Pagi harinya Gabriella langsung diminta menemui ibunya di ruang keluarga. Gaby belum sempat mengirim surat kepada Baron maka di simpannya surat itu di kantong baju paginya. Gabriella menunggu waktu yang tepat untuk mencari kurir agar surat itu sampai tepat waktu.
Gabriella tiba di ruang keluarga dan ibunya sedang menunggunya di meja tengah."Selamat pagi ibu"ucap Gabriella.
"Duduklah sayang". Perintah ibunya. Gabriella duduk dan menanti ibunya bicara.
"Kau tahu sayang, Lord of Sherington telah menyatakan keinginannya untuk menikahimu segera dan kupikir setelah adegan yang terjadi kemarin malam, kau seharusnya merasa tersanjung dengan lamaran itu." Ungkap ibunya.
"Tapi ibu, aku tidak mencintainya dan yang kutahu dia mencintai lady lain."bantah Gabriella.
"Tidak diperlukan cinta dalam pernikahan sayang, kau hanya perlu melakukan kewajibanmu untuk memberikan keturunan pada Lord itu dan menikmati statusmu sebagai Lady Sherington." Ujar ibunya.
"Tapi ibu......."Gabriella mencoba membantah kembali namun ibunya memotong pembicaraannya.
"Cukup Gabriella, kau sudah mendapatkan calon suami terbaik. Lagipula umurmu sudah lebih dari cukup untuk menikah. Tahun depan merupakan season untuk adikmu tampil, jadi lebih baik kau sudah menikah tahun ini agar tidak mengganggu season Faby tahun depan." Tekan ibunya.
Gabriella hanya terdiam dan berpikir dia akan membebani keluarganya apabila tahun depan belum menikah. Belum lagi skandal dan gosip yang akan mencoreng nama keluarganya bila dia tidak segera menikah dengan Lord Sherington akan membuat debut adiknya terhambat.
"Sekarang bersiaplah, aku akan meninggalkanmu disini. Lord Sherington sudah menunggu diruang sebelah untuk berbicara denganmu. Terima lamarannya untuk kepentinganmu dan keluarga kita Gaby. Ingat itu!"tekan ibunya, kemudian pergi meninggalkannya sendiri di ruang itu.
"Tok...tok..." terdengar bunyi pintu di ketuk dan Lord Sherington masuk dan berjalan ke arah Gabriella.
"Apa kabar Lady Gabriella?" tanya Sherington
Gabriella melihat lelaki didepannya masih sedikit mabuk dengan janggut brewok dan mata merah. Apakah sang lord juga terpaksa melakukan pernikahan ini? tanya Gabriella dalam hati.
Pasti sangat terpaksa, Sherington sangat mencintai Lady Rosalin sejak mudanya dulu. Namun sekarang saat mereka bertemu kembali, cinta keduanya tetap tidak bisa bersatu karena skandal yang terjadi kemarin malam. Sangat mengerikan, dua orang yang tidak saling mencintai disatukan dalam ikatan pernikahan akibat skandal yang dirancang oleh ibunya.
"Baik my lord, kuharap anda juga dalam keadaan sehat." Jawab Gabriella.
"Aku kemari untuk mempertanggungjawabkan kejadian yang terjadi kemarin malam my lady. Tanpa mengurangi rasa hormatku, bersediakah anda menikah denganku dan....dan........."Lord Sherington memegang kepalanya karena merasa pusing akibat minum terlalu banyak 2 hari ini. Kalimat lamarannya terhenti dan dia lupa harus memulai dari mana.
Gabriella melihat sang lord masih belum sadar benar dari mabuknya. Kalimat lamarannya terhenti dan lord itu masih terlihat linglung untuk meneruskkan lamarannya.
Tanpa basa basi, Gabriella mengambil air putih dan menyerahkannya ke Sherington agar lebih rileks. Selain itu dia memanggil pelayan untuk menyiapkan kopi bagi Sherington.
"Maafkan saya my lady, kurasa aku masih dibawah pengaruh alkohol saat ini. Jadi, maukah anda menikah denganku Lady Gabriella?" Ungkap Sherington langsung tanpa embel-embel apapun.
Gabriella memegang erat surat yang akan dikirimkannya kepada Baron. Lamaran aneh yang diajukan lord Sherington membuatnya sedikit kecewa. Namun Gabriella harus mengambil keputusan segera, dengan menganggukkan kepalanya Gabriella menerima lamaran tersebut.
"Baiklah my lord, saya menerimanya dan merasa tersanjung."jawab Gabriella.
Sherington mengambil cincin stempel yang ada di jarinya dan memasangkannya ke jemari Gabriella sebagai tanda pertunangan.
