangan sang gadis dingin dan gugup. Dia berusaha menenangkannya dengan mencium tangan calon istrinya mesra.
"Kau terlihat sangat cantik hari ini dan aku adalah pria paling beruntung di dunia" bisik Sherington lembut.
Hilang semua kegelisahan di hati Gabriella. Gaby tersenyum senang mendengar pujian Sherington dan berdiri dengan bersemangat disampingnya agar upacara pernikahan dapat segera dimulai. Upacara pernikahan berjalan khidmat dan diakhiri dengan ciuman yang terlalu lama menurut waktu kesopanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unperfect Love
أدب تاريخيSeri pertama dari perfect series (Private) Viscount of Sherington, seorang lord dengan kekayaan melimpah namun memiliki kebiasaan buruk mabuk minuman keras. Lady Gabriella, gadis manis yang sedang mencari pasangan selama musim pesta.