"Aku akan menyiapkan cincin yang baru sesuai ukuranmu nanti my lady."jelas Sherington sambil mengecup jari Gabriella yang telah dipasang cincin pertunangannya.
Gabriella merasakan aliran yang menggelitik hatinya saat Sherington mengecup tangannya yang tidak memakai sarung tangan pagi ini. Janggut dan bibir Sherington terasa menggelitik saat mengecup tangan Gabriella dan membawa aliran hangat yang membuat wajahnya memerah.
Gabriella memalingkan wajahnya agar Sherington tidak dapat melihat bila wajahnya sudah memerah seperti udang rebus.
Sherington melihat Gabriella memalingkan wajahnya. Sherington berfikir mungkin sang lady merasa tidak senang harus menerima lamarannya untuk menghindari skandal ini. Sherington memaklumi hal tersebut, bagaimana seorang lady dengan bakat segudang seperti lady Gabriella mau menikah dengannya yang hanya bisa mabuk dan brewokan.
Gadis seusia Gabriella menginginkan gentlement yang bersih dan bebas dari alkohol. Bahkan mungkin saja Gabriella sudah memiliki tambatan hati sebelumnya. Sherington hanya bisa berpikir bahwa dia akan memberikan yang terbaik bagi gadis ini saat menjadi istrinya nanti.
Lady Beatrix datang setelahnya seakan tahu bahwa pertunangan telah resmi dan meminta Lord Sherington agar mengumumkannya segera di koran nasional segera. Sherington sudah mempersiapkan hal itu dan berencana untuk mendeklarasikan pertunangannya dikoran dan pesta minggu depan.
Gabriella hanya diam mendengarkan ibunya berbicara dan melihat cincin pertunangan dijarinya tanda dia telah mengikat janji dengan seorang pria untuk menikah. Pria itu adalah Lord Sherington. Digenggamnya surat yang tidak jadi dikirimnya.
Setelah pembicaraan yang tiada henti, Gabriella memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Dia berpamitan dan membiarkan ibunya dan Lord Sherington merencanakan semuanya. Sebelum memasuki kamarnya, dibuangnya suratnya tadi.
Adiknya telah menunggu didalam sambil berseru "apa yang terjadi kak?apakah surat itu sudah kau kirim?bagaimana dengan Lord Sherington?"tanya Faby.
Gabriella hanya menunjukkan cincin stempel pertunangannya yang menandakan bahwa dia menerima lamaran Sherington. Faby mulai meracau dan bertanya banyak hal namun kakaknya hanya terdiam dan membaringkan badannya letih.
Faby yang menyadari bahwa kakaknya membutuhkan waktu sendiri, meninggalkan kamar itu untuk mencari jawaban atas pertanyaannya dari ibunya.
Pov Sherington
Sherington menemui sahabatnya di taman. Sambil menghisap cerutunya. Hemington langsung merongrong Sherington dengan pertanyaan.
"Jadi kau sekarang sudah bertunangan juga sohib?" Tanya Hemington.
"Ya, aku melamar gadis itu dan dia menerimanya. Ini merupakan pertunangan yang masuk akal seperti halnya pertunanganmu sobat."jawab Sherington.
"Yah, diusia kita ini menikah untuk keturunan lebih penting daripada cinta yang hanya untuk anak kecil."jelas Hemington.
Namun Sherington membantah dalam hati, pernikahannya bukan hanya ikatan biasa. Ada suatu perasaan yang kuat terjalin dari dirinya untuk lady Gabriella. Yah, seiring berjalannya waktu, Sherington akan menemukan apa nama perasaan itu.
"Jadi bagaimana dengan Lady Rosalin?" Hemington mengingatkan.
"Aku belum dan tidak memulai hubungan apapun lagi dengannya, dan kurasa perhiasan yg kubelikan untuknya kemarin cukup untuk mengakhiri apapun yang belum dimulai itu."jawab Sherington.
"Jadi, apakah kita akan menikah di waktu dan tempat yang sama?"tanya Hemington penasaran.
"Kurasa aku harus segera menikah di akhir season ini untuk menghindari gosip apapun nanti. Jadi buatkan pesta bujangan terbaik untukku teman."ujar Sherington sambil tersenyum.
"Cih, itu berarti aku dilangkahi olehmu karena skandal?"jawab Hemington enteng.
![](https://img.wattpad.com/cover/62413843-288-k933700.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unperfect Love
أدب تاريخيSeri pertama dari perfect series (Private) Viscount of Sherington, seorang lord dengan kekayaan melimpah namun memiliki kebiasaan buruk mabuk minuman keras. Lady Gabriella, gadis manis yang sedang mencari pasangan selama musim pesta